TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Seseorang Enggan Mencari Bantuan Perawatan Mental

Selain biaya, ada pula beberapa faktor lainnya

ilustrasi psikolog (pexels.com/Alex Green)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas memiliki indikasi gangguan kesehatan mental. Kelompok usia yang sama juga diketahui mengalami depresi sebanyak 12 juta jiwa lebih. 

Tingginya angka tersebut membutuhkan perhatian khusus untuk membantu seseorang  mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Perawatan melalui psikoterapi adalah salah satu metode pengobatan efektif untuk berbagai jenis gangguan mental. Namun, sayangnya masih ada stigma dan miskonsepsi tentang menjalani terapi kesehatan jiwa yang mengakibatkan banyak orang enggan mencari pertolongan.

Inilah beberapa alasan kenapa seseorang enggan mencari bantuan perawatan mental dari ahlinya.

1. Khawatir akan penilaian

ilustras konseling dengan psikolog (pexels.com/Alex Green)

Menurut pelatih kesehatan Lindsay Raffaele, hambatan paling besar bagi orang yang membutuhkan perawatan kesehatan mental, adalah merasa harus menerima penilaian dari orang lain, terutama takut dianggap lemah. 

"Zaman sekarang, masyarakat terlalu fokus pada hal yang lebih besar, lebih baik, lebih cepat, dan lebih kuat. Ini membuat mencari bantuan untuk kesehatan mental dapat dianggap lemah," jelas Raffaela kepada Thrive Works.

Anggapan itu harus dibuang jauh-jauh karena itu biasanya muncul dari gagasan yang kita tanamkan ke diri sendiri, bukan suatu fakta atau bahkan tidak terjadi. Saat kita menciptakan ruang untuk pola pikir yang lebih positif, banyak kekhawatiran lain yang justru akan menemukan tempatnya dan lebih mudah untuk ditangani. 

Nah, pada akhirnya, mencari bantuan untuk kesehatan mental atau masalah kesehatan apa pun tidak boleh dianggap lemah. Karena justru sebaliknya, ini adalah langkah proaktif untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. 

Baca Juga: Mengenal Terapi Humanistik, Bagian dari Psikoterapi

2. Keragu-raguan

ilustrasi curhat (pexels.com/John Diez)

Kendala lain yang mencegah orang mencari perawatan kesehatan mental adalah keraguan tentang keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Keragu-raguan itu biasanya berdasarkan pengalaman buruk yang pernah didengar dari orang lain. 

Misalnya, kamu mendengar testimoni dari pengalaman negatif kenalanmu yang mencoba perawatan dengan penyedia kesehatan, tetapi profesional tersebut belum menggunakan perawatan yang sesuai untuk jenis gangguan tertentu.

Pengalaman yang tidak memuaskan itu bisa memengaruhi penilaian pribadi yang mencegah untuk pergi ke ahli kesehatan jiwa karena meragukan keberhasilan perawatannya. Dalam hal ini, seseorang yang berniat melakukan sesi terapi dianjurkan untuk memeriksa latar belakang keilmuan dan kredibilitas ahli, serta meminta rekomendasi dari pihak yang bisa dipercaya.

3. Kebanggaan diri

ilustrasi frustrasi (pexels.com/Alex Green)

Kadang-kadang rasa bangga yang cenderung menjadi kesombongan juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Ketika misalnya, seseorang yang sulit mengakui bahwa ia membutuhkan bantuan profesional dan memilih menyerah pada proses pengobatan.

"Terkadang orang berpikir kalau mereka harus bisa memecahkan masalah tanpa masukan dari tenaga profesional," kata psikolog Lisa Larsen. 

Hal itu, menurut Larsen, disebabkan karena adanya stigma terhadap penyakit jiwa dan banyak orang yang tidak ingin dianggap memiliki jiwa yang bermasalah. Ironisnya, padahal terapi sebenarnya bisa membantu mengurangi rasa sakit pada orang yang merasakan gangguan kejiwaan

Keengganan untuk mengakui penderitaan yang dirasakan juga bisa disebabkan karena ketakutan untuk menghadapi rasa sakit dari peristiwa masa lalu. Akan tetapi, sekali lagi, tampaknya lebih masuk akal dan lebih sehat untuk mengatasi trauma peristiwa masa lalu, sehingga itu tidak memiliki pengaruh negatif pada kehidupan mendatang.

Menghadapi luka lama juga lebih baik daripada terus menekan atau menyangkal peristiwa yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah kembali. 

4. Adanya rasa takut

ilustrasi terapi (pexels.com/cottonbro)

Alasan utama lainnya yang membuat orang menghindari terapi adalah ketakutan yang disimpan sendirian. Misalnya takut akan perubahan, takut akan hal yang tidak diketahui, atau takut bahwa itu bisa mengakhiri hubungan dengan teman, keluarga, dan orang yang dicintai. 

Seorang terapis berpengalaman, Sarah Thacker mengatakan bahwa ketakutan itu juga bisa merupakan bentuk dari ketidakberanian untuk merasakan emosional dan menerima penghakiman. Menjadi rentan itu sulit, sedangkan terapi membutuhkan keterbukaan dan kejujuran, yang mana itu tidak bisa secara alami dikuasai semua orang. 

Namun, begitu orang menemukan terapi sebagai tempat yang membuatnya merasa diterima dan aman untuk membuka diri, itu bisa menjadi suatu langkah positif yang besar.

Seseorang akan merasakan pertumbuhan, kenyamanan, dan kemudahan yang dapat diciptakan oleh terapi yang bisa membantu menjadi yang terbaik bagi diri mereka sendiri. 

Baca Juga: 9 Metode Psikoterapi Terunik di Dunia, Ada yang Telanjang 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya