TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kepercayaan tentang Diet dan Berat Badan yang Ternyata Keliru!

Malah bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius

pexels.com/Pixabay

Setiap orang ingin memiliki dan mempertahankan berat badan yang ideal. Namun, sayangnya banyak yang mencapainya dengan cara yang keliru atau percaya mitos yang tak terbukti kebenarannya. Mungkin ini bersumber dari nasihat atau omongan dari mulut ke mulut. 

Misalnya melangsingkan badan dengan mengeliminasi makanan berlemak dan berkarbohidrat, cuma mengonsumsi makanan dalam bentuk cairan seperti jus, atau olahraga gila-gilaan. Nyatanya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan dalam diet. 

Penting untuk diketahui, berikut ini adalah beberapa kepercayaan atau mitos tentang diet dan berat badan yang ternyata keliru. Wajib disimak, nih!

1. Makanan berlemak tinggi tidak sehat

pixabay.com/RitaE

Buat yang sedang diet untuk menurunkan berat badan, kamu mungkin bertanya-tanya apakah lemak benar-benar buruk bagi kesehatan dan bisa bikin berat badan naik. Faktanya, tubuh kita butuh lemak dari makanan.

Melansir Harvard Health Publishing, lemak adalah sumber energi utama. Lemak membantu tubuh menyerap beberapa vitamin dan mineral. Lemak dibutuhkan untuk membangun membran sel, bagian luar vital setiap sel, dan selubung yang mengelilingi saraf. Ini penting untuk pembekuan darah dan pergerakan otot.

Untuk kesehatan jangka panjang, beberapa lemak lebih baik dari jenis lemak lainnya. Lemak baik termasuk lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. Yang perlu dihindari adalah lemak trans buatan industri.

Baca Juga: Life Hack! Terapkan Trik Ini supaya Berhasil Turun Berat Badan

2. Makan dalam porsi kecil

pexels.com/Craig Adderley

Memang benar bahwa mencerna makanan dalam jumlah sedikit dapat meningkatkan metabolisme. Akan tetapi, jumlah total makanan yang kamu konsumsi juga menentukan jumlah energi yang dikeluarkan selama proses pencernaan.

Dalam sebuah penelitian oleh tim peneliti dari Ben-Gurion University of the Negev, Israel, temuan studi membantah anggapan tersebut. Saat lapar, terutama ketika diet, seseorang cenderung tidak tertipu oleh ukuran piring, lebih memungkinkan untuk menyadari bahwa mereka makan lebih sedikit dan lebih cenderung makan berlebihan di kemudian hari.

Makan dalam porsi kecil ataupun besar nyatanya tidak berpengaruh pada penurunan dan penambahan berat badan. Namun, dalam kondisi sehat, makan dengan porsi kecil tidak menjadi masalah selama kamu mampu memenuhi kebutuhan energi tubuh.

3. Harus kurus agar sehat

pexels.com/Ketut Subiyanto

Sebagian besar orang beranggapan bahwa orang yang obesitas memiliki lebih besar risiko kesehatan. Padahal, orang dengan tubuh kurus juga tetap memiliki risiko yang sama, lho.

Melansir laman diabetes.co.uk, sebuah penelitian di Amerika Serikat dan Inggris telah menemukan bahwa apa yang disebut "gen tanpa lemak" bisa berarti bahwa orang kurus, kurang sehat daripada mereka yang diklasifikasikan sebagai obesitas, dan menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar terhadap kondisi seperti itu. Mereka juga rentan terhadap penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.

Sederhananya, bukan hanya individu yang memiliki kelebihan berat badan yang memiliki kecenderungan untuk terkena penyakit metabolik ini.

4. Suplemen serat adalah pengganti yang baik untuk makanan berserat tinggi

pixabay.com/Bruno /Germany

Saat ini, kita bisa dengan mudah menemukan berbagai macam suplemen di pasaran, termasuk suplemen serat. 

Menurut sebuah studi dalam jurnal Nutrition Today tahun 2015, suplemen serat tidak dianggap memiliki manfaat kesehatan yang sama dengan serat makanan yang utuh dan intrinsik dalam makanan utuh.

Manfaat kesehatan yang terbukti secara klinis untuk suplemen serat dikaitkan dengan hanya sebagian kecil produk serat yang dipasarkan yang dapat memberikan manfaat untuk kesehatan.

5. Semua smoothie dan jus itu sehat

freepik.com/jcomp

Tidak ada salahnya kalau kamu mengonsumsi smoothie atau jus setiap hari. Namun, konsumsi keduanya tidak menjamin kita benar-benar sehat dan terhindar dari risiko berbagai penyakit ataupun kenaikan berat badan.

Melansir Nutritionstudies, orang yang mengonsumsi smoothie dan jus biasanya menggunakan buah-buahan agar rasanya enak dan segar. Kepadatan energi buah mengerdilkan kepadatan energi sayuran, dan smoothie ini biasanya mengandung gula yang cukup tinggi. 

Pertimbangkan bahwa dengan mengonsumsi buah dan sayuran dalam bentuk cair mungkin menciptakan rasa kurang kenyang, dan selanjutnya kita akan makan lebih banyak kalori di siang hari daripada jika makan bahan-bahan itu sebagai makanan padat.

Mempertimbangkan faktor-faktor ini, kamu perlu mewaspadai bahaya tersembunyi dari konsumsi smoothie dan jus yang rutin pada orang-orang yang sedang berupaya mengurangi berat badan, punya diabetes, atau memiliki kadar trigliserida tinggi dalam tubuh.

6. Makanan tinggi kolesterol tidak sehat

pexels.com/Rania alhamed

Melansir Cleveland Clinic, tubuh menciptakan kolesterol dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang bisa kita makan, jadi menghindari makanan yang tinggi kolesterol tidak akan terlalu memengaruhi kadar kolesterol darah kita.

Sebaiknya, batasi asupan lemak jenuh makanan dan fokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein hewani tanpa lemak, atau sumber protein nabati.

Baca Juga: 7 Kesalahan Memasak yang Bikin Berat Badan Naik, Gak Sehat lho!

Verified Writer

Tyara Motik

The beginner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya