Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Benar Daging Kambing Bisa Menyebabkan Panas Dalam?

ilustrasi potongan daging kambing ;(freepik.com/author/freepik)
ilustrasi potongan daging kambing ;(freepik.com/author/freepik)
Intinya sih...
  • Panas dalam menggambarkan gejala seperti tenggorokan kering, sariawan, dan bibir pecah-pecah.
  • Gejala panas dalam bisa muncul setelah mengonsumsi daging kambing, terutama jika tidak diimbangi dengan cukup serat dan cairan. Namun, konsumsi daging kambing sendiri itu bukanlah penyebab langsung panas dalam.

Beberapa orang percaya bahwa mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan panas dalam. Panas dalam sendiri menggambarkan gejala seperti tenggorokan kering, sariawan, dan bibir pecah-pecah.

Sebagai antisipasi, tak heran beberapa orang setelah menyantap sajian daging kambing merasa perlu menetralkannya dengan mengonsumsi air kelapa atau mentimun.

Pertanyaannya, apa benar daging kambing secara medis bisa menyebabkan panas dalam, atau ini hanyalah mitos? Berikut jawaban dari ahli.

1. Panas dalam bisa dicegah dengan pola makan seimbang

ilustrasi teh jahe (freepik.com/jcomp)
ilustrasi teh jahe (freepik.com/jcomp)

Secara medis, istilah "panas dalam" memang tidak dikenal. Namun, gejala seperti tenggorokan kering, sariawan, atau sembelit bisa muncul setelah mengonsumsi daging kambing, terutama jika tidak diimbangi dengan cukup serat dan cairan.

Kandungan lemak jenuh yang tinggi dalam daging kambing, ditambah cara memasak yang menggunakan banyak minyak atau rempah, bisa memperberat kerja saluran pencernaan.

Menurut ahli gizi Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz, sekumpulan gejala tersebut bisa dicegah dengan pola makan seimbang. Ia menyarankan untuk mengonsumsi sayur atau buah tinggi air seperti mentimun dan semangka, serta menghindari minuman berkafein atau bersoda setelah makan.

"Minum air putih hangat atau air kelapa muda. Tambahkan jahe atau daun kemangi dalam masakan untuk efek menetralkan panas," jelasnya saat dihubungi IDN Times (3/5/2025).

2. Daging tinggi lemak dan menyimpan risiko kesehatan

ilustrasi sate kambing (pixabay.com/pixabay)
ilustrasi sate kambing (pixabay.com/pixabay)

Daging kambing kaya akan protein, menyediakan sekitar 25 gram protein per 100 gram daging panggang, dan mengandung lemak sekitar 16–21 persen, tergantung bagian daging dan cara pengolahannya. Meski tinggi nutrisi, tetapi konsumsi berlebihan daging merah, termasuk daging kambing, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis.

"Mengonsumsi daging merah dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kontaminan dalam daging, terutama yang terbentuk saat daging dimasak terlalu matang atau hangus," Arif menjelaskan.

Namun, menurut Arif, konsumsi daging kambing dalam jumlah wajar dan dimasak dengan cara sehat tetap aman. Memanggang tanpa membakar berlebihan dan mengurangi bagian lemak bisa mengurangi potensi risiko sekaligus mempertahankan manfaat gizinya.

3. Tips sehat mengonsumsi daging kambing

ilustrasi kol gulung isi daging kukus (freepik.com/topntp26)
ilustrasi kol gulung isi daging kukus (freepik.com/topntp26)

Arif menekankan bahwa daging kambing bukan sumber protein yang jahat. Mengonsumsi daging kambing tidak harus berdampak buruk bagi kesehatan, asalkan diolah dan disajikan dengan cara yang tepat.

Arif menyarankan untuk memilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, mengukus, atau memanggang ringan. Ini membantu mengurangi pembentukan senyawa berbahaya yang bisa muncul saat daging dimasak pada suhu sangat tinggi.

"Konsumsi daging kambing tanpa lemak yang dimasak secara ringan dalam jumlah sedang kemungkinan besar aman dan menyehatkan," jelasnya.

Selain itu, perhatikan porsinya. Makan dalam jumlah sedang, misalnya sekitar 70-100 gram per porsi, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian. Dengan pengolahan dan porsi yang tepat, daging kambing bisa menjadi bagian dari pola makan yang sehat.

Daging kambing bukan penyebab utama “panas dalam”, melainkan cara konsumsi dan pengolahannya yang perlu diperhatikan. Dengan porsi yang tepat, teknik memasak yang lebih sehat, kamu tetap bisa menikmati sajian kambing tanpa khawatir mengganggu kesehatan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us