Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Diet Portfolio? Konon Bisa Turunkan Kolesterol

ilustrasi menu diet (pexels.com/Vo Thuy Tien)

Tren diet portofolio sebagai pola makan sehat kian ramai diperbincangkan. Konon aturan makan ini dikatakan dapat membantu menurunkan kolesterol dan risiko penyakit jantung. Namun, sebetulnya apa itu diet portofolio?

Sederhananya, diet portofolio merupakan pengaturan pola makan yang menganjurkan untuk lebih banyak makan tanaman. Namun, tanaman yang seperti apa yang dimaksud dan bagaimana aturan konsumsinya? Berikut penjelasan lengkapnya buatmu.

Apa itu diet portofolio?

ilustrasi diet (freepik.com/prostooleh)

Diet portofolio merupakan pola makan yang dikembangkan oleh seorang dokter bernama David JA Jenkins, MD. dan timnya dari Universitas Toronto. Sederhananya, diet ini dilakukan dengan mengonsumsi lebih banyak makanan nabati alias tanaman. 

Sesuai klaim yang beredar, diet ini memang dirancang untuk membantu menurunkan kolesterol. Secara spesifik, menurunkan LDL alias kolesterol jahat dan trigliserida. Diet portofolio mengombinasikan makanan atau senyawa dalam tanaman yang dikenal berkhasiat menurunkan kolesterol.  

Dr. Jenkins dan timnya melakukan studi untuk menguji efektivitas diet portofolio. Dalam salah satu studi pada pasien hiperlipidemia, diet portofolio selama sebulan dikatakan bisa menurunkan kolesterol LDL 28—35 persen. Persentase penurunannya dapat meningkat seiring konsistensi menjalankan dietnya. 

Cara diet portofolio

Diet portofolio tidak mengatur kapan kamu makan, tetapi lebih seperti gambaran besar terkait apa yang dikonsumsi. Pada penerapannya, diet ini berfokus pada 4 bahan utama, yaitu:

  • Protein kedelai
  • Sterol tumbuhan (fitosterol)
  • Kacang pohon
  • Serat larut.

Konsep diet portofolio terhitung tidak ribet. Cukup ganti menu harian dengan makanan yang mengandung poin di atas. Namun, makanan seperti apa yang mengandung empat poin di atas?

Protein kedelai mungkin sudah akrab terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Nah, nutrisi tersebut bisa didapatkan dari tahu, tempe, susu kedelai, dan olahan lainnya. Sementara itu, sterol tumbuhan secara alami ditemukan pada buah, sayur, biji-bijian utuh, dan kacang.

Diet ini juga menganjurkan konsumsi kacang-kacangan, seperti almond, kenari, maupun pistachio. Terakhir, kamu perlu memastikan adanya makanan yang kaya akan serat larut, seperti buah, sayur, gandum, kacang-kacangan, dan biji rami.

Nah, komponen makanan diet portofolio bervariasi. Heart UK menyarankan untuk mengonsumsi 50 gram protein kedelai, 2 gram fitosterol, 42 gram kacang, dan 20 gram serat larut. Sementara itu, Healthline mengatakan untuk mengonsumsi 35 gram protein kedelai, 2 gram sterol tumbuhan, segenggam kacang, dan 18 gram serat larut.

Selama menjalankan diet portofolio, ada beberapa makanan yang perlu dihindari. Berikut deretan makanan tersebut: 

  • Makanan olahan, seperti keripik, pretzel, gorengan, makanan instan,  hingga daging olahan
  • Karbohidrat olahan, seperti pasta, nasi, tortila, dan roti
  • Manisan, seperti kue, permen, hingga makanan panggang
  • Gula, termasuk gula pasir, madu, dan sirup 
  • Minuman bersoda, teh manis, minuman berenergi, hingga minuman olahraga (seperti protein shake).

Manfaat dan efek samping diet portofolio

ilustrasi diet (unsplash.com/Farhad Ibrahimzade)

Penelitian terkait diet portofolio telah dilakukan dan menunjukkan bahwa metode ini memang membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Sebuah studi dalam Nutrition Journal menjelaskan bahwa seorang yang memiliki kolesterol tinggi selama 6 bulan mengalami penurunan kolesterol total dan LDL secara signifikan berkat diet ini.

Pada akhirnya, penurunan kadar kolesterol tersebut juga mengurangi risiko penyakit jantung, lho. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 210 ribu orang di Amerika Serikat menunjukkan bahwa konsisten menjalankan diet portofolio dikatakan bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 14 persen.

Akan tetapi, diet portofolio belum tentu cocok untuk semua orang. Seorang yang memiliki alergi terhadap kedelai atau kacang-kacangan mungkin sulit mengikuti diet ini. Begitu pula dengan orang yang terbiasa mengonsumsi makanan olahan dan daging. Terlepas dari itu, diet portofolio pun dikatakan kurang cocok jika tujuannya untuk menurunkan berat badan.

Apa itu diet portofolio merupakan pengaturan pola makan berbasis tanaman. Opsi diet ini pas apabila ingin menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung. 

Referensi:

"The Portfolio Diet". Heart UK. Diakses Desember 2024.
"Is the Portfolio Diet the Best Diet Ever?". Harvard Health Publishing. Diakses Desember 2024.
"Portfolio Diet: Recipe for Lower Cholesterol". WebMD. Diakses Desember 2024.
"What Is the Portfolio Diet, and Does It Lower Cholesterol?". Healthline. Diakses Desember 2024.
Ramprasath, Vanu R. dkk.  “Consumption of a Dietary Portfolio of Cholesterol Lowering Foods Improves Blood Lipids without Affecting Concentrations of Fat Soluble Compounds.” Nutrition Journal 13, no. 1 (October 18, 2014).
Jenkins, David J. A., dkk. “Effect of a Dietary Portfolio of Cholesterol-Lowering Foods given at 2 Levels of Intensity of Dietary Advice on Serum Lipids in Hyperlipidemia.” JAMA 306, no. 8 (August 23, 2011).
"Phytosterols". Cleveland Clinic. Diakses Desember 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us