ilustrasi menahan napas (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Secara definisi, bersin adalah semburan udara yang tiba-tiba, kuat, dan tidak terkendali melalui hidung dan mulut, seperti dilansir laman The Hill. ‘Semburan’ ini dimulai ketika hidung merasakan sensasi geli dan menggelitik yang membuat ujung saraf hidung bereaksi. Ujung saraf hidung kemudian mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu bahwa ada sesuatu yang mengiritasi lapisan hidung dan harus disingkirkan.
Otak menerima sinyal dan meneruskannya ke pusat bersin di medula lateral. Ketika sinyal ini sudah mencapai ambang kritis, maka akan menciptakan refleks bersin. Refleks bersin akan memicu terjadinya rentetan proses dalam tubuh, seperti pengambilan napas dalam-dalam dan tertahan secara tiba-tiba, otot dada (diafragma) mengencang dan berkontraksi, hingga peningkatan tekanan di paru-paru.
Saat diafragma berkontraksi, glotis (bagian pangkal tenggorokan pada pita suara) menutup sebagian saluran mulut. Ini menyebabkan udara keluar dari hidung dan beberapa sisanya keluar dari mulut. Kondisi ini juga meningkatkan tekanan dalam paru-paru.
Saat tekanan di paru-paru meningkat, akan memunculkan refleks untuk memejamkan mata, menekan langit-langit mulut, dan melepaskan tekanan (semburan) dengan spontan. Bersin terjadi dengan semburan udara yang kuat dan tidak beraturan. Di mana ini melibatkan otot wajah, tenggorokan, dan dada.