ilustrasi sperma (freepik.com/freepik)
Kualitas sperma dipengaruhi oleh kombinasi faktor biologis, lingkungan, dan gaya hidup. Beberapa hal berikut dapat berdampak signifikan terhadap spermatogenesis dan kesehatan reproduksi pria:
Kondisi pada masa perinatal, seperti perkembangan sel sertoli dan leydig, sangat penting untuk spermatogenesis yang sehat pada masa dewasa. Hal yang perlu digarisbawahi, masalah yang muncul selama perkembangan biasanya bersifat permanen, lho.
Penyakit akut maupun kronis dapat memengaruhi fungsi gonad. Di luar itu, obat-obatan tertentu seperti antidepresan, antiepileptik, dan obat tekanan darah dapat menurunkan kualitas sperma. Nah, penghentian obat-obatan tertentu pun terbukti meningkatkan kualitas sperma dan tingkat keberhasilan konsepsi. Kendati demikian, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter karena obat tersebut amat berpengaruh pada kondisi kesehatanmu.
Zat seperti bisfenol A, paraben, logam berat, dan insektisida berpotensi mengganggu spermatogenesis. Namun, bukti terkait efeknya pada manusia masih terbatas, ya.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, terutama merokok berat, dapat menurunkan jumlah sperma dan konsentrasinya. Tak cuma itu, paparan asap rokok ibu saat hamil dapat memiliki dampak lebih besar dibanding merokok aktif oleh pria.
Obesitas berkaitan dengan penurunan jumlah sperma, perubahan kadar hormon testosteron dan estradiol, serta risiko azoospermia atau oligozoospermia yang lebih tinggi.
Kualitas sperma dapat berubah mengikuti musim. Tepatnya, volume sperma, konsentrasi, dan morfologi normal yang cenderung lebih rendah selama musim panas hingga motilitas sperma lebih tinggi saat suhu lebih dingin. Hal ini relevan bagi atlet yang berolahraga di luar ruangan maupun di ruang ber-AC.