ilustrasi defisit kalori untuk menurunkan berat badan (pexels.com/Karolina Grabowska)
Meskipun penurunan berat badan tidak semudah menghitung kalori yang masuk dan keluar, tetapi mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar dapat membantu. Ini disebut defisit kalori.
Sederhananya, yang kamu lakukan adalah mengurangi sedikit kalori, lebih banyak bergerak, atau kombinasi keduanya.
Secara umum dianggap aman untuk memulai dengan mengurangi sekitar 500 kalori sehari.
Perlu diingat bahwa kamu tetap butuh kalori yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari. Jangan mengurangi asupan kalori hingga di bawah 1.200 hingga 1.500, tergantung pada ukuran tubuh. Asupan kalori yang terlalu sedikit atau membakar terlalu banyak kalori secara terus-menerus dapat membuat kamu berisiko mengalami kekurangan nutrisi dan memperlambat metabolisme serta kemajuan pembakaran lemak.
Berikut ini contoh cara defisit kalori yang bisa kamu coba:
Ganti minuman
- Minum air putih sebagai pengganti soda atau minuman manis.
- Kopi hitam alih-alih kopi dengan krim dan gula.
- Kurangi atau berhenti minum alkoho.
Hindari makanan berkalori tinggi
- Hindari makanan cepat saji dan makanan olahan.
- Makan buah sebagai pengganti makanan panggang dan permen kemasan.
- Pilih makanan olahan susu rendah lemak daripada yang berlemak tinggi.
- Makan makanan yang dipanggang atau dibakar sebagai pengganti makanan yang digoreng.
- Periksa jumlah kalori pada menu restoran.
- Gunakan aplikasi penghitung kalori gratis.
Kurangi porsi makan
- Ukur minyak yang digunakan untuk memasak.
- Kurangi minyak, saus, dan kondimen lainnya.
- Gunakan piring atau mangkuk yang lebih kecil.
Makan lebih lambat, dan tunggu 20 menit setelah makan untuk memastikan kamu kenyang. - Di restoran, bawa pulang setengah porsi dari makanan kamu.
- Jangan makan di depan TV, karena akan mudah untuk terus mengemil.
Pertimbangkan juga kepadatan makanan. Misalnya, 1 cangkir anggur mengandung sekitar 100 kalori, tetapi secangkir kismis mengandung sekitar 480 kalori.
Sayuran dan buah segar mengandung banyak air dan serat, sehingga akan membantu kamu merasa kenyang tanpa mengonsumsi banyak kalori.
Untuk mempertahankan massa otot tanpa lemak, kamu butuh banyak protein.
Menurut sebuah metaanalisis terhadap 20 uji coba terkontrol acak yang melibatkan diet dan penurunan berat badan, orang dewasa berusia 50 tahun ke atas kehilangan lebih banyak lemak dan mempertahankan lebih banyak massa ramping dengan diet yang membatasi energi dan mengandung lebih banyak protein daripada diet dengan asupan protein normal.