Ilutrasi mencatat pengeluaran. (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Berdasarkan penelitian dalam jurnal Nutrients tahun 2015, dijelaskan bahwa asupan tinggi gula dapat mengganggu fungsi kognitif otak, sekalipun itu tidak diikuti penambahan berat badan dan asupan energi yang berlebihan.
Studi dalam jurnal Learning Memory tahun 2015 menunjukkan bahwa konsumsi minuman sangat manis bisa mengganggu fungsi neurokognitif, seperti pengambilan keputusan dan daya ingat.
Selanjutnya, penelitian dalam jurnal The Royal Society tahun 2020 memperlihatkan responden mendapat skor lebih rendah pada tes memori dan kontrol nafsu makan setelah tujuh hari mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh serta mengandung gula tambahan.
Akan tetapi, masih perlu studi lebih lanjut untuk menemukan hubungan yang lebih jelas antara konsumsi gula dan dampaknya terhadap kemampuan kognitif otak.
Konsumsi gula berlebih tidak hanya buruk untuk kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental secara negatif. Namun, bukan berarti menghilangkan gula dari pola makan sehari-hari. Rekomendasinya adalah 10 persen dari total energi (200 kkal), atau setara dengan empat sendok makan gula per orang per hari atau 50 gram per orang per hari.
Jika memiliki kondisi khusus, seperti diabetes, ada baiknya untuk membicarakan batasan aman konsumsi gula dengan dokter.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina