Terkadang, kamu bisa mengalami efek samping setelah mendonorkan darah. Meskipun efek samping yang parah jarang terjadi, tetapi reaksi sementara dapat terjadi, termasuk:
- Kelemahan.
- Pusing.
- Merasa akan pingsan.
- Sakit kepala ringan.
- Mual.
- Pendarahan akibat tusukan jarum.
- Pendarahan di bawah kulit atau memar.
Gejala-gejala ini biasanya hilang dalam waktu 24 jam.
Beberapa cara untuk meminimalkan efek ini setelah donasi termasuk minum banyak cairan dan mengonsumsi makanan seimbang selama 24–48 jam berikutnya.
Makanan yang dapat meningkatkan asupan zat besi antara lain daging merah, bayam, dan jus dan sereal yang diperkaya zat besi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin mengalami efek samping yang lebih parah, seperti:
- Tekanan darah rendah.
- Kontraksi otot.
- Kesulitan bernapas.
- Pingsan.
- Muntah.
- Kejang.
Dampak ini lebih mungkin terjadi pada pendonor berusia muda, mereka yang memiliki berat badan rendah, dan orang yang baru pertama kali mendonorkan darah.
Setelah donor darah, batasilah beraktivitas fisik. Tunggu setidaknya sehari penuh, sebaiknya 48 jam, sebelum kembali berolahraga dan setelahnya ambil waktu istirahat teratur.
Kemungkinan besar seseorang tidak akan mampu berolahraga secara penuh selama beberapa hari. Saat memulihkan diri, penting untuk minum cairan ekstra dan menjaga pola makan yang sehat.
Meskipun perlu menghindari olahraga berat setelah mendonorkan darah, tetapi jangan sampai kamu rebahan sepanjang hari. Setelah minum cairan, umumnya aman untuk melakukan aktivitas ringan hingga sedang, seperti jalan cepat atau bersepeda santai.
Jika merasa pusing selama atau setelah latihan pasca menyumbangkan darah, duduklah atau berbaring sampai kamu merasa lebih baik. Hubungi pusat donor darah atau penyedia layanan kesehatan jika khawatir dengan gejala apa pun yang kamu alami setelah mendonorkan darah.
Referensi
"What to Do Before, During and After Your Donation." American Red Cross. Diakses pada Agustus 2024.
"Can You Exercise After Giving Blood? Here's Everything You Need to Know." Livestrong. Diakses pada Agustus 2024.
Blood Donor Counselling: Implementation Guidelines - NCBI Bookshelf. “Post-donation advice to blood donors,” 2014.
Patel, Harsh, Hassan Alkhawam, dkk. “Aerobicvsanaerobic exercise training effects on the cardiovascular system.” World Journal of Cardiology 9, no. 2 (1 Januari 2017): 134.
Van Remoortel, Hans, Emmy De Buck, dkk. “The effect of a standard whole blood donation on oxygen uptake and exercise capacity: a systematic review and meta‐analysis.” Transfusion 57, no. 2 (3 November 2016): 451–62.
"Donating Blood and Exercise: What Athletes Should Know." National Academy of Sports Medicine. Diakses pada Agustus 2024.
Johnson, Diane Maria, Justin Roberts, dan Dan Gordon. “The acute effects of whole blood donation on cardiorespiratory and haematological factors in exercise: A systematic review.” PLoS ONE 14, no. 4 (16 April 2019): e0215346.
"Advantages and disadvantages of donating blood." Medical News Today. Diakses pada Agustus 2024.