Bolehkah Penderita Asam Lambung Makan Daging Kambing?

Penyakit asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan kondisi asam lambung yang naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sakit, mual, muntah, hingga rasa panas. Kondisi semacam ini tentu membuat penderitanya merasa tidak nyaman pada perut, dada, dan tenggorokan. Terlebih setelah makan, berbaring, atau membungkuk, maka gejala nyeri dada seperti terbakar akan semakin terasa.
Beberapa makanan tentu menjadi pantangan bagi penderita asam lambung. Nah, menjelang Hari Raya Idul Adha pastinya beberapa hari ke depan meja makan dipenuhi olahan daging sapi atau kambing. Momen ini tentu menjadi PR tersendiri bagi penderita penyakit asam lambung. Apalagi ketika ingin menikmati masakan daging kambing, tapi khawatir asam lambung naik.
Lantas, apakah penderita penyakit asam lambung boleh makan daging kambing? Kita simak penjelasannya berikut ini!
1. Mengenal penyakit asam lambung

Penyakit asam lambung adalah kondisi di mana cairan asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus), menyebabkan mual, muntah, dan sensasi seperti terbakar pada dada. Kondisi ini terjadi karena otot sfingter esofagus bagian bawah mulai melemah, yang mana otot tersebut seharusnya menutup saluran kerongkongan setelah makanan melewati kerongkongan dan masuk ke lambung. Itulah yang menyebabkan cairan asam lambung terus naik ke kerongkongan.
Beberapa faktor yang menyebabkan otot sfingter esofagus melemah adalah terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak, minum-minuman berkafein atau bersoda, obesitas, merokok, dan pola makan yang tidak teratur. Oleh karena itu, salah satu penanganan dari penyakit asam lambung adalah dengan merubah gaya hidup lebih sehat.
Tidak hanya mual dan muntah, penyakit asam lambung bisa memunculkan banyak gejala, antara lain:
- Perut terasa begah
- Mual, muntah, dan bau mulut
- Sendawa
- Mulut kering
- Rasa asam atau pahit pada mulut
- Sulit menelan
- Sakit tenggorokan atau sensasi seperti ada yang mengganjal
2. Pantangan makanan bagi para penderita penyakit asam lambung

Para penderita asam lambung harus menghindari makanan tertentu agar penyakitnya bisa dikontrol dan tidak kambuh. Beberapa makanan yang menjadi pantangan di antaranya:
- Makanan berlemak: Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh karena berisiko melemahkan otot sfingter esofagus.
- Makanan pedas: Kandungan capsaicin pada makanan pedas dapat menyebabkan iritasi pada lambung semakin parah.
- Buah-buahan sitrus: Hindari buah-buahan yang rasanya asam seperti jeruk, lemon, nanas, tomat, dan jeruk nipis.
- Bawang putih dan bawang bombai: Bawang-bawangan ini dikenal bisa mengiritasi lambung.
- Makanan asin: Natrium pada makanan berpotensi mengiritasi lambung.
- Gorengan dan makanan siap saji: Sulit dicerna oleh lambung, tinggi natrium, dan mengandung lemak jenuh yang bisa memperparah kondisi lambung.
- Makanan mengandung santan: Hindari segala jenis makanan yang bersantan seperti opor, gulai, dan lontong sayur.
- Beberapa jenis sayuran: Sebaiknya hindari sayuran yang banyak mengandung gas, seperti kol, kubis, hingga brokoli.
3. Apa risiko konsumsi daging kambing bagi para penderita asam lambung?

Sebenarnya, daging kambing memiliki begitu banyak manfaat untuk kesehatan. Lemak dan kolesterol yang dikandungnya cenderung lebih rendah dibanding daging merah lainnya. Bukan hanya itu, lemak baik yang dikandungnya juga lebih tinggi.
Sayangnya, konsumsi daging kambing juga memiliki sejumlah risiko, apalagi jika dimakan dalam porsi besar. Berikut ini sejumlah risiko yang mungkin bisa terjadi jika penderita asam lambung mengonsumsi daging kambing:
- Meskipun kandungan lemak jenuhnya lebih rendah dari daging sapi, tapi mengonsumsi daging kambing dalam porsi yang berlebih bisa memicu naiknya asam lambung.
- Risiko sembelit.
- Daging kambing membutuhkan waktu lama untuk bisa dicerna lambung, oleh karenanya bisa memicu produksi asam lambung berlebih.
- Pengolahan daging kambing yang tidak tepat bisa memperparah gejala asam lambung.
Pada dasarnya, sebenarnya tidak ada larangan khusus bagi penderita asam lambung untuk mengonsumsi daging kambing. Namun kamu harus waspada karena jenis daging ini bisa memicu produksi asam lambung. Jika mengonsumsinya dalam jumlah besar sekaligus, dikhawatirkan gejala yang disebutkan di atas bisa muncul. Sebaliknya, jjika pengolahan dilakukan secara tepat, artinya olahan daging tidak bersantan, pedas, atau berminyak, kamu masih bisa mengonsumsinya dalam jumlah terbatas.
4. Tips mengolah daging kambing yang aman untuk penderita asam lambung

Ada sejumlah tips yang bisa dilakukan untuk mengolah daging kambing agar lebih ramah terhadap para penderita asam lambung. Berikut di antaranya:
- Olah hanya bagian dagingnya saja (tidak bercampur dengan lemak). Bagian daging kambing yang kandungan lemaknya sedikit sekali seperti kaki, paha, bahu, dan punggung. Kamu bisa mengolah bagian tersebut dan dipisahkan dari lemaknya.
- Hindari konsumsi daging kambing secara berlebihan, makan daging kambing terlalu banyak bisa memicu naiknya asam lambung dan perut menjadi begah.
- Hindari penggunaan bumbu yang terlalu pedas, asam, bersantan, dan minyak berlebih.
- Potong daging tipis-tipis atau kecil agar lebih mudah dicerna oleh lambung
- Gunakan metode memasak yang lebih aman untuk penderita asam lambung seperti mengukus, merebus, dan memanggang dengan sedikit minyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa daging kambing mengandung lemak jenuh yang rendah dibanding daging sapi. Penderita asam lambung masih diperbolehkan makan daging kambing, dengan catatan tidak makan bagian lemak, diolah dengan tepat, dan makan dalam porsi kecil.
Referensi
“Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)”. Mayo Clinic. Diakses Juni 2025.
“Gastroesophageal Reflux Disease”. NCBI Bookshelf. Diakses Juni 2025.
“Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)”. MSD Manual - Consumer Version. Diakses Juni 2025.