Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cairan putih kental (pexels.com/Deon Black)
ilustrasi cairan putih kental (pexels.com/Deon Black)

Intinya sih...

  • Keputihan kuning bisa jadi tanda menstruasi, awal kehamilan, atau infeksi menular seksual.
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seks dapat mencegah keputihan kuning yang disebabkan oleh infeksi menular seksual.
  • Penting untuk menjaga kebersihan area intim, memilih pakaian dalam berbahan katun, dan tidak melakukan douching.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keputihan adalah hal yang sangat umum dialami perempuan. Hanya saja, terkadang keputihan tidak berwarna putih, misal kekuningan.

Keputihan yang berwarna kuning mungkin merupakan tanda akan datangnya menstruasi atau awal kehamilan, atau mungkin hanya disebabkan oleh proses pembersihan alami vagina. Namun, keputihan berwarna kuning juga bisa disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) atau kondisi lain yang memerlukan perawatan medis. Hal ini terutama jika keputihan disertai bau tidak sedap.

Meskipun keputihan yang berwarna kuning sering kali tidak perlu dikhawatirkan, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah yang menyebabkan keputihan berwarna kuning.

1. Gunakan kondom

Menggunakan kondom saat berhubungan seks dapat mencegah keputihan yang disebabkan oleh IMS. Akan tetapi, kondom harus dipakai dengan benar dan konsisten agar efektif.

Sayangnya, meski efektif untuk mencegah IMS tertentu, tetapi kondom tidak memberikan perlindungan menyeluruh terhadap sifilis, herpes, atau human papillomavirus (HPV).

2. Hindari douching

ilustrasi pompa douche tangan (pexels.com/Deni Iqbal)

Douching adalah praktik mengaliri vagina dengan air, sabun, dan larutan lainnya. Namun, sebenarnya, praktik ini tidak diperlukan. Vagina secara alami dapat membersihkan dirinya sendiri dan tidak perlu dilakukan douching. Sebaliknya, douching justru dapat menghancurkan bakteri baik yang membantu mencegah infeksi vagina.

Bahan kimia dalam douche dapat mengiritasi vagina dan mengganggu flora bakteri normal. Douching juga dapat membuat infeksi menyebar ke rahim dan pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit radang panggul.

3. Hindari produk vagina yang mengandung wewangian

Banyak perempuan senang menggunakan produk untuk area intim yang mengandung wewangian. Namun, alih-alih manfaat, wewangian pada beberapa produk perawatan pribadi justru dapat mengiritasi vagina dan mengubah tingkat bakteri sehat di vagina.

Dalam vagina terdapat bakteri baik dan menyehatkan. Dengan pH sekitar 4,5, vagina memiliki lingkungan yang cukup asam yang membantu pertumbuhan bakteri baik dan menyehatkan serta mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri berbahaya.

Sayangnya, menggunakan produk wewangian pada vagina akan membunuh bakteri di sana, termasuk bakteri sehat yang dibutuhkan vagina. Oleh sebab itu, tingkat pH vagina akan terpengaruh.

Tanpa bakteri baik, bakteri jahat dan jamur akan tumbuh subur. Pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi yang memicu sensasi terbakar di dalam dan sekitar vagina serta rasa gatal. 

4. Kenali pasangan seksualmu

ilustrasi hubungan seksual (unsplash.com/Toa Heftiba)

Penting untuk mengajak pasangan seksual jujur dan terbuka tentang riwayat seksual. Kamu disarankan untuk menanyakan hal-hal berikut kepada pasanganmu:

  • Kapan terakhir kali tes IMS.
  • Adakah IMS yang pernah atau sedang dialami.
  • Apakah pasanganmu hanya berhubungan seks denganmu atau tidak.
  • Menyetujui untuk tes IMS.

Penting juga untuk tidak bergonta-ganti pasangan seks. Makin banyak pasangan seksual, maka makin besar risiko terkena IMS. 

5. Selalu bersihkan vagina dari depan ke belakang

Setelah buang air, selalu bersihkan vagina dari depan ke belakang. Cara ini dapat membantu mencegah masuknya bakteri dari area dubur ke dalam vagina. Selain itu, menggunakan semprotan bidet juga dapat membantu membersihkan area intim tanpa menimbulkan rasa sakit.

Hindari membersihkan daerah pribadi dari belakang ke depan. Sebab, dilansir Healthline, cara ini dapat meningkatkan risiko perpindahan bakteri ke uretra. Ini selanjutnya meningkatkan peluang terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).

6. Pakai celana dalam berbahan katun dan hindari pakai pakaian ketat

ilustrasi pakaian dalam (pexels.com/Karolina Grabowska)

Vulva adalah area yang sangat sensitif dan halus, mirip dengan bibir. Jadi, area ini harus diperlakukan dengan lembut.

Pakaian dalam yang paling pas untuk area ini seharusnya terbuat dari bahan katun. Pakaian dalam berbahan katun bersifat menyerap keringat dan membuat kulit tetap dapat bernapas, yang membantu mencegah infeksi jamur.

7. Ganti pakaian dalam minimal satu kali setiap hari

Tidak masalah mengenakan celana dalam yang sama dua hari berturut-turut asalkan kamu tidak banyak keluar cairan atau keringat. Namun, jika kamu mulai merasa tidak nyaman karena keputihan, kamu dapat menggantinya lebih dari sekali sehari.

Hindari menggunakan pantyliner karena dapat menyebabkan lecet dan iritasi. Mengenakan celana dalam berbahan katun dan sering mengganti celana dalam dapat mengatasi masalah ini.

Kamu tidak selalu dapat mencegah keputihan berwarna kuning karena terkadang hal ini merupakan bagian normal dari siklus menstruasi atau kehamilan. Namun, ada baiknya kamu memantau keputihan yang normal dan tidak. Selain itu, melakukan strategi di atas dapat membantu mencegah berbagai masalah yang memicu keputihan berwarna kuning, seperti, IMS, ISK, dan lainnya.

Referensi

"Preventing HIV with Condoms." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses April 2025.
"What do different types of vaginal discharge mean?" Medical News Today. Diakses April 2025.
"Why am I experiencing an increase in vaginal discharge? 8 possible causes." HealthShots. Diakses April 2025.
"4 Questions to Ask a New Partner Before Having Sex." Verywell Health. Diakses April 2025.
"Everything You Need to Know About Vaginal Discharge." Healthline. Diakses April 2025.

Editorial Team