ilustrasi capek (pexels.com/Julia Larson)
Tubuh yang siap berlari jauh biasanya bisa pulih dalam waktu singkat setelah latihan. Namun, jika seseorang merasa lemas berhari-hari, sulit tidur, atau kehilangan nafsu makan setelah berlari, itu tanda sistem pemulihan belum berfungsi optimal. Lari jarak jauh membutuhkan energi besar dan memicu stres oksidatif tinggi, yang hanya bisa diimbangi oleh tidur cukup dan asupan nutrisi seimbang.
Kelelahan yang tidak wajar juga bisa disebabkan karena kurangnya asupan karbohidrat kompleks dan protein setelah lari. Tanpa pemulihan yang baik, tubuh akan memecah jaringan otot untuk mengganti energi, sehingga bukannya makin kuat malah makin lemah. Jadi, penting untuk memperhatikan pola makan pasca-latihan, terutama kombinasi antara hidrasi, karbohidrat sehat, dan protein yang cukup agar proses regenerasi berjalan sempurna.
Tubuh selalu memberi tanda sebelum benar-benar mencapai batasnya, hanya saja banyak orang memilih mengabaikannya. Lari memang bisa menjadi cara efektif menjaga kesehatan, tapi tanpa kesiapan fisik yang matang justru berisiko menimbulkan cedera dan kelelahan kronis. Sebelum berlari jauh, penting untuk mengenali sinyal-sinyal tubuh dan menyesuaikan tempo latihan agar manfaatnya benar-benar terasa. Jadi, apakah tubuhmu sudah benar-benar siap untuk menempuh jarak panjang itu?
Referensi
"10 Running Red Flags". Real Buzz. Diakses pada November 2025.
"Are You Not Ready For A Marathon? The Top 10 Signs To Look Out For". Core Concept. Diakses pada November 2025.
"10 Signs You Might Not Be Ready for a Marathon". Running State. Diakses pada November 2025.
"7 Tips for Loving the Long Run". Run Like a Girl. Diakses pada November 2025.