ilustrasi situasi di toko peralatan saat pandemi COVID-19 (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Kepala kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan mengatakan bahwa virus corona masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat dan evolusi lanjutannya masih dapat menyebabkan masalah di masa depan.
Ia mengatakan bahwa butuh waktu puluhan tahun untuk virus pandemi tahun 1918 menghilang. Ia merujuk pada flu Spanyol yang diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 40 juta orang.
“Pandemi baru benar-benar berakhir ketika pandemi berikutnya dimulai,” katanya.
Ryan mengatakan bahwa sementara COVID-19 akan terus menyebar di antara orang-orang untuk waktu yang sangat lama, hal itu terjadi pada tingkat ancaman yang lebih rendah sehingga tidak memerlukan tindakan luar biasa untuk mengekang penyebaran virus.
Indonesia sendiri sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi dengan WHO. WHO menyampaikan bahwa persiapan Indonesia dipandang baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi, menurut rilis Kemenkes pada 6 Mei 2023.
“Kami telah berkonsultasi dengan Dirjen WHO dan tim WHO baik di Jenewa dan Jakarta untuk Indonesia mempersiapkan transisi pandemi beberapa waktu lalu sebelum pencabutan status PHIEC diumumkan WHO,” kata Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril.
Kendati status kegawatdaruratan pandemi sudah dicabut, pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. WHO juga menegaskan perlunya masa transisi untuk penanganan COVID-19 jangka panjang.
Di antaranya dengan surveilans kesehatan di masyarakat dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, serta mempersiapkan kebijakan kesehatan lainnya, sebagai upaya ketahanan kesehatan nasional dan kesiapsiagaan atas kemungkinan adanya pandemi di masa mendatang.