Bolehkah Ibu Menyusui Ikut Menjalani Puasa?

Akankah puasa akan memengaruhi kualitas ASI?

Intinya Sih...

  • Tubuh ibu menyusui beradaptasi dengan perubahan pola makan untuk mempertahankan produksi ASI saat berpuasa.
  • Mikronutrien seperti zink, magnesium, dan kalium dapat mengalami penurunan pada ibu menyusui yang berpuasa.
  • Ibu menyusui disarankan untuk berhenti berpuasa jika mengalami dehidrasi atau penurunan signifikan berat badan.

Selama bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa sejak matahari terbit hingga terbenam. Bagi orang yang sehat, puasa bukanlah hal yang sulit untuk dijalani. Namun, para ibu menyusui mungkin bertanya-tanya apakah mereka sebaiknya ikut menjalani puasa Ramadan atau tidak?

Bagaimana efek puasa untuk ibu menyusui? Apakah ini akan memengaruhi kualitas air susu ibu (ASI)? Apakah ini akan menimbulkan masalah pada bayi? Jadi, bolehkah ibu menyusui berpuasa? Jawaban pertanyaanmu ada di sini.

1. Apakah puasa membahayakan bayi yang sedang disusui?

Tubuh beradaptasi dengan perubahan dalam pola makan dengan cara menggunakan kalori secara lebih efisien dan mempertahankan produksi ASI.

Dilansir The Daily Star, ibu menyusui yang berpuasa hampir tidak mengalami perubahan jumlah ASI yang dihasilkan, akan tetapi komposisinya mungkin sedikit berubah. Namun, perubahan tersebut hanya muncul pada ibu menyusui yang berpuasa lebih dari 24 jam. Karena alasan ini, ibu menyusui yang akan berpuasa wajib makan sahur.

Kendati makronutrien dalam ASI tetap tidak berubah, tetapi jumlah mikronutrien seperti zink, magnesium, dan kalium mengalami penurunan pada ibu menyusui yang berpuasa dalam waktu lama.

Sementara itu, kandungan lemak dalam ASI tidak berubah selama berpuasa. Ini karena tubuh akan menggunakan cadangan lemak sendiri jika ibu tidak cukup makan. Akibatnya, berat badan dan tingkat pertumbuhan bayi kemungkinan besar tidak akan mengalami perubahan meskipun ibu menyusui selama puasa Ramadan. 

2. Apakah puasa dapat membahayakan ibu menyusui?

Bolehkah Ibu Menyusui Ikut Menjalani Puasa?ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Wendy Wei)

Berpuasa dalam waktu lama dan pada musim panas akan terasa sangat berat bagi ibu hamil. Meskipun produksi ASI tidak berkurang, tetapi ibu mungkin merasa cukup lelah pada penghujung hari. Ibu yang memberikan ASI eksklusif dapat mengalami dehidrasi saat berpuasa.

Ibu menyusui mungkin kehilangan hingga 1 kilogram (kg) per minggu saat berpuasa dan menyusui, tetapi ini tidak akan memengaruhi produksi ASI.

Pada dasarnya, ibu menyusui bisa puasa Ramadan selama kondisinya cukup sehat dan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup. Namun, jika berat badan mengalami penurunan signifikan atau melihat tanda-tanda dehidrasi, ibu mungkin harus berhenti berpuasa.

Tanda-tanda dehidrasi yang harus diwaspadai antara lain:

  • Merasa sangat haus.
  • Kencing berwarna sangat gelap atau berbau busuk.
  • Merasa lemas atau pusing.
  • Tetap mengantuk meskipun sudah tidur cukup.
  • Sakit kepala.

Ibu menyusui yang mengalami gejala-gejala di atas harus berbuka puasa dengan air atau jus buah dengan sedikit garam.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Buruk ketika Akan Berpuasa, Harus Dihindari! 

3. Pertimbangan untuk berpuasa atau tidak

Faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak adalah usia bayi.

Menurut Breastfeeding Support, jika usia bayi kurang dari 6 bulan dan sangat bergantung pada ASI, maka sebaiknya ibu tidak berpuasa.

Namun, jika bayi sudah diberi makanan pendamping ASI (MPASI) dan frekuensi minum ASI sudah berkurang, maka ibu bisa berpuasa dengan nyaman.

4. Kenali perubahan pada bayi

Bolehkah Ibu Menyusui Ikut Menjalani Puasa?ilustrasi bayi menangis (pexels.com/William Fortunato)

Penting bagi ibu untuk mengetahui tanda-tanda bahwa bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI. Namun, tanda-tanda akan bervariasi dari bayi ke bayi, sehingga ibu harus menggunakan intuisinya.

Dikutip dari laman Mammas, berikut ini beberapa gejala yang harus diwaspadai: 

  • Perubahan signifikan dalam jumlah popok basah dan kotor dalam sehari.
  • Bayi menjadi lebih rewel.
  • Feses berwarna kehijauan.
  • Mengalami penurunan berat badan.

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya ibu menyusui berhenti berpuasa. Selanjutnya, segera hubungi dokter anak agar dapat membantu ibu menentukan tindakan terbaik.

5. Kiat agar tetap sehat saat puasa dan menyusui

Untuk ibu yang memilih berpuasa saat menyusui, penting untuk tetap memperhatikan kesehatan diri sendiri serta kesehatan bayi.

Ibu menyusui yang berpuasa disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D saat makan sahur. Penting juga untuk mencegah dehidrasi dengan banyak minum air saat sahur dan berbuka, dilansir Madela.

Ibu menyusui juga harus berkonsultasi dengan dokter jika kehilangan berat badan terlalu banyak atau merasa persediaan ASI terpengaruh. Selain itu, segera batalkan puasa jika mengalami tanda-tanda dehidrasi.

Intinya, ibu menyusui boleh berpuasa dan ini tidak akan memengaruhi jumlah ASI yang dihasilkan. Namun, penting untuk menjaga kesehatan dengan memperhatikan kebiasaan sahur dan berbuka.

Jika ibu menyusui khawatir puasa akan memengaruhi kondisinya dan bayinya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: Ibu Hamil Boleh Puasa, Asalkan Memenuhi 5 Syarat Ini

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya