ilustrasi tampon dan pembalut (pexels.com/Cliff Booth)
Gitta mengatakan bahwa dewasa ini, ada beberapa masalah yang terlihat pada produk kebersihan menstruasi. Apa saja?
- Harga
- Keramahan lingkungan
- Kenyamanan
Seumur hidup, perempuan memakai sekitar 15.600 pembalut atau tampon. Jika dihitung dengan estimasi harga Rp5.000 per produk, totalnya, perempuan Indonesia menghabiskan Rp78 juta seumur hidupnya.
Gitta menekankan bahwa pembalut atau tampon mengandung plastik. Oleh karena itu, penggunaan pembalut atau tampon secara masif berkontribusi pada penumpukan sampah plastik. Dari estimasi, Filmore mencatat lebih dari 5.600 kilogram (kg) sampah plastik per perempuan.
Masalah terakhir adalah bahwa produk menstruasi membatasi aktivitas perempuan. Pemakaian pembalut atau tampon membuat perempuan Indonesia tidak mampu beraktivitas berat, seperti berolahraga atau berenang, karena takut bocor.
ilustrasi tampon dan pembalut (unsplash.com/Natracare)
Filmore sadar bahwa pasar produk kebersihan menstruasi berkembang pesat secara global. Pada 2020, tercatat perkembangan hingga US$40 miliar (hampir Rp574 triliun). Tercatat pada 2022 di Indonesia, pasar produk sanitasi perempuan mencatatkan US$1,5 miliar (lebih dari Rp21,5 triliun) dan diperkirakan tumbuh 5 persen tiap tahun.
Salah satu produk sanitasi perempuan yang umum digunakan adalah menstrual cup. Gitta mencatat bahwa perempuan di negara-negara Barat sudah beralih ke menstrual cup. Hal ini juga tercermin dari merek menstrual cup di Tanah Air yang juga didominasi oleh merek dari Amerika Serikat (AS) atau negara-negara di Eropa.