ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Amina Filkins)
Sayangnya, risiko dari kehamilan pada usia 40 tahunan dikatakan lebih banyak dibanding manfaatnya. Mengandung pada usia tersebut dapat meningkatkan potensi komplikasi karena kondisi tubuh yang secara umum sudah menurun.
Kehamilan pada usia senior berpotensi mengalami kondisi medis, termasuk endometriosis, fibroid rahim, dan gangguan tuba falopi. Selain itu, risiko komplikasi kehamilan pun meningkat, contohnya berupa beberapa hal berikut:
Tak hanya pada ibu, risiko masalah kesehatan pun berpotensi terjadi pada bayi dalam kandungan. Risikonya meliputi hal ini:
- Lahir dengan kelainan genetik
- Bayi lahir dengan berat badan berlebih
- Terjadi plasenta previa atau plasenta bayi menutupi sebagian atau seluruh serviks dan meningkatkan pendarahan
- Keguguran atau bayi lahir mati. Pada usia 40 tahun, 27 persen kehamilan berakhir keguguran. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding kehamilan pada usia 30 tahun yang hanya berpotensi 16 persen
- Kelahiran dengan operasi caesar.
Perlu dicatat, manfaat dan risiko hamil di usia 40 tahun di atas berlaku secara umum, ya. Risikonya mungkin bisa dikurangi dengan berkonsultasi pada dokter kandunganmu.
Referensi:
"What to know about pregnancy after 40". Medical News Today. Diakses Oktober 2024.
"Pregnant at 40: What to Expect". WebMD. Diakses Oktober 2024.
"What You Should Know About Having a Baby at 40". Healthline. Diakses Oktober 2024.
"What Happens if I’m Pregnant Over The Age of 40?". Tommy's . Diakses Oktober 2024.
Yim, Ilona S. dkk., “Biological and Psychosocial Predictors of Postpartum Depression: Systematic Review and Call for Integration.” Annual Review of Clinical Psychology 11, no. 1 (March 28, 2015): 99–137.