Perbedaan antara Hipertensi Gestasional dan Preeklamsia, Jangan Keliru

Sama-sama tekanan darah tinggi selama kehamilan

Karena sama-sama melibatkan peningkatan tekanan darah selama kehamilan, beberapa orang mengira hipertensi gestasional dan preeklamsia adalah kondisi yang sama.

Hipertensi gestasional adalah kondisi ketika tekanan darah tinggi setelah 20 minggu kehamilan, tetapi tidak ada protein dalam urine. Sementara itu, preeklamsia adalah ketika seseorang memiliki tekanan darah tinggi setelah 20 minggu kehamilan, protein dalam urine, dan gejala seperti pembengkakan, penglihatan kabur, dan sakit kepala.

Lewat artikel ini, yuk pahami lebih mendalam apa saja perbedaan dan persamaan antara hipertensi gestasional dan preeklamsia.

1. Perbedaan utama hipertensi gestasional dan preeklamsia

Mengingat hipertensi gestasional dan preeklamsia melibatkan peningkatan tekanan darah setelah minggu ke 20 kehamilan, tetapi ada beberapa perbedaan utama di antara keduanya. 

Hipertensi gestasional

  • Biasanya tidak membahayakan perempuan melahirkan atau bayinya.
  • Dapat menyebabkan berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur pada kasus yang parah.
  • Hanya dimulai selama kehamilan dan setelah minggu ke-20, dan biasanya hilang dalam waktu 12 minggu setelah kelahiran.

Preeklamsia

  • Dapat membahayakan perempuan yang akan melahirkan dan bayinya.
  • Dapat menyebabkan kerusakan organ pada perempuan yang melahirkan.
  • Biasanya dimulai selama kehamilan dan setelah minggu ke-20, tetapi paling sering pada trimester ketiga dan jarang setelah melahirkan.

Konon, pada beberapa orang hipertensi gestasional bisa berkembang menjadi preeklamsia. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengatakan bahwa seseorang mengalami hipertensi gestasional ketika:

  • Memiliki tekanan darah sistolik minimal 140 mmHg, tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg, atau keduanya.
  • Pertama kali mengalami tekanan darah tinggi setelah 20 minggu kehamilan.
  • Memiliki tekanan darah normal sebelum hamil.

Mendiagnosis hipertensi membutuhkan dua bacaan minimal 140 mmHg sistolik atau setidaknya 90 mmHg diastolik, terpisah 4 jam (atau lebih).

Preeklamsia ringan berpotensi menjadi berat.

2. Apakah gejalanya berbeda?

Perbedaan antara Hipertensi Gestasional dan Preeklamsia, Jangan Keliruilustrasi pemeriksaan tekanan darah (freepik.com/pressfoto)

Gejala hipertensi gestasional dan preeklamsia bisa berbeda.

Selain pembacaan tekanan darah tinggi di atas 140/90 mmHg, seseorang dengan hipertensi gestasional biasanya tidak memiliki gejala lain.

Sementara itu, dijelaskan dalam laman Columbia Cardiology, gejala preeklamsia antara lain:

  • Sensitivitas terhadap cahaya.
  • Sakit kepala parah yang tidak membaik.
  • Kebingungan.
  • Sesak napas.
  • Pembengkakan di kaki.
  • Sakit di perut kanan atas.

Tes urine dan tes darah akan dilakukan apabila ibu hamil dikhawatirkan mengalami preeklamsia.

3. Faktor risiko

Faktor risiko utama terjadinya preeklamsia atau hipertensi gestasional adalah:

  • Pernah mengalami preeklamsia atau hipertensi gestasional sebelumnya.
  • Tekanan darah tinggi atau diabetes sebelum kehamilan.
  • Hamil kembar.
  • Penyakit ginjal yang mendasari.
  • Lupus.
  • Sindrom antifosfolid.

Risiko lainnya adalah usia yang lebih tua, kelainan plasenta pada kehamilan sebelumnya, dan riwayat keluarga dengan preeklamsia.

Baca Juga: Anak Muda Rentan Kena Hipertensi? Ini Kata Dokter

4. Diagnosis

Perbedaan antara Hipertensi Gestasional dan Preeklamsia, Jangan Keliruilustrasi pemeriksaan prenatal pada ibu hamil (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dokter mendiagnosis hipertensi gestasional ketika ibu hamil memiliki setidaknya dua pengukuran tekanan darah tinggi, pada dua kesempatan terpisah, setelah 20 minggu kehamilan.

Menurut rekomendasi dari ACOG, tekanan darah tinggi selama kehamilan didefinisikan sebagai pembacaan sistolik lebih dari 140 mmHg dan pembacaan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi berat adalah ketika pembacaan ini adalah 160 mmHg sistolik dan 110 mmHg diastolik.

Jika pembacaan tekanan darah secara konsisten tinggi, dokter akan memeriksa untuk preeklamsia. Ini melibatkan pengambilan sampel urine dan mencari protein tingkat tinggi dalam urine.

Protein dalam urine, tekanan darah tinggi, dan gejala preeklamsia tipikal lainnya adalah cara umum mendiagnosis preeklamsia.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Seseorang dengan hipertensi gestasional berisiko mengalami preeklamsia. Selain itu, memiliki hipertensi gestasional dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi di masa depan, menurut MedlinePlus.

Preeklamsia berat dapat menyebabkan komplikasi. Ini bisa termasuk:

  • Kelahiran prematur.
  • Pertumbuhan janin yang buruk akibat kekurangan oksigen dan nutrisi.
  • Berat lahir rendah.
  • Solusio plasenta, yaitu plasenta telah terpisah dari rahim.
  • Lahir mati atau keguguran.
  • Kerusakan organ dan sistem darah, termasuk ginjal, hati, dan otak.
  • Peningkatan risiko penyakit jantung pada perempuan yang melahirkan.
  • Eklamsia, yang berarti preeklamsia berat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan kejang atau koma.
  • Hemolisis, peningkatan enzim hati, dan sindrom jumlah trombosit rendah, yang merupakan komplikasi langka dan serius dari preeklamsia atau eklamsia akibat kerusakan hati dan sel darah.

6. Pengobatan

Perbedaan antara Hipertensi Gestasional dan Preeklamsia, Jangan Keliruilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Hipertensi gestasional biasanya diobati ketika pembacaan tekanan darah berada dalam kisaran yang parah, artinya lebih dari 160/110 mmHg. Jika ini terjadi, dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah.

Selain itu, ACOG merekomendasikan agar setiap orang dengan hipertensi gestasional melahirkan bayinya pada usia kehamilan 37 minggu.

ACOG juga merekomendasikan agar ibu hamil dengan preeklamsia diinduksi pada usia kehamilan 37 minggu. Perawatan tambahan untuk preeklamsia termasuk obat untuk menurunkan tekanan darah dan magnesium sulfat untuk mengurangi kemungkinan kejang.

Perawatan dan pemantauan yang tepat dapat mengurangi kemungkinan komplikasi serius dari hipertensi gestasional dan preeklamsia.

Hipertensi gestasional biasanya hilang segera setelah melahirkan, meskipun bisa meningkatkan risiko perempuan mengembangkan tekanan darah tinggi di kemudian hari.

Preeklamsia biasanya hilang dalam waktu 6 minggu setelah melahirkan, tetapi terkadang gejala preeklamsia yang lebih serius berkembang pada periode pascapersalinan.

Melibatkan tekanan darah tinggi yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan, tetapi hipertensi gestasional dan preeklamsia adalah kondisi yang berbeda.

Apabila kamu sedang hamil dan mengalami gejala-gejala yang mengarah pada salah satu dari kondisi ini, segera konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya