Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hati-Hati Glucose Spike, Lonjakan Gula Darah yang Membuat Gagal Diet

Alat cek gula darah (unsplash.com/@isensusa)

Apa kamu sering merasa lemas setelah makan? Atau merasa cepat lapar padahal baru saja makan beberapa jam lalu? Bisa jadi itu adalah efek dari glucose spike atau lonjakan gula darah dalam tubuh kamu. Fenomena ini sering kita abaikan padahal dapat mengganggu aktivitas, bahkan dapat mengganggu kesehatan kita jika dijadikan sebuah kebiasaan dan tentunya akan menggagalkan rencana diet kita selama ini. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Diabetes Care Journal, lonjakan glukosa yang terjadi terus menerus dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami penyebabnya serta bagaimana cara mencegahnya agar tubuh tetap sehat dan seimbang.

1. Kesalahan ketika dibuka dengan konsumsi karbohidrat

Gambar sereal (unsplash.com/@frogses)

Penyebab lonjakan gula darah umumnya terjadi akibat konsumsi karbohidrat dengan indeks glikemik yang tinggi seperti nasi putih, tepung terigu dan turunannya, atau minuman kemasan. Lonjakan gula darah juga diakibatkan oleh kebiasaan kita memulai sarapan atau makanan pertama dengan karbohidrat. Menurut penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, makanan seperti karbohidrat yang kita konsumsi akan menyebabkan lonjakan gula darah yang begitu cepat, namun setelah itu diikuti oleh penurunan gula darah yang drastis.

Lonjakan gula darah yang naik turun seperti roller coaster ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa kelelahan atau lemas. Selain itu juga dapat menimbulkan rasa lapar dalam waktu yang singkat meskipun kita telah banyak mengkonsumsi karbohidrat. Selain makanan, faktor stres dan kurang tidur juga dapat berkontribusi terhadap lonjakan gula darah dalam tubuh. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, efeknya adalah berkurangnya sensitivitas insulin dalam tubuh kita yang adalah penyebab utama penyakit diabetes. 

2. Pentingnya mengawali makan dengan protein

Makanan mengandung protein dan lemak (unsplash.com/@amir_v_ali)

Apa kamu punya kebiasaan dari kecil untuk memulai sarapan dengan sereal atau susu? Ya, mungkin itu adalah kebiasaan kebanyakan orang pada umumnya. Tetapi sereal atau susu mengandung tinggi karbohidrat dan lemak, yang sejatinya kurang baik jika mengkonsumsinya secara bersamaan. Padahal yang kita tahu juga, dulu ketika kecil kita sering kali diberi makan telur rebus yang rasanya memang kurang enak, tetapi justru itu adalah kebiasaan lebih yang baik untuk dilakukan jika kita peduli terhadap lonjakan gula darah ini. 

Salah satu cara efektif untuk mengendalikan lonjakan gula adalah dengan mengonsumsi protein dan lemak sehat saat sarapan. Protein dan lemak sehat dapat memperlambat penyerapan dan laju glukosa dalam darah. Efeknya kita tidak akan lagi merasa lemas sepanjang hari karena kita mendapatkan energi yang lebih stabil. Karena protein adalah makro nutrisi yang bisa melepaskan hormon kenyang, sehingga kita tidak akan berhadapan dengan rasa lapar yang terus menerus berdatangan setiap beberapa jam sekali. Tidak perlu kebingungan mencari makanannya, protein dan lemak bisa kita temukan di dalam kuning dan putih telur, dada putih seperti ayam dan ikan, daging merah, atau pun protein nabati seperti tahu dan tempe.

3. Hubungan antara lonjakan gula dan pembakaran lemak

Diet keto, lemak sebagai sumber energi (unsplash.com/@totalshape)

Lonjakan gula dalam darah yang terjadi berulang kali dapat menghambat proses pembakaran lemak dalam tubuh. Ketika kadar gula darah naik, maka tubuh melalui pankreas merespons dengan melepaskan insulin untuk menurunkan gula darah tersebut. Meski begitu, kadar insulin yang tinggi dapat menghambat lipolisis, sebuah proses pemecahan lemak menjadi energi. Dengan kadar insulin yang tinggi dalam waktu yang terus menerus dapat menghambat tubuh dalam menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, atau yang disebut dengan ketosis. Artinya tubuh kita akan terbiasa untuk menggunakan gula sebagai energi utama, sehingga tidak ada lemak yang terbakar. Oleh karena itu dengan menjaga kadar glukosa tetap stabil, tubuh dapat lebih efisien membakar lemak dan mendukung kesehatan metabolisme secara keseluruhan.

Menjaga kadar glukosa darah agar tetap stabil sangat penting bagi kesehatan jangka panjang kita. Dengan mengonsumsi makanan yang lebih seimbang, terutama mengutamakan protein dan lemak sehat di pagi hari atau di makanan pertama kita, serta mengurangi makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan, kita dapat menghindari dampak buruk dari lonjakan gula darah ini. Selain itu, manajemen stres dan tidur yang cukup juga memiliki peran penting dalam pengendalian gula darah dalam tubuh kita. Jadi dengan mengetahui fakta ini, tidak ada kata gagal diet atau gagal menurunkan berat badan lagi ya!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us