Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ikan tuna (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Ikan tuna kaya nutrisi, tetapi juga mengandung merkuri dalam kadar tinggi karena posisinya di puncak rantai makanan.
  • Merkuri adalah logam berat yang dapat menimbulkan potensi kesehatan serius dan dapat memengaruhi otak, sistem saraf, dan perkembangan embrio.
  • Alternatif ikan lain yang mungkin lebih aman untuk dikonsumsi seperti trout, salmon, sarden, makerel, teri, dan ikan kipper.

Tuna adalah ikan laut yang kaya akan protein dan sangat bergizi. Sayangnya, ikan tuna mungkin mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Sebagai salah satu spesies ikan yang paling banyak dikonsumsi, tuna dapat mengakumulasi merkuri dalam kadar tinggi karena posisinya di puncak rantai makanan.

Merkuri adalah logam berat yang dapat menimbulkan berbagai potensi kesehatan serius. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah ikan tuna tetap aman dikonsumsi, terutama dalam jangka panjang? Di sini akan dibahas lebih lanjut mengenai kadar merkuri dalam tuna serta panduan konsumsinya agar tetap aman bagi kesehatan.

1. Mengapa ada merkuri dalam tuna?

Merkuri dapat masuk ke laut melalui peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi, dan aktivitas manusia seperti pembakaran batu bara dan limbah industri. Begitu berada di dalam air, merkuri diubah oleh bakteri menjadi metilmerkuri, bentuk racun yang terbentuk dalam ikan.

Pada dasarnya, semua organisme laut mengandung merkuri, Namun, makin tinggi rantai makanan yang dilalui, makin banyak merkuri yang terakumulasi. Jadi, ikan yang menempati puncak rantai makanan memiliki kadar merkuri tertinggi. Ikan yang lebih besar dan lebih tua mengakumulasi lebih banyak merkuri dari waktu ke waktu, sementara ikan yang lebih kecil dan lebih muda cenderung memiliki kadar merkuri yang lebih rendah.

2. Bahaya merkuri

ilustrasi ikan tuna (pexels.com/Kindel Media)

Merkuri adalah logam berat yang tidak berbau dan tidak terlihat oleh manusia. Namun, setelah masuk ke dalam tubuh, merkuri dapat bertindak sebagai neurotoksin dan mengganggu otak dan sistem saraf.

Merkuri paling berbahaya bagi anak kecil dan perempuan hamil. Saat otak anak berkembang, mereka menyerap nutrisi dengan cepat. Merkuri dapat memengaruhi penyerapan tersebut, menyebabkan ketidakmampuan belajar dan keterlambatan perkembangan. Pada bayi dan janin, dosis merkuri yang tinggi dapat menyebabkan kesulitan kognitif, cerebral palsy, tuli, dan kebutaan.

Pada orang dewasa, keracunan merkuri dapat memengaruhi kesuburan dan pengaturan tekanan darah. Keracunan merkuri juga dapat menyebabkan gejala-gejala berikut:

  • Kehilangan ingatan.
  • Tremor.
  • Kehilangan penglihatan.
  • Mati rasa pada tangan dan kaki.

3. Haruskah membatasi asupan tuna?

Ya, mengingat tuna adalah salah satu ikan dengan kadar merkuri tinggi, penting untuk membatasi asupan ikan ini, terutama bagi anak-anak. Secara umum, batasan untuk anak-anak setara dengan: 

  • Usia 1–3 tahun: Tidak lebih dari 70 gram per minggu. 
  • Usia 4–6 tahun: Tidak lebih dari 140 gram per minggu. 
  • Usia 7–12 tahun: Tidak lebih dari 280 gram per minggu. 

Selain itu, bisa juga memilih ikan tuna kaleng alih-alih ikan tuna segar. Tuna kalengan cenderung memiliki kadar merkuri yang lebih rendah karena menggunakan spesies tuna yang lebih kecil.

Selain itu, proses pemilihan bahan baku untuk produk kalengan juga cenderung mengutamakan ikan dengan risiko kontaminasi yang lebih rendah agar aman untuk konsumsi massal.

4. Siapa saja yang harus menghindarinya?

ilustrasi ikan tuna (pixabay.com/reinhardthrainer)

Populasi tertentu sangat rentan terhadap merkuri dan harus menghindari tuna. Golongan yang disarankan untuk menghindarinya meliputi bayi, anak kecil, ibu hamil dan menyusui, serta perempuan yang berencana untuk hamil. 

Paparan merkuri dapat memengaruhi perkembangan embrio dan menyebabkan masalah otak serta perkembangan. Karenanya, penting bagi ibu hamil dan bayi untuk menghindari paparan merkuri dalam bentuk apa pun.

5. Alternatif yang lebih aman

Untungnya, masih ada alternatif tuna yang aman untuk dikonsumsi. Ikan ini sama-sama tinggi kandungan gizi, tetapi sangat rendah kandungan merkuri. Ikan-ikan ini juga tak kalah lezat dan bisa diolah menjadi apa pun.

Berikut beberapa alternatif tuna:

  • Trout: Ikan trout merupakan pengganti yang bagus untuk tuna, baik dalam bentuk kalengan maupun segar.
  • Salmon: Salmon memiliki kadar merkuri yang lebih rendah daripada tuna kalengan dan dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan.
  • Sarden: Sarden unggul dalam hal protein. Selain itu, sarden mengandung asam lemak omega-3 yang lebih tinggi daripada tuna dan memiliki kandungan nutrisi yang sama tanpa risiko merkuri yang tinggi.
  • Makerel: Ikan berdaging dengan rasa yang lembut ini rendah merkuri dan didapat dari sumber yang berkelanjutan. Tekstur dan rasa lembut makerel membuatnya serbaguna seperti tuna.
  • Teri: Ikan teri rendah merkuri dan kaya akan omega-3 yang menyehatkan jantung, kaya akan vitamin B, dan merupakan sumber protein, zat besi, dan kalsium yang baik. Ikan ini juga mengandung selenium, yang dapat mengurangi risiko kanker dan melindungi tiroid jika dikonsumsi secara teratur.
  • Ikan kipper: Ikan kipper relatif rendah kalori dan kolesterol. Ikan ini juga tinggi asam lemak omega-3 dan merupakan sumber protein yang baik.

Paparan merkuri dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Meskipun tuna sangat bergizi, tetapi kandungan merkurinya juga tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ikan lainnya. Meskipun kamu tidak harus menghindari tuna sepenuhnya, tetapi penting untuk membatasi konsumsinya dalam jumlah sedang dan tidak dikonsumsi setiap hari.

Untuk individu yang rentan terhadap paparan merkuri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi ikan tuna.

Referensi 

"Mercury in tuna: Should you worry?" BBC Food. Diakses Mei 2025. 
"How Much Tuna Is Safe to Eat?" Healthline. Diakses Mei 2025. 
"Is canned tuna healthy? Benefits and possible risks." Medical News Today. Diakses Mei 2025. 
"Best Alternatives to Canned Tuna." Season Products. Diakses Mei 2025. 
"4 Alternatives to Canned Tuna." The Kitchn. Diakses Mei 2025. 

Editorial Team