Dalam hal ini, kanker yang paling sering dihubungkan dengan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh adalah kanker payudara, usus dan prostat.
Sebuah ulasan ilmiah dalam Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory tahun 2014 menyebutkan, sebuah penelitian yang melibatkan subjek 980 perempuan menunjukkan semakin tinggi asupan vitamin D maka akan mengurangi risiko sebanyak 50 persen terhadap kejadian kanker payudara bila dibandingkan dengan mereka yang asupan vitamin D-nya rendah.
Sementara itu, penelitian terhadap laki-laki dengan kanker prostat menunjukkan bahwa penyakit tersebut timbul 3−5 tahun lebih lambat pada mereka yang bekerja di luar rumah dibandingkan yang berkegiatan di dalam ruangan.
Hal ini berkaitan dengan paparan sinar matahari sebagai salah satu faktor kurangnya vitamin D dalam tubuh. Seperti diketahui, vitamin D selain diperoleh dari makanan juga lewat pembuatan di kulit melalui bantuan sinar matahari.
Paparan sinar ultraviolet B (UVB) akan mengawali pembuatan vitamin D di kulit menjadi bentuk aktifnya. Terdapat perbedaan kadar vitamin D dalam tubuh pada mereka yang sering terpapar sinar matahari dengan yang tidak, di mana terdapat kurangnya status vitamin D pada orang-orang yang jarang terpapar sinar matahari.
Sangat penting bukan vitamin D? Oleh karena itu, statusnya yang cukup dalam tubuh perlu terus dijaga.
Kekurangan vitamin D hanya akan terjadi ketika kulit kekurangan paparan sinar matahari dan kurangnya asupan sumber vitamin D dalam pola makan sehari-hari. Untuk itulah, biasakan berjemur setiap 5-30 menit setiap 2-3 kali seminggu. Itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh.
Perlu diingat, minimal 20 persen permukaan kulit harus terpapar sinar matahari secara langsung tanpa terhalang pakaian atau tabir surya, seperti wajah, tangan, ataupun kaki.
Lalu, optimalkan dengan konsumsi makanan sumber vitamin D seperti telur, mentega, sereal, susu, keju, ikan salmon, tuna serta minyak ikan dapat mencukupi kebutuhan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh.