Terakhir, NAMHPAC menjelaskan bahwa red wine yang tidak ditambahkan pemanis atau gula adalah pilihan terbaik untuk dinikmati bersama hidangan bergizi seimbang lainnya. Secara spesifik, NAMHPAC menyebut white wine manis seperti Moscato d'Asti dari Italia dan Riesling dari Jerman.
Pasalnya, NAMHPAC menyebut anggur-anggur tersebut tidak lagi memiliki kandungan antioksidan yang berguna untuk mencegah inflamasi dan baik untuk kesehatan serta tinggi kadar gulanya. Kadar gula yang tinggi berarti kalori yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan obesitas hingga diabetes!
Bolehkah diminum sekali-kali? Boleh. Namun, bila konsumsinya berlebihan, itu malah akan jadi bumerang dan mengancam kesehatanmu.
Red Wine. pexels.com/Skitterphoto
Minuman beralkohol memang telah dikaitkan dengan berbagai dampak buruk pada kesehatan tubuh. Namun, bila dikonsumsi sesuai anjuran dan menerapkan pola hidup sehat, diharapkan manfaatnya bisa dirasakan.
Menurut sejumlah penelitian dan berbagai institusi kesehatan dunia, baiknya lelaki dan perempuan dewasa tidak mengonsumsi lebih dari 14 unit alkohol dalam seminggu untuk mengurangi risiko dari konsumsi alkohol. Namun, 14 unit tersebut tidak boleh diminum sekaligus dalam satu hari. Beri jeda selama 2-3 hari tanpa alkohol sama sekali.
Perlu dicatat, 1 unit alkohol kira-kira setara dengan takaran berikut ini:
- Sebanyak 240-280 ml (satu gelas belimbing atau setengah gelas besar) bir dengan kadar alkohol 3-4 persen
- Sebanyak 50 ml wine atau sake dengan kadar alkohl 12-20 persen
- Sebanyak 25 ml wiski, scotch, gin, vodka, dan tequila dengan kadar alkohol 40 persen
Itulah jenis-jenis red wine yang disebut-sebut paling sehat dengan berbagai manfaatnya. Meski demikian, mengingat banyaknya bukti efek negatif alkohol terhadap kesehatan, minum alkohol dalam jumlah berapa pun, baik sedikit atau banyak, tetap tidak disarankan. Apalagi bila sampai dikonsumsi dalam jangka panjang dan berlebihan, yang mana akan menimbulkan risiko berbagai penyakit, bahkan bisa sebabkan kematian.
Jadi, konsumsilah secara bijak, ya!