Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak kecil ngeces (pexels.com/Hannah Barata)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Melna Agustriani Purba, MSc., SpA

Ngeces merupakan perilaku yang normal pada bayi dan balita yang masih kecil. Ini karena bayi dan anak kecil menjelajahi dunia mereka melalui mulut. Seiring waktu, perilaku ngeces ini akan hilang dengan sendirinya.

Namun, ngeces yang berlebihan dapat menjadi penyebab kekhawatiran. Misalnya, jika anak usia 2 tahun masih ngeces, orangtua pasti bertanya-tanya, apakah ini normal? Sebenarnya, ngeces pada anak berusia 2 tahun adalah hal yang normal. Ngeces merupakan hal yang umum terjadi pada dua tahun pertama kehidupan anak. Bahkan, terkadang ada anak yang ngeces sampai 4 tahun.

Namun, sebenarnya, apa penyebab anak 2 tahun masih ngeces? Di sini, kita akan membahasnya bersama-sama.

1. Penggunaan empeng yang terlalu lama

ilustrasi anak menggunakan empeng (freepik.com/Mateus Andre)

Penggunaan empeng yang terlalu lama dapat memengaruhi bagaimana mulut dan gigi anak berkembang. Perubahan ini dapat menyebabkan anak ngeces. Berikut adalah beberapa masalah yang disebabkan oleh penggunaan empeng yang terlalu lama:

  • Maloklusi gigi (ketidaksejajaran gigi)
  • Open bite (jenis ketidaksejajaran di mana gigi atas dan bawah tidak bersentuhan)
  • Overjet (jenis maloklusi gigi di mana gigi atas menonjol di atas gigi bawah)
  • Perubahan bentuk langit-langit mulut
  • Perubahan tonus otot bibir dan lidah

2. Penggunaan sippy cup

ilustrasi anak minum dengan menggunakan sippy cup (freepik.com/freepik)

Otot bibir, pipi, dan lidah yang lemah dapat menyebabkan anak terus ngeces. Salah satu penyebab hal ini adalah kebiasaan penggunaan sippy cup. Penggunaan sippy cup bisa menghambat perkembangan otot dengan mencegah lidah bergerak bebas, sehingga tidak terlatih untuk menelan dengan cara yang lebih matang, yaitu dengan menyentuh langit-langit mulut dan mendorong cairan ke belakang. Jadi, untuk memperkuat otot-otot mulut, segera hentikan penggunaan sippy cup dan pastikan si kecil belajar minum langsung dari cangkir.

3. Kebiasaan bernapas lewat mulut

ilustrasi anak kecil ngeces (pexels.com/Hannah Barata)

Kebiasaan bernapas lewat mulut dapat menyebabkan anak sering ngeces. Jika kamu melihat anak bernapas lewat mulut atau kesulitan menutup mulut, cobalah cari tahu akar permasalahannya. Sejumlah faktor dapat menyebabkan postur mulut terbuka atau bernapas lewat mulut, termasuk:

  • Amandel membesar
  • Adenoid membesar
  • Alergi
  • Tonus otot rendah.

4. Kondisi psikologis

ilustrasi anak mengalami alergi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Beberapa kondisi psikologis juga dapat menyebabkan anak sering ngeces. Kondisi psikologis ini, meliputi:

  • Kecemasan. Kecemasan dapat menyebabkan keluarnya air liur berlebihan dari mulut karena peningkatan produksi air liur dan mulut kering.
  • Alergi hidung. Alergi dapat menyebabkan air liur berlebih karena produksi lendir berlebihan dan kesulitan menelan.

5. Gangguan perkembangan

ilustrasi anak dengan sindrom Down (freepik.com/ASphotofamily)

Sering ngeces juga bisa menjadi tanda adanya gangguan perkembangan pada anak, seperti:

  • Sindrom Down. Ini adalah kelainan genetik yang menyebabkan keterlambatan fisik dan perkembangan.
  • Gangguan spektrum autisme. Ini merupakan sekelompok gangguan perkembangan saraf. Ini memengaruhi komunikasi, interaksi sosial, minat, dan aktivitas.

Jadi, ngeces pada anak usia 2 tahun adalah hal normal. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti penggunaan empeng dan sippy cup terlalu lama, dan kebiasaan bernapas lewat mulut.

Namun, jika kebiasaan ngeces ini  berlebihan dan disertai dengan gejala lain, seperti kesulitan menelan, hal itu mungkin merupakan indikasi kondisi mendasar yang lebih serius, seperti alergi hingga gangguan perkembangan. Dalam kasus ini, anak perlu dibawa ke ahli patologi wicara atau profesional perawatan kesehatan lainnya untuk membantu menentukan penyebab dan pengobatan yang tepat.

Referensi

"Is Excessive Drooling in Children Normal or a Sign of Illness?". Better Speech. Diakses pada Januari 2025.
"Drooling." Mount Sinai. Diakses pada Januari 2025.
"Toddlers and Drooling: How to Help." TherapyWorks. Diakses pada Januari 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team