Ilustrasi sate kambing khas Madura. Pixabay/ignartonosbg
Keluhan leher terasa tegang setelah makan jeroan kambing memang cukup sering dirasakan beberapa orang, khususnya ketika Idul Adha. Kondisi tersebut sering dikaitkan dengan kolesterol. Namun, faktanya hal itu tidak melulu tanda kadar kolesterol langsung melonjak.
dr Rudy Kurniawan, Sp.PD, spesialis penyakit dalam menyebut bahwa tidak ada hubungan langsung antara konsumsi daging atau jeroan kambing dengan kondisi leher tegang. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa makanan tinggi lemak jenuh, seperti jeroan, dapat memicu peradangan dalam tubuh pada sebagian orang. Peradangan inilah yang bisa menimbulkan rasa nyeri atau tegang pada beberapa bagian tubuh, termasuk leher.
Selain itu, dr Inggrid Tania, Ketua Umum PDPOTJI menyebutkan bahwa konsumsi makanan berlemak tinggi juga bisa memperlambat aliran darah. Ketika aliran darah melambat, terutama ke otak, hal ini dapat memicu keluhan seperti pusing hingga rasa kaku atau tegang pada leher.
Kondisi ini bukan hanya dialami oleh orang dengan kolesterol tinggi. Siapa pun bisa merasakannya sesaat setelah mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah besar.
Menariknya, gejala seperti leher tegang dan pusing ini bukan berasal dari kolesterol yang langsung terbentuk. Melainkan efek sementara akibat metabolisme awal lemak di dalam tubuh. Mengingat proses pembentukan kolesterol seperti LDL atau HDL memerlukan waktu, keluhan yang timbul lebih berkaitan dengan reaksi awal tubuh terhadap makanan tinggi lemak tersebut.