Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kenapa Saat Haid Selalu Ingin Makan Manis?
ilustrasi makanan manis (pexels.com/Tim Samuel)

Intinya sih...

  • Perubahan hormon saat haid memengaruhi keinginan makan manis.

  • Atur lingkungan rumah, konsumsi karbohidrat bijak, dan tambahkan lemak sehat untuk mengatasi ngidam manis.

  • Pilih camilan sehat seperti smoothies, buah dengan yoghurt, atau dark chocolate sebagai alternatif camilan manis saat haid.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak perempuan yang merasakan perubahan selera makan saat menstruasi. Salah satu yang paling sering muncul adalah keinginan kuat untuk menyantap makanan manis, seperti cokelat hingga kue. Hal ini bukan sekadar kebetulan, melainkan ada penjelasan ilmiah di baliknya.

Nah, kalau penasaran kenapa saat haid selalu ingin makan manis, jawabannya berkaitan dengan perubahan hormon di dalam tubuh. Fluktuasi hormon bisa memengaruhi kadar gula darah dan suasana hati sehingga tubuh mencari “jalan pintas” lewat makanan manis untuk membuat perasaan lebih baik. Yuk, cari tahu lebih lanjut penyebabnya!

Kenapa saat haid selalu ingin makan manis?

Disinggung sebelumnya, keinginan makan manis menjelang atau saat haid bukan sekadar kebiasaan, tapi ada kaitannya dengan perubahan hormon dalam tubuh. Menjelang menstruasi, kadar hormon progesteron menurun, sedangkan estrogen meningkat. Perubahan tersebut juga bisa membuat kadar gula darah ikut menurun. Saat gula darah turun, otak mengirim sinyal agar tubuh segera mendapat energi tambahan, biasanya lewat makanan manis atau berkarbohidrat.

Selain itu, hormon serotonin juga berperan penting. Serotonin dikenal sebagai “hormon bahagia” yang memengaruhi suasana hati. Sayangnya, perempuan yang mengalami PMS cenderung memiliki kadar serotonin yang lebih rendah dari normal. Untuk meningkatkan serotonin, tubuh “meminta” makanan yang bisa membantu produksinya, seperti makanan manis dan karbohidrat. Itulah sebabnya, banyak perempuan lebih sering ngidam cokelat, kue, atau minuman manis ketika PMS atau haid. Studi bahkan menemukan bahwa pada fase luteal (setelah ovulasi hingga sebelum haid), kadar hormon tertentu seperti estradiol (estrogen) dan progesteron berhubungan langsung dengan meningkatnya keinginan terhadap makanan manis atau minuman bergula.

Cara mengatasi ngidam manis saat haid

ilustrasi perempuan makan donat (pexels.com/Andres Ayrton)

Mengontrol keinginan makan berlebihan saat menstruasi bisa terasa sulit, tapi ada beberapa langkah yang bisa membantu. Fokus utamanya adalah menjaga kestabilan gula darah dan memilih makanan yang mendukung kesehatan hormon. Berikut beberapa tipsnya:

  • Atur lingkungan rumah

Jangan simpan terlalu banyak camilan manis seperti cokelat atau permen di rumah. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi kemungkinan ngemil berlebihan secara impulsif.

  • Utamakan makanan tinggi protein

Protein membantu menstabilkan gula darah dan membuat kenyang lebih lama. Pilih dari sumber seperti telur, ikan, daging, kacang-kacangan, atau biji-bijian.

  • Konsumsi karbohidrat dengan bijak

Menjelang haid, karbohidrat bisa membantu tubuh memproduksi serotonin yang berpengaruh pada suasana hati. Namun, pilihlah karbohidrat kompleks seperti oatmeal, ubi, atau nasi merah.

  • Tambahkan lemak sehat

Lemak baik dari alpukat, kacang, biji-bijian, minyak zaitun, atau kelapa penting untuk produksi hormon dan membuat tubuh merasa lebih puas setelah makan.

  • Dukung dengan nutrisi tambahan

Magnesium (misalnya dari mandi garam epsom) dan vitamin B kompleks bisa membantu mengatur gula darah sekaligus mengurangi keinginan makan berlebihan.

Alternatif camilan manis yang sehat saat haid

Kalau lagi haid atau tiba-tiba pengin manis, sebenarnya tidak masalah makan sedikit camilan seperti biskuit atau cokelat. Namun, kalau kebanyakan, gula bisa bikin tubuh cepat lelah karena efek “sugar crash”. Nah, ada beberapa pilihan manis yang tetap sehat dan bisa jadi pengganti snack tinggi gula. Berikut pilihannya:

  • Smoothies

  • Buah dengan yoghurt

  • Irisan apel dengan madu

  • Energy bites

  • Dark chocolate

  • Apel dengan selai kacang

  • Oatmeal

  • Ubi manis

  • Trail mix (campuran kacang, biji, dan buah kering).

Itulah penyebab kenapa saat haid selalu ingin makan manis. Mengonsumsi camilan tersebut boleh saja, tapi pastikan untuk membatasi jumlahnya, ya. Sebagai alternatif, kamu juga bisa memilih untuk mengonsumsi camilan yang lebih sehat.

FAQ seputar kenapa saat haid selalu ingin makan manis

  1. Kenapa saat haid sering muncul keinginan makan makanan manis?
    Keinginan makan manis saat haid biasanya disebabkan oleh perubahan hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi kadar gula darah dan suasana hati.

  2. Apakah makan manis saat haid berbahaya?
    Tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun, terlalu banyak gula bisa membuat perut kembung, mudah lelah, dan memperparah perubahan suasana hati.

  3. Apakah tubuh benar-benar membutuhkan gula saat haid?
    Ya, tubuh membutuhkan energi tambahan karena kadar serotonin menurun selama haid. Gula dapat membantu memperbaiki mood sementara waktu.

  4. Apakah ada alternatif camilan manis yang lebih sehat saat haid?
    Ada, seperti buah-buahan manis alami, yogurt, cokelat hitam, atau madu yang bisa membantu menjaga energi tanpa menaikkan gula darah terlalu tinggi.

  5. Bagaimana cara mengontrol keinginan makan manis saat haid?
    Kamu bisa makan lebih sering dalam porsi kecil, cukup minum air, tidur cukup, dan pilih camilan manis alami agar tidak berlebihan.

Referensi

"Sugar and the Menstrual Cycle". London Gynaecology. Diakses September 2025.
"Why You Want to Eat All the Things Before Your Period". Healthline. Diakses September 2025.
"Healthiest Sweet Snacks". WebMD. Diakses September 2025.
"What Do Your Period Cravings Mean?". Clearblue. Diakses September 2025.
Ålgars, Monica, Lu Huang, Ann F. Von Holle, Christine M. Peat, Laura M. Thornton, Paul Lichtenstein, and Cynthia M. Bulik. “Binge Eating and Menstrual Dysfunction.” Journal of Psychosomatic Research 76, no. 1 (November 28, 2013): 19–22.

Editorial Team