Kesalahan saat Pakai Sunscreen Spray, Awas Berisiko!

Intinya sih...
Sunscreen spray harus disemprotkan cukup banyak dan dekat ke kulit, lalu diratakan dengan tangan untuk perlindungan maksimal.
Jangan menyemprotkan sunscreen spray di tempat tertutup atau berangin, dan pastikan mengoleskannya dengan benar agar perlindungannya merata.
Penting untuk mengoleskan ulang sunscreen setiap dua jam, memilih produk yang tepat, dan tidak menggunakan sunscreen kedaluwarsa.
Sunscreen adalah salah satu perlindungan terbaik untuk menjaga kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV). Namun, tidak semua bentuk sunscreen bekerja dengan cara yang sama. Meskipun versi spray atau semprotan lebih praktis, tetapi penggunaannya tetap membutuhkan teknik yang benar agar efektif. Bentuk sunscreen ini juga menjadi pilihan jika kamu tidak mau repot mengoleskannya ke kulit atau mengaplikasikan ulang.
Sayangnya, banyak orang masih melakukan kesalahan dalam penggunaan sunscreen spray, misalnya tidak memperhatikan jarak semprot. Artikel ini akan membahas kesalahan umum tersebut. Baca terus sampai habis, ya!
1. Menyemprotkan terlalu sedikit atau jarak semprot terlalu jauh
Untuk sunscreen spray, pengukurannya tidak seperti sunscreen losion. Cara sederhananya adalah menyemprotkannya hingga benar-benar membasahi kulit sampai mengilap, lalu ratakan dengan tangan. Atau, kalau masih ragu sudah cukup atau belum, semprotkan dulu ke telapak tangan, baru oleskan ke tubuh yang terpapar sinar matahari. Cara ini lebih baik agar kamu bisa lebih sadar seberapa banyak sunscreen yang kamu aplikasikan ke setiap bagian tubuh.
Jika kamu memakai sunscreen mineral (nonkimia), biasanya bentuk semprotannya lebih tebal atau bahkan tampak agak putih di kulit. Mungkin butuh sedikit usaha lebih untuk meratakannya, tetapi justru ini membantumu melihat bagian mana yang sudah dan belum terkena sunscreen.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah teknik semprotnya. Pastikan kamu menyemprot cukup lama dan cukup dekat ke kulit. Beberapa ahli menyarankan untuk menyemprot selama minimal 6 detik dari jarak hanya beberapa sentimeter, lalu digosokkan. Kalau cuma menyemprot singkat dan jarak semprotnya terlalu jauh, dikhawatirkan itu tidak cukup.
2. Tidak memperhatikan tempat
Banyak orang menyemprotkan sunscreen spray di tempat tertutup, seperti di kamar tidur, kamar mandi, di dalam mobil, atau ruangan tertutup lainnya. Padahal, terutama untuk jenis aerosol, partikel halus dari semprotan ini bisa mengiritasi tenggorokan, hidung, mata, bahkan paru-paru kalau kamu menyemprotnya di ruang yang sirkulasi udaranya buruk.
Selain itu, mengaplikasikan sunscreen spray di tempat yang berangin, seperti di pantai yang berangin atau di atas perahu yang sedang bergerak, juga tidak dianjurkan. Ini karena besar kemungkinannya sebagian sunscreen terbawa air, yang akhirnya kulitmu tidak benar-benar terlindungi.
Jadi, pakailah sunscreen spray di tempat terbuka namun tidak berangin. Bisa di teras, di bawah pohon sejuk, atau sisi bangunan yang agar tertutup. Alternatif lain, semprotkan dulu sunscreen telapak tangan, baru oleskan ke kulit. Cara ini lebih aman dan efektif. Atau, kalau kamu tahu akan berada di tempat yang berangin, lebih baik pilih sunscreen losion atau krim.
3. Tidak mengoleskannya dengan benar
Sejumlah orang mengira bahwa dengan pakai sunscreen spray, mereka tidak perlu repot lagi meratakannya lagi pada kulit. Faktanya, jika tidak meratakannya secara manual, artinya kamu tidak menggunakannya dengan benar.
Jika tidak diratakan dengan tangan, hasilnya tentu akan tidak merata dan perlindungannya pun tidak maksimal. Sunscreen membutuhkan lapisan yang merata agar dapat bekerja secara efektif.
5. Mengaplikasikan sunscreen cuma satu lapis
Tergantung pada kondisi lingkungan dan berapa lama kamu akan berada di luar ruangan, satu lapis sunscreen semprot saja sering kali tidak cukup untuk melindungi kulit dari sinar UV. Sarannya adalah dua lapis sunscreen untuk perlindungan terbaik.
Walaupun praktis digunakan, tetapi karena bentuk sunscreen spray cenderung transparan dan sering kali pengaplikasiannya tidak merata, sulit untuk memastikan seluruh kulit benar-benar terlindungi. Jadi, disarankan untuk memilih sunscreen losion atau krim jika akan seharian terpapar sinar matahari, dan sunscreen stik untuk reapply saat bepergian.
Saran lainnya, semprotkan ke telapak tangan, ratakan ke kulit dengan tangan, lalu semprot lagi dan ratakan lagi supaya tidak ada area kulit yang terlewat.
6. Tidak reapply
Sunscreen sebaiknya dioleskan ulang setiap dua jam, atau segera setelah berenang atau berkeringat. Banyak produk memang tahan air, tetapi tidak ada yang benar-benar kedap air.
Hal ini berlaku bahkan untuk sunscreen dengan SPF di atas 30. Produk SPF tinggi kadang membuat orang merasa “aman,” padahal perlindungannya tetap bergantung pada frekuensi pemakaian ulang. Setelah mulai menggunakan SPF di atas 50, peningkatan perlindungan sangat kecil hingga nyaris tidak signifikan dalam penggunaan nyata.
Kalau kamu sering lupa mengoleskan ulang, atur saja pengingat di HP setiap dua jam.
7. Sunscreen kedaluwarsa
Menemukan botol sunscreen yang usianya sudah lebih dari setahun pasca pembelian? Sebaiknya buang saja. Bahan aktif dalam sunscreen dapat menurun seiring waktu dan menjadi kurang efektif dalam melindungi kulit dari sinar UV. Ini juga bisa terjadi karena paparan panas yang tinggi dalam jangka waktu lama. Jadi, hindari menyimpan sunscreen di mobil. Simpanlah di tempat yang sejuk.
Cara Memilih sunscreen yang tepat
Sunscreen yang tepat adalah yang akan kamu pakai secara konsisten. Pastikan saja produk tersebut memiliki perlindungan broad-spectrum (melindungi dari sinar UVA dan UVB), memiliki SPF minimal 30, dan tahan air.
Soal bentuknya (losion, krim, gel, salep, stik, hingga spray), itu bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan bagian tubuh yang akan dilindungi.
Krim: cocok untuk kulit kering dan wajah.
Gel: bagus untuk kulit berminyak dan area berbulu seperti kulit kepala atau dada pria.
Stik: nyaman untuk pemakaian di area sekitar mata.
Spray sering dipilih orang tua karena mudah digunakan pada anak. Namun, tantangannya adalah kamu mungkin tidak tahu apakah sudah menyemprotkan cukup untuk perlindungan optimal.
Sunscreen berwarna (tinted sunscreen) bisa memberi perlindungan tambahan terhadap cahaya tampak (visible light), yang menurut riset bisa memperburuk noda hitam di kulit akibat sinar matahari. Warna tinted juga bisa membantu menghindari efek “putih” yang sering muncul dari sunscreen biasa.
Campuran sunscreen dan obat antinyamuk tidak disarankan. Lebih baik beli secara terpisah dan gunakan masing-masing dengan benar. Sunscreen perlu dioleskan secara banyak dan sering, sementara obat antinyamuk cukup digunakan sedikit hemat dan jarang.
Beberapa pelembap dan kosmetik mengandung SPF. Ini praktis, tetapi ingatlah bahwa sunscreen perlu diulang pemakaiannya setiap dua jam saat berada di luar ruangan.
Perlu diingat bahwa meskipun beberapa produk tahan air, tidak ada sunscreen yang "kedap air" (waterproof) atau "kedap keringat" (sweatproof). Produsen sunscreen tidak diperbolehkan menggunakan istilah tersebut karena dapat menyesatkan. Saat menggunakan sunscreen kedap air, kamu harus mengoleskannya kembali setelah berenang atau berkeringat.
Tips menggunakan sunscreen spray
Agar sunscreen spray bisa bekerja maksimal dan aman digunakan, para dokter kulit merekomendasikan beberapa hal berikut:
Semprotkan dari jarak dekat dan dengan jumlah cukup. Arahkan nozzle dekat ke kulit dan jangan pelit saat menyemprotkannya. Orang dewasa rata-rata membutuhkan sekitar 1 ons sunscreen (kira-kira seukuran satu gelas takar kecil/shot glass) untuk menutupi seluruh kulit yang tidak tertutup pakaian. Tergantung ukuran tubuhmu, bisa jadi kamu butuh lebih banyak sunscreen agar kulit terlindungi dari sinar UV. Karena sulit menentukan seberapa banyak sunscreen spray yang cukup, semprotkan hingga kulit terlihat mengilap, lalu gosok rata agar menyebar merata dan tidak ada bagian yang terlewat.
Gosokkan ke kulit setelah disemprot. Menyemprot saja tidak cukup. Gosok sunscreen ke kulit agar daya perlindungannya merata dan kamu tidak melewatkan area kulit tertentu.
Hindari menghirup sunscreen spray. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) masih menilai keamanan sunscreen spray dan belum memberi panduan khusus. Jadi, jangan semprotkan sunscreen di sekitar wajah atau mulut. Sebaiknya, semprot dulu ke telapak tangan, lalu oleskan ke wajah secara manual.
Jangan menggunakan sunscreen spray saat hari berangin. Angin membuat sunscreen sulit menempel di kulit dan meningkatkan risiko terhirup. Pilih area teduh dan tenang saat mengaplikasikannya, atau gunakan sunscreen losion/krim.
Jangan semprot di dekat api atau sumber panas. Meskipun sunscreen biasanya tidak mudah terbakar, tetapi versi aerosol bisa menjadi mudah terbakar. Hindari menyemprot dekat api, seperti panggangan, lilin, atau rokok. Pastikan sunscreen sudah benar-benar kering dan menyerap sebelum mendekati sumber api terbuka.
Pakai perlindungan tambahan. Tak ada sunscreen yang bisa melindungi kulit 100 persen dari sinar UV. Jadi, penting juga untuk berlindung di tempat teduh dan mengenakan pakaian pelindung seperti kemeja berlengan panjang, celana panjang, topi lebar, dan kacamata hitam dengan pelindung UV.
Apa pun jenis sunscreen-nya, selalu oles ulang setiap dua jam sekali saat di luar ruangan, atau setelah berenang dan berkeringat.
Referensi
"Sunscreen FAQs." American Academy of Dermatology Association. Diakses Juli 2025.
"How to use stick and spray sunscreens." American Academy of Dermatology Association. Diakses Juli 2025.
"UV Radiaton & Your Skin." Skin Cancer Foundation. Diakses Juli 2025.
"Major Mistakes Dermatologists Wish You'd Stop Making With Spray Sunscreen." Health. Diakses Juli 2025.