Menopause Dini Apakah Bisa Hamil? Berikut Penjelasannya

Kudu tahu dulu tanda-tanda pasti menopause dini

Ketika seorang perempuan memasuki fase menopause, maka sewajarnya pembuahan tidak lagi terjadi. Fase ini umumnya berlangsung pada usia 45-55 tahun, melansir Health. Jika ovulasi berhenti kurang dari usia tersebut, maka dianggap sebagai menopause dini.

Jika menopause menyebabkan potensi kehamilan rendah, lantas bagaimana dengan menopause dini? Mari memahami apa yang terjadi pada tubuh saat memasuki masa menopause untuk tahu jawaban dari menopouse dini apakah bisa hamil.

Apa itu menopause?

National Institute of Aging memberikan pengertian terkait menopause. Dalam uraiannya, dijelaskan bahwa menopause adalah kondisi saat perempuan tidak mendapatkan ovulasi selama 12 bulan berturut-turut. Seperti disebutkan sebelumnya, ini biasa terjadi pada perempuan berusia pertengahan 40. Lebih jelasnya, fase menopause menandakan berakhirnya usia produktif reproduksi perempuan karena sudah tidak menghasilkan sel telur.

Lalu, bagaimana dengan menopause dini? Sejatinya, tidak ada yang membedakan keduanya secara signifikan, kecuali waktunya terjadi. Jika menopause terjadi pada usia kurang dari 40-an tahu, maka dapat dikategorikan sebagai menopause dini

Perimenopause berbeda dengan menopause atau menpause dini

Menopause Dini Apakah Bisa Hamil? Berikut Penjelasannyailustrasi perempuan mengalami menopause (pexels.com/SHVETS production)

Ketika masa reproduksi aktif, tubuh umumnya menghasilkan hormon estrogen, progesteron, hormon luteinizing (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH). Hormon LH, FSH, dan estrogen akan bekerja sama, lalu mendorong ovarium untuk melepaskan sel telur matang selama ovulasi. Nah, ovulasi ini hanya bisa terjadi jika hormon dalam kadar cukup.

Di luar daripada itu, sebelum memasuki masa menopause, umumnya, perempuan akan melewati perimenopause dulu. Perimenopause merupakan transisi yang ditandai dengan produksi estrogen dan progesteron yang menurun. Namun,  hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) justru meningkat. 

Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan dampak pada tubuh, seperti munculnya hot flashes atau sensasi hangat di tubuh bagian atas, berkeringat pada malam hari, dan siklus menstruasi tidak teratur. Ovarium pun kadang bisa menghasilkan sel telur, tapi kadang pun tidak. Perlu kamu ketahui bahwa menopause atau menopause dini tidak datang tiba-tiba. Perimenopause umumnya datang dan berlangsung dalam hitungan tahun, melansir Healthline.

Baca Juga: Seks Saat Menopause: Fakta dan Cara agar Tetap Nyaman

Menopause dini apakah bisa hamil?

Setelah menopause benar-benar terjadi, kadar LH dan FSH bisa tetap tinggi. Namun, kadar estrogen dan progesteronnya rendah sehingga membuat tubuh tidak lagi berovulasi. Dalam arti, perempuan sudah tidak bisa hamil.

Nah, hal tersebut pun berlaku pada menopause usia dini. Namun, hanya terjadi jika perempuan sudah benar-benar mengalami menopause, bukan perimenopause alias baru masuk masa peralihan menuju menopause.

Jika masih mangalami menstruasi walaupun tidak teratur atau berada di fase perimenopause, maka kehamilan bisa terjadi. Pasalnya, pada fase ini tubuh masih mengeluarkan sel telur sehingga potensi pembuahan bisa saja terjadi.

Kehamilan menjelang masa menopause atau lebih dari usia 35 tahun, memiliki beberapa risiko. Medical News Today mencatat beberapa risiko tersebut, yaitu: 

  • Keguguran
  • Komplikasi selama persalinan dan perlunya operasi sesar
  • Preeklampsia
  • Kelainan pada anak
  • Masalah kesehatan lainnya

The Journal of Physiology melakukan penelitian pada hewan untuk mengetahui alasannya. Hasilnya, terdapat perubahan fisiologis yang menyebabkan kandungan lebih berisiko. Termasuk, sifat kontraksi otot di rahim yang terganggu, kurang sensitif terhadap oksitosin, dan berkurangnya jumlah mitokondria. Jika kamu hamil menjelang menopause dini, dokter mungkin memberikan saran profesional yang disesuikan dengan kondisi pasien.

Hamil saat menopause

Menopause Dini Apakah Bisa Hamil? Berikut Penjelasannyailustrasi testpack (Pexels.com/Rodnae Productions)

Pada beberapa kasus, hamil saat menopause mungkin saja terjadi. Namun, pengecualian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: 

  • Berada dalam fase perimenopause

Disebutkan sebelumnya bahwa saat perimenopause (sebelum menopause dini), tubuh masih mengeluarkan sel telur walaupun tidak rutin. Jika kamu melakukan hubungan intim tanpa kontrasepsi, maka masih ada kemungkinan sel sperma membuahi sel telur.

  • Salah mengira menopause

Menopause terjadi ketika perempuan tidak lagi haid selama 12 bulan berturut-turut. Namun, menopause bukan satu-satunya penyebab hal tersebut terjadi. Gangguan reproduksi lainnya mungkin menjadi alasannya. Ketika disalahartikan sebagai menopause, lalu melakukan hubungan seks tanpa pelindung, maka kehamilan bisa saja terjadi.

Cara ini mungkin memakan banyak biaya karena metode tidak biasa. Pada prosesnya, sel telur yang dibekukan saat masih usia produktif bisa digunakan kembali untuk proses inseminasi buatan untuk mendapatkan kehamilan di usia lanjut. Meski demikian, tetap ada risiko dan potensi kegagalan pada masing-masing individu.

Ada kemungkinan jawaban 'tidak' dari pertanyaan menopause dini apakah bisa hamil. Alasannya, pada fase ini tubuh pun tidak lagi memproduksi sel telur. Namun, hal tersebut bisa jadi berbeda bila perempuan masih berada pada fase perimenopause. Jika demikian, maka kehamilan bisa saja terjadi. 

Baca Juga: Proses Pembentukan Sel Telur: Masa Subur Hingga Menopause

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya