5 Tips Mencegah Penularan saat Serumah dengan Pasien TBC

Bolehkah orang yang sehat serumah dengan pasien TBC?

Hari Tuberkulosis (TBC atau TB) Sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret mengingatkan kembali tentang "pekerjaan rumah" negara Indonesia yang belum usai.

Kasus TBC paru di Indonesia tercatat masih sangat tinggi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) tahun 2021, masih ada sekitar 824.000 kasus TBC paru yang terdeteksi.

Salah satu dilema dalam merawat pasien TBC adalah kekhawatiran orang-orang yang tinggal serumah akan ikut tertular kuman TBC. Memang, orang yang tinggal serumah dengan pasien TBC bisa menjadi target empuk bagi penyebaran kuman. Namun, tak perlu khawatir, cara-cara berikut ini bisa membuatmu tinggal serumah dengan pasien tanpa takut tertular. Simak baik-baik, ya!

1. Jaga ventilasi dan pencahayaan alami di rumah

5 Tips Mencegah Penularan saat Serumah dengan Pasien TBCilustrasi tips merawat pasien TBC di rumah tanpa takut tertular (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dalam laman Kemenkes tahun 2016, dikatakan kalau kuman TBC lebih cepat menyebar di ruang yang kecil dan tertutup. Maka dari itu, sesuai kajian literatur dalam Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes tahun 2019, penularan bisa dicegah apabila rumah kamu memiliki ventilasi memadai yang sebanding dengan ukuran ruangan, disertai pencahayaan alami yang baik.

Sebagai gambaran, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1077 tahun 2011 menyatakan bahwa luas lubang ventilasi idealnya mencakup minimal 10 persen dari luas lantai di ruangan tersebut. Lubang ventilasi juga harus dibuka setiap pagi untuk mendukung perputaran udara dan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan rumah.

2. Ajarkan etika batuk dan membuang dahak

5 Tips Mencegah Penularan saat Serumah dengan Pasien TBCetika batuk yang benar (pexels.com/cottonbro)

Berdasarkan dokumen "Tuberculosis Infection Control" dalam laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), kuman TBC utamanya menyebar lewat percikan dahak di udara (aerosol). Penyebaran lebih mudah terjadi ketika penderitanya batuk sembarangan. Oleh sebab itu, pasien TBC harus mempraktikkan etika batuk yang benar demi mengurangi risiko penularan.

Mengacu pada brosur etika batuk buatan Kemenkes tahun 2020, pasien TBC yang merasa akan batuk harus menutup mulut dan hidungnya dengan lengan bagian dalam atau tisu.

Setelah itu, cuci bagian tangan yang terkena batuk dengan sabun. Apabila akan meludah atau membuang bekas tisu, sebaiknya pisahkan ke tempat sampah yang khusus menampung barang-barang infeksius milik pasien.

Baca Juga: 4 Etika Batuk dan Bersin yang Benar, Cegah Penularan Penyakit!

3. Minta pasien TBC selalu memakai masker

5 Tips Mencegah Penularan saat Serumah dengan Pasien TBCilustrasi pasien TBC memakai masker di rumah untuk mencegah penularan penyakit (unsplash.com/Bermix Studio)

Sebuah laporan berjudul "Reducing tuberculosis transmission: a consensus document from the World Health Organization Regional Office for Europe" dalam European Respiratory Journal tahun 2019 menyarankan penggunaan masker bedah untuk semua pasien TBC aktif.

Masker digunakan saat beraktivitas dan dilepas bila akan mandi, makan, ataupun tidur. Pemakaian masker pada pasien TBC terbukti mengurangi angka penularan kuman TBC ke orang-orang sekitar.

4. Isolasi diri selama masa infeksius

5 Tips Mencegah Penularan saat Serumah dengan Pasien TBCilustrasi menjalani isolasi mandiri (pexels.com/Vlada Karpovich)

Menurut konsensus yang ditulis European Respiratory Journal tahun 2019, masa penularan tertinggi bagi kuman TBC umumnya adalah 2–3 minggu awal pengobatan. Oleh sebab itu, pasien TBC sebaiknya mengisolasi diri selama masa infeksius tersebut. Selama isolasi, pasien diusahakan untuk tidak bertemu orang lain untuk sementara waktu.

Setelah dipastikan tidak infeksius oleh dokter, pasien TBC boleh bertemu dengan orang lain, dengan catatan tetap menggunakan masker. Namun, hati-hati bila di rumah ada anak yang usianya di bawah 5 tahun ataupun orang dengan sistem imun rendah, misalnya akibat kondisi autoimun atau pasien kanker. Mereka sebaiknya diungsikan dulu ke tempat tinggal lain untuk mencegah risiko penularan yang berat.

5. Ingatkan jadwal minum obat

5 Tips Mencegah Penularan saat Serumah dengan Pasien TBCilustrasi jadwal minum obat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Cara terbaik untuk mengakhiri penularan kuman TBC adalah dengan menyelesaikan masa pengobatan. Menurut informasi dari Kemenkes, pengobatan untuk pasien TBC memang dirancang selama minimal 6 bulan supaya bisa membasmi tuntas kuman TBC dalam tubuh.

Sebagai keluarga dari orang dengan TBC, kamu bisa memberikan semangat kepada mereka. Tentu bukan hal yang mudah bagi seseorang untuk patuh berobat selama 6 bulan penuh. Kamu bisa menemani pasien setiap kali akan kontrol dan rajin mengingatkannya untuk minum obat hariannya. Intinya, jaga semangat pasien untuk berobat rutin.

Dengan menerapkan metode pencegahan yang bijak serta kepatuhan minum obat, pasien TBC pun bisa kembali beraktivitas seperti semula. Tidak perlu takut jika salah satu anggota keluargamu atau orang yang tinggal serumah terdiagnosis TBC. Dengan cara-cara di atas, kamu akan mampu menjaga kesehatan dirimu sendiri dan orang lain di sekitarmu.

Baca Juga: Kenapa Obat Tuberkulosis Harus Diminum selama 6 Bulan?

Leonaldo Lukito Photo Verified Writer Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya