ilustrasi alpukat (freepik.com/dashu83)
Para peneliti kemudian memantau para partisipan selama tiga dekade. Pada akhir masa studi, para peneliti mencatat 9.185 kasus penyakit jantung koroner dan 5.290 kasus stroke. Para peneliti kemudian menghitung asupan alpukat dari kuesioner yang diisi oleh para partisipan. Satu porsi alpukat dihitung sebagai setengah alpukat.
Setelah disesuaikan dengan faktor gaya hidup dan pola makan lainnya, mereka yang mengonsumsi alpukat lebih dari dua porsi per minggu memiliki risiko penyakit kardiovaskular 16 persen lebih kecil. Meskipun tidak begitu berpengaruh untuk stroke, konsumsi alpukat memotong risiko penyakit jantung koroner hingga 21 persen.
Selain itu, para peneliti juga mencatat bahwa mengganti margarin, mentega, telur, yoghurt, keju, dan daging olahan dengan alpukat juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular 16 hingga 22 persen.
"Studi kami membuktikan bahwa konsumsi lemak nabati tak jenuh dapat meningkatkan kualitas diet dan adalah komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular," ujar kepala peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Lorena S. Pacheco, Ph.D., M.P.H., R.D.N.