ilustrasi rongga mulut (pexels.com/Kamaji Ogino)
Saat berpuasa, rasanya bau mulut telah dianggap sebagai sesuatu yang normal. Dibanding ketika sedang tidak berpuasa, kondisi mulut menjadi lebih berbau tidak sedap saat sedang berpuasa.
Ketika kita puasa, asupan cairan akan berkurang. Kondisi ini menyebabkan produksi saliva atau air liur juga menjadi menurun. Mengutip WebMD, saliva berfungsi untuk melembapkan rongga mulut, menetralkan asam yang diproduksi oleh plak, dan membilas sel-sel mati pada lidah, gusi, dan pipi.
Dengan menurunnya produksi saliva, maka sel-sel mati terakumulasi akan diurai oleh bakteri. Penguraian oleh bakteri ini akan menghasilkan gas yang berbau tidak sedap sehingga menimbulkan bau mulut.
Adanya sisa makanan menjadi tempat yang disukai bakteri, sehingga bakteri bertambah banyak. Selain itu, saat berpuasa, tubuh akan memanfaatkan cadangan lemak menjadi energi. Pemecahan lemak menjadi energi menyebabkan munculnya gas yang berbau tidak sedap.