Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?

Untuk membantu mereka mengatasi kehilangan

Kematian adalah hal yang tak dapat dihindari. Cepat atau lambat, semua orang akan mengalaminya. Makin menyesakkan ketika orang yang kita cintai meninggal. Bahkan, orang dewasa sekalipun membutuhkan waktu untuk terbebas dari duka.

Lantas, apakah anak-anak bisa menghadapi kematian orang tercinta? Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak-anak mengatasi kehilangan dan kesedihan atas meninggalnya orang yang mereka cintai.

1. Tidak menyembunyikan atau menunda kebenaran

Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?ilustrasi berbicara dengan anak-anak (adobe.com/fzkes)

Jangan pernah menyembunyikan atau menunda kebenaran, walau itu pahit sekalipun. Mungkin sebagian orang berpikir ini cara untuk melindungi anak-anak. Padahal, jujur lebih baik.

Dilansir United Nations Children's Fund (UNICEF), memberi tahu anak-anak apa yang sesungguhnya terjadi akan meningkatkan kepercayaan mereka kepada kita. Memang awalnya tidak mudah karena kita harus siap menghadapi reaksi seperti anak menangis terus-menerus, murung, tidak mau makan, dan lainnya. Namun, mereka akan mengatasi rasa kehilangan seiring waktu.

2. Temukan tempat yang aman dan tenang untuk berbicara dengan anak-anak

Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?ilustrasi berbicara dengan anak-anak (seattleymca.org)

Biasanya, suasana di rumah duka dipenuhi oleh pelayat yang datang dan pergi silih-berganti. Untuk mengajak bicara anak dari hati ke hati, temukan tempat yang aman dan tenang.

Jika anak masih balita, berikan mainan atau benda yang mereka sukai untuk mengalihkan perhatiannya. Di sela-sela itu, bicaralah perlahan mengenai apa yang terjadi dan sesekali kasih jeda untuk memberi mereka waktu untuk memahami situasi.

3. Tidak memakai eufemisme dan bahasa kiasan

Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?ilustrasi eufemisme untuk kematian (theconversation.com)

Memang sulit membicarakan kematian di saat kita sendiri tengah merasakan duka dan kesedihan. Namun, kita tetap harus jujur mengutarakan keadaan pada anak-anak dan jangan memakai eufemisme atau bahasa kiasan.

Menurut Dr. Lisa Damour, seorang psikolog, anak kecil akan bingung jika kita mengatakan "kehilangan" alih-alih meninggal. Mereka mungkin berpikir sesuatu yang hilang bisa ditemukan kembali.

"Orang dewasa bisa dengan hangat dan lembut mengatakan: 'Saya punya berita yang sangat menyedihkan. Kakekmu telah meninggal. Itu berarti tubuhnya berhenti bekerja dan kita tidak akan bisa melihatnya lagi.' Mungkin sulit untuk menggunakan bahasa langsung seperti itu, tetapi penting untuk jujur dan transparan," ungkapnya dalam situs resmi UNICEF.

Baca Juga: 7 Tahap Proses Berduka yang Wajar Dialami Setiap Orang

4. Ungkapkan dalam bahasa yang dimengerti anak-anak

Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?ilustrasi berbincang dengan anak (werockthespectrumfortmyers.com)

Khusus untuk anak di bawah 3 tahun, mereka membutuhkan penjelasan yang sederhana, jujur, dan lugas tentang kondisi sebenarnya. Mengutip Zero to Three, kita bisa memberi contoh seperti: "Nenek jatuh sakit karena diserang kuman jahat. Dokter sudah berusaha keras untuk membantunya, namun nenek meninggal."

Ketika anak menanyakan apa maksud dari meninggal, kita bisa menjawabnya dengan: "Meninggal berarti tubuhnya berhenti bekerja. Mereka tidak bisa berbicara atau bermain lagi. Kita tidak bisa melihat atau memeluk mereka lagi seperti dulu."

Setelahnya, tunggu apakah anak-anak memberikan pertanyaan lanjutan. Lalu, jawablah dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti anak-anak. Kita juga harus menyiapkan diri jika mereka merespons dengan menangis, merajuk, murung, atau tantrum.

5. Jujur dengan perasaan dan memperbolehkan bersedih

Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?ilustrasi anak menangis (peacefulparent.com)

"It's okay to be sad. It's okay to cry. Your feelings are valid."

Sangat wajar untuk bersedih ketika seseorang meninggal. Jujurlah dengan perasaan sendiri dan menangislah jika itu membuatmu lega. Ini sekaligus memberi contoh pada anak-anak untuk menunjukkan isi hati supaya bisa melewati masa berduka dengan baik.

Mengutip Healthline, ketika menangis kita melepaskan oksitosin dan opioid endogen atau endorfin. Ini adalah senyawa kimia yang membuat kita merasa lebih baik serta membantu meringankan rasa sakit fisik dan emosional.

Menurut keterangan di laman UNICEF, berkabung memungkinkan anak untuk lebih menerima kematian orang yang dicintai, mengenang mereka semasa hidup, dan mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya. Akan lebih baik jika kita mengajarkan anak-anak untuk menggambar, menyanyi, atau menuliskan sesuatu tentang orang yang telah pergi sebagai bentuk coping mechanism.

Selain itu, sebagai orang dewasa, kita tetap harus memberi perhatian, kasih sayang, dan waktu kepada anak tersebut. Dengan demikian, mereka akan terus merasa aman dan dicintai serta terhindar dari perasaan kesepian.

Baca Juga: 7 Hal Unik yang Terjadi pada Tubuh saat Kamu Menangis

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya