Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusui

Merawat dan menyusui bayi tetap bisa dilakukan dengan aman

Per Senin (19/7/2021), positivity rate COVID-19 di Indonesia adalah 26,88 persen. Jumlah yang cukup tinggi, sehingga tak mengherankan orang-orang dari berbagai kalangan bisa terkena COVID-19, tak terkecuali ibu menyusui.

Syukurlah, sampai saat ini belum ada bukti penularan COVID-19 dari ibu ke anak melalui air susu ibu (ASI). Namun, ibu menyusui tetap harus mempraktikkan prosedur pencegahan agar anak tidak terinfeksi.

Anak bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan cairan pernapasan, seperti ludah, ingus, dan semburan bersin, atau kontak dengan peralatan yang mungkin terkena droplet dari saluran pernapasan tersebut.

Untuk membantu ibu menyusui yang tengah isolasi mandiri, tim dari Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI menyusun "Panduan bagi Ibu Menyusui yang Sedang Melakukan Isolasi Mandiri pada Masa Pandemi COVID-19" yang diunggah di situs KawalCOVID19.id pada 30 Juni 2021. Simak, yuk!

1. Memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, serta rutin membersihkan benda dengan disinfektan

Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusuiilustrasi ibu bermasker dan bayinya (vanidades.com)

Menurut panduan, ibu menyusui, baik yang sehat, berstatus kontak erat, atau telah ditetapkan sebagai kasus konfirmasi tanpa gejala, harus menjalani isolasi mandiri di rumah.

Ibu menyusui yang sedang isolasi mandiri bisa merawat dan menyusui bayinya secara langsung, asalkan menerapkan prosedur pencegahan penularan COVID-19, yaitu:

  • Memakai masker
  • Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah kontak dengan bayi
  • Rutin membersihkan benda-benda di sekitarnya dengan disinfektan
  • Menjaga jarak fisik dengan orang lain
  • Menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut

2. Tetap memberikan ASI, baik secara langsung maupun dalam bentuk ASI perah

Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusuiilustrasi memakai masker saat menyusui (webconsultas.com)

Seperti yang kita ketahui, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Efek perlindungan ASI sangat kuat dalam melawan infeksi penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh anak, sehingga ASI tetap harus diberikan meski ibu sedang positif COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri.

ASI bisa diberikan dengan menyusui secara langsung maupun dalam bentuk ASI perah (ASIP). Namun, jika status ibu adalah kontak erat yang gejala penyakitnya semakin parah atau kasus konfirmasi tanpa gejala yang mulai menunjukkan gejala COVID-19, maka ibu tidak bisa mengasuh dan menyusui anaknya secara langsung.

Baca Juga: Amankah Vaksinasi COVID-19 untuk Ibu Menyusui? Ini Anjurannya

3. Inilah yang harus diperhatikan ketika memerah ASI!

Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusuiilustrasi ASI perah (babycentre.co.uk)

ASI bisa diperah dengan tangan maupun alat pompa (breast pump). Dalam memerah ASI, ibu disarankan untuk:

  • Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, sebelum dan sesudah memerah ASI
  • Menyediakan wadah tertutup dan bersih untuk menampung ASI
  • Untuk membersihkan puting dan area sekitarnya, perah sedikit ASI, lalu oleskan pada puting dan areola (bagian payudara yang berwarna gelap). Ini karena ASI mengandung zat antikuman
  • Duduk dengan nyaman sembari memegang wadah
  • Meletakkan jari pada payudara di atas puting dan areola, lalu menempatkan telunjuk di bawah puting (berseberangan dengan ibu jari)
  • Menekan ibu jari dan telunjuk agak ke arah dalam menuju dinding dada. Sebaiknya hindari menekan terlalu ke dalam agar tidak menyumbat saluran ASI
  • Menekan dengan cara yang sama dari arah samping untuk memastikan ASI terperah dari seluruh payudara
  • Jangan memijat payudara, meremas, atau menarik puting

4. Bagaimana cara menyimpan dan memberikan ASI perah yang benar?

Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusuiilustrasi menyimpan ASI (themummybubble.co.uk)

Setelah ASI diperah, apa yang harus dilakukan? Berdasarkan panduan, inilah cara menyimpan dan memberikan ASI perah yang benar:

  • ASI perah disimpan dalam wadah yang bersih dan ditutup serta diberikan label tanggal kapan ASI diperah
  • ASI disimpan sebanyak 15-60 ml per wadah atau sekali minum sesuai usia bayi untuk menghindari ASI perah terbuang karena tidak habis diminum oleh bayi
  • Jika ASI yang baru diperah tidak digunakan dalam 72 jam (3 hari), ASI perah didinginkan terlebih dahulu di lemari pendingin sebelum dibekukan di freezer
  • Sebelum digunakan, ASI perah beku dikeluarkan dari freezer lalu disimpan selama 12 jam di rak bagian bawah kulkas (chiller) untuk menghindari perubahan suhu terlalu ekstrem
  • Lalu, ASI perah yang sudah mencair yang akan diberikan kepada bayi dikeluarkan dari kulkas, dimasukkan ke dalam cangkir atau gelas kaca bersih, dan direndam di dalam mangkuk berisi air hangat
  • Berikan ASI perah dengan cangkir, gelas, atau sendok. Dekatkan cangkir, gelas, atau sendok ke bibir bawah bayi dan biarkan bayi mengisap sedikit demi sedikit dengan lidahnya
  • Botol dan dot tidak aman digunakan untuk memberi ASI perah karena sulit dibersihkan dan mudah terkontaminasi
  • ASI perah beku yang diberikan pada bayi adalah ASI yang terakhir diperah
  • ASI perah beku yang sudah dicairkan selama 24 jam tidak boleh diletakkan di suhu ruang selama lebih dari 2 jam
  • Tidak disarankan menggunakan botol susu dan dot, karena memerlukan sterilisasi sebelum digunakan dan bayi akan sulit menyusu kembali kepada ibunya saat ibu sudah sembuh

Jika ibu tidak mampu memerah ASI, hubungi tenaga kesehatan melalui alat komunikasi yang tersedia untuk berkonsultasi tentang kondisinya. Pemberian ASI melalui donor ASI hanya disarankan jika dalam pengawasan tenaga kesehatan. Selain itu, bayi bisa diberikan pengganti ASI dengan pengawasan tenaga kesehatan.

Nah, itulah panduan isolasi mandiri bagi ibu menyusui. Semoga ibu dan bayi tetap sehat sampai ibu dinyatakan negatif COVID-19!

Baca Juga: Masuk Kelompok Rentan, POGI Dorong Vaksinasi COVID-19 untuk Ibu Hamil

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya