Viral Larangan Minum Teh setelah Makan Bakso, Bagaimana Faktanya?

Sempat viral di media sosial imbauan untuk tidak minum es teh setelah makan bakso. Konten ini menjadi perhatian karena teh adalah salah satu minuman populer pendamping makanan.

Teh juga membawa banyak manfaat bagi kesehatan, seperti sumber antioksidan, punya properti antiinflamasi, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, hingga menghambat perkembangan kanker atau antikarsinogen. Akan tetapi, di balik beragam manfaatnya, ternyata tidak dianjurkan untuk minum teh setelah makan bakso atau makan besar apa pun. Mengapa begitu?

Risiko minum teh setelah makan

Teh mengandung tanin yang dapat mengikat mineral, termasuk zat besi, sehingga dapat mengurangi penyerapan zat besi pada saluran pencernaan, dilansir Asosiasi Keluarga Gizi Departemen Ilmu Gizi FKUI.

Studi literatur mengenai dampak minum teh terhadap status zat besi mendapatkan bukti bahwa teh dapat menghambat penyerapan zat besi. Penyerapan besi non-heme jika dikonsumsi dengan air putih sebesar 10–13 persen, sedangkan jika dikonsumsi bersamaan dengan teh sebanyak 200 mL penyerapannya hanya sebesar 2–3 persen. Sebanyak 150 mL teh hitam yang dikonsumsi satu jam setelah makan akan menurunkan penyerapan besi 75–80 persen dan teh hitam menghambat penyerapan besi hampir dua kali lipat daripada teh hijau (Nelson & Poultert, 2004).

Hasil penelitian Kaltwasser et al. (1998) membandingkan penyerapan zat besi pada individu yang makan dengan air putih dan individu yang makan dengan minum teh hitam. Ditemukan bahwa penyerapan zat besi pada individu yang makan dengan air putih adalah sebesar 22,1 persen, sementara individu yang makan dengan minum teh hitam sebesar 6,9 persen. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa teh hitam menurunkan penyerapan zat besi sebesar 70 persen.

Studi dalam jurnal Current Developments in Nutrition tahun 2017 menunjukkan bahwa tanin teh lebih cenderung menghambat penyerapan zat besi dari sumber nabati daripada makanan hewani. Jadi, kalau kamu mengikuti pola makan vegan atau vegetarian, kamu mungkin ingin lebih memperhatikan berapa banyak teh yang dikonsumsi.

Jumlah tepat tanin dalam teh dapat sangat bervariasi, tergantung jenis dan cara pembuatannya. Meskipun demikian, membatasi asupan hingga 3 cangkir atau kurang (710 ml) per hari kemungkinan besar merupakan kisaran yang aman bagi kebanyakan orang.

Kandungan lain pada teh, yaitu senyawa polifenol, dapat membentuk kompleks tidak larut dengan besi, sehingga membuat besi tidak tersedia untuk diserap oleh tubuh. Padahal, zat besi sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi tubuh, salah satunya dalam pembentukan hemoglobin.

Hemoglobin adalah protein pada sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Akibatnya, jika zat besi yang diserap tubuh sedikit dalam jangka waktu yang panjang, maka dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.

Baca Juga: Hambat Penyerapan Gizi, 5 Zat Antigizi Ini Mungkin Sering Kamu Makan

Jadi, apakah minum teh setelah makan dilarang?

Minum teh setelah makan atau diminum untuk menemani saat kamu makan sebenarnya tidak sepenuhnya dilarang. Namun, sebaiknya kebiasaan ini dihindari. Kamu disarankan untuk memberi jeda antara waktu makan dan minum teh untuk menghindari terhambatnya penyerapan zat besi.

Setiap orang memiliki waktu pengosongan lambung dari makanan padat yang bervariasi antara individu, serta ini dipengaruhi oleh komponen makanan yang dikonsumsi, yang telah dilaporkan berkisar antara 45–108 menit. Jadi, kalau kamu mau minum teh setelah makan, beri jeda sekitar 1–2 jam.

Kalau kamu memiliki kadar zat besi rendah namun masih menikmati minum teh, pertimbangkan untuk meminumnya di antara waktu makan sebagai tindakan pencegahan ekstra. Ini akan membantu mengurangi kemungkinan teh memengaruhi tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan pada waktu makan.

Baca Juga: 5 Fungsi Zat Besi Bagi Tubuh, Jangan Sampai Kekurangan!