Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?

Setidaknya ada 13 cara yang bisa dilakukan

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Stunting pada awal kehidupan—khususnya pada 1.000 hari pertama sejak pembuahan hingga usia dua tahun—yang menyebabkan gangguan pertumbuhan mempunyai konsekuensi fungsional yang merugikan pada anak.

Beberapa dampaknya adalah rendahnya kemampuan kognitif dan pendidikan, rendahnya upah orang dewasa, hilangnya produktivitas, dan jika disertai dengan kenaikan berat badan yang berlebihan pada masa kanak-kanak, peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi di masa dewasa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022. 

Pemerintah menargetkan stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024. Standar WHO terkait prevalensi stunting harus kurang dari 20 persen.

Apakah mencegah stunting dimulai dari ibu hamil? Jawabannya iya.

Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan

Langkah pencegahan stunting yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan termasuk di dalamnya adalah memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.

Menurut WHO, pencegahan stunting perlu dilakukan sedini mungkin, yaitu pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Ini terhitung sejak dimulainya kehamilan.

Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan. Ini salah satunya disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi. Akibatnya, gizi yang didapat janin tidak mencukupi. Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan janin dan bisa terus berlanjut setelah bayi lahir, menurut Kementerian Kesehatan.

Stunting pada anak dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari faktor genetik, kurangnya asupan nutrisi saat di dalam kandungan dan setelah lahir, infeksi berulang, hingga tingkat pengetahuan orang tua yang rendah mengenai tumbuh kembang normal anak.

Tentu saja setiap ibu hamil ingin kehamilannya sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Penting bagi ibu perempuan untuk selalu menjaga kesehatannya selama hamil, yaitu dengan "5J":

  • Jumlah kalori.
  • Jadwal makan.
  • Jenis makanan.
  • Jalur pemberian gizi (pemberian gizi alternatif).
  • Penjagaan terhadap pelaksanaan (kontrol gizi).

Berikut ini tips pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan terhindar dari risiko stunting.

1. Jumlah kalori

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi ibu hamil makan buah (freepik.com/Freepik)

Secara jumlah, ibu hamil butuh tambahan minimal 350–450 kalori per hari. Namun, jumlah ini perlu ditingkatkan seiring bertambahnya usia kehamilan.

Pada trimester pertama dan kedua, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi 350 kalori tambahan setiap hari. Sementara pada trimester akhir, jumlah kalori tambahan yang dibutuhkan 450 kalori per hari.

Kebutuhan gizi ini bisa dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang seperti protein tanpa lemak seperti susu, dada ayam, ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.

2. Jadwal makan

Perempuan hamil harus mencukupi asupan gizi tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dalam kandungan. Namun, bukan berarti ibu hamil harus makan dengan porsi dua kali lipat, ya.

Ibu hamil sebaiknya makan dengan jadwal tiga kali makan besar dan tiga kali makan kecil. Pasalnya, penting bagi ibu hamil untuk mengatur asupan gizi agar ibu tetap sehat dengan berat badan normal dan bayi bisa tumbuh dengan optimal.

3. Jenis makanan

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi mengatur pola makan sehat (freepik.com/freepik)

Jenis makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil dikategorikan menjadi dua jenis, yakni gizi makro dan mikro.

Gizi makro atau makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan gizi mikro atau mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral.

Kebutuhan jenis makanan ini berbeda setiap trimesternya.

Pada trimester satu, diperlukan gizi lengkap (beragam jenis), terutama asam amino esensial dan asam lemak.

Dilansir Johns Hopkins Medicine, asam amino esensial bisa diperoleh dari makanan protein hewani, seperti susu, telur, dan daging. Sementara itu, asam lemak yang sehat bisa didapat dari ikan laut, biji chia, alpukat, atau minyak zaitun.

Pada trimester kedua, penting untuk mengonsumsi makanan seimbang dengan memenuhi kebutuhan gizi seperti protein, zat besi, vitamin D, hingga asam folat.

Pada trimester ketiga, sebaiknya perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin C, B6, B12, dan D, kalsium, omega-3, dan asam folat.

4. Jalur pemberian gizi (pemberian gizi alternatif)

Sebetulnya dengan pola makan bergizi seimbang, ibu hamil bisa mencukupi asupan nutrisinya sehari-hari. Akan tetapi, vitamin prenatal bisa membantu memenuhi dan memberikan tambahan nutrisi yang diperlukan oleh bayi dalam kandungan.

Kalau mengalami kesulitan untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan lewat pola makan sehari-hari, maka diperlukan jalan lain untuk memenuhinya. 

Ini bisa dilakukan dengan pemberian gizi pengganti, seperti susu kehamilan atau suplementasi zat gizi tertentu. Akan tetapi, jalur pemberian gizi ini memerlukan analisis dari tenaga medis.

5. Penjagaan terhadap pelaksanaan (kontrol gizi)

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi ibu hamil sedang duduk (unsplash.com/Anastasiia Chepinska)

Terakhir, ibu hamil juga perlu memperhatikan atau melakukan upaya penjagaan yang disesuaikan dengan rekomendasi gizi kehamilan. Ini karena ibu hamil sering kali lupa untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Agar program pemenuhan gizi dapat berjalan dengan baik, maka salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar menu harian, atau meminta bantuan dari orang terdekat untuk mengingatkan dan menjaga pelaksanaan gizi.

Ibu hamil juga bisa mengikuti program antenatal care (ANC), yang merupakan perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Ini meliputi pemeriksaan oleh bidan, pemeriksaan oleh dokter, dokter gigi, pemeriksaan laboratorium, dan konsultasi gizi.

Pelaksanaan ANC terpadu juga dapat menilai status gizi hingga risiko infeksi yang mungkin dialami oleh ibu hamil.

Baca Juga: 3 Cara Identifikasi Wasting Pada Anak, Beda dengan Stunting

6. Konsumsi tablet tambah darah

Salah satu upaya pencegahan stunting yang dapat dilakukan sedari dini adalah menjaga kondisi ibu hamil agar terhindar dari anemia.

Anemia adalah keadaan ketika jumlah sel darah merah atau hemoglobin rendah sehingga sel-sel darah merah yang bertugas mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh jumlahnya berkurang.

Menurut penelitian, perempuan hamil akan membutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mencukupi kebutuhan oksigen janinnya.

Produksi sel darah merah dan hemoglobin membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Ketika tubuh tidak memiliki asupan-asupan yang dibutuhkan hamoglobin, maka anemia akan terjadi.

Asupan tablet tambah darah, yang berisi zat besi dan asam folat, menjadi suplemen wajib selama kehamilan karena akan menyelamatkan ibu hamil dan bayinya dari berbagai risiko. Salah satunya adalah pendarahan fatal saat melahirkan.

Anemia juga membuat tubuh ibu tidak terlalu kuat dalam melawan infeksi, sehingga bisa saja mengakibatkan kematian.

Selain itu, depresi pasca melahirkan juga banyak terjadi pada ibu yang mengalami anemia selama kehamilan.

Kondisi anemia selama kehamilan juga berdampak pada bayi, seperti bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan bayi dengan anemia. Kedua kondisi ini nantinya dapat menghambat tumbuh kembang bayi atau stunting.

7. Rutin berolahraga

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi olahraga saat hamil (pexels.com/Gustavo Fring)

Jangan jadikan kehamilan sebagai alasan untuk tidak berolahraga. Olahraga adalah salah satu upaya penting dari pola hidup sehat demi menjaga kesehatan selama masa kehamilan.

Olahraga juga bisa membantu melancarkan oksigen dan sirkulasi darah dalam tubuh, mengurangi stres ketika hamil dan memperkuat otot. Selain itu, rutin olahraga juga bisa mencegah keluhan selama kehamilan seperti kaki bengkak. Dan, jika peredaran lancar, maka aliran nutrisi menuju janin juga akan makin baik sehingga janin bisa berkembang dengan optimal.

Ibu hamil bisa melakukan olahraga yang paling dirasa nyaman. Misalnya dengan jalan kaki, senam hamil, yoga, dan pilates.

8. Tidak merokok dan tidak minum alkohol

Minum minuman beralkohol dan merokok meningkatkan risiko keguguran jajnin. Dua kebiasaan buruk tersebut juga bisa mengakibatkan bayi lahir cacat, prematur, hingga meninggal.

Tidak ada jumlah aman untuk alkohol dan rokok saat hamil.

Juga, hindari rokok elektronik atau vape dan hindari paparan asap rokok dari orang lain. Jadikan rumah menjadi lingkungan bebas asap rokok.

9. Kelola berat badan agar tetap ideal

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi sedang menimbang berat badan (pexels.com/Annushk Ahuja)

Semua perempuan hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatannya. Tidak hanya itu, makan dengan teratur pun memiliki tujuan untuk menambah berat badan saat hamil agar tetap dalam kisaran ideal.

Untuk perempuan yang memiliki berat badan ideal sebelum hamil, dianjurkan untuk menambah berat badan sampai 11,5 sampai 16 kg selama hamil.

Sementara itu, untuk perempuan yang sangat kurus saat sebelum hamil, maka harus menambah berat badan sekitar 13 sampai 18 kg selama kehamilan.

10. Banyak minum air putih

Setiap ibu hamil disarankan untuk banyak minum air putih setiap harinya. Tercukupinya cairan dalam tubuh bisa membantu memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh, tidak terkecuali untuk janin.

11. Tidur cukup

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi tidur (freepik.com/freepik)

Tidur menjadi salah satu hal penting dari pola hidup sehat para ibu hamil yang sering dianggap remeh.

Tidur selama 7 sampai 9 jam sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin.

Posisi tidur saat hamil yang dianjurkan yaitu menyamping menghadap ke sebelah kiri. Hal ini berguna untuk menjaga peredaran darah.

Pastikan untuk mempraktikkan sleep hygiene yang baik agar tidur ibu hamil berkualitas.

12. Cegah infeksi

Beberapa penyakit infeksi pada ibu hamil bisa berdampak pada bayi dalam kandungan. Dilansir National Health Service, beberapa infeksi virus dan bakteri yang perlu diwaspadai antara lain toksoplasmosis, hepatitis B dan C, herpes, rubela, dan virus Zika.

Maka dari itu, sebagai salah satu upaya pencegahan stunting pada ibu hamil, sebisa mungkin hindari infeksi dengan melakukan ini:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah berkebun, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah membersihkan kotoran hewan.
  • Memasak daging, ayam, ikan hingga benar-benar matang, serta membersihkan buah dan sayuran dengan benar.
  • Hindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang.
  • Hindari minum susu mentah.
  • Dapatkan vaksinasi yang dibutuhkan. Konsultasikan ini dengan dokter.
  • Hindari perjalanan ke daerah yang rawan penyakit menular.

13. Rutin cek kehamilan

Apakah Mencegah Stunting Dimulai dari Ibu Hamil?ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Untuk mengantisipasi risiko kekurangan nutrisi saat hamil yang menjadi penyebab utama stunting, maka ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala.

Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan yang diperlukan, seperti USG, mengecek detak jantung janin, tekanan darah, berat badan, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk memastikan janin berkembang dengan baik sesuai usia kehamilan dan apa saja yang mungkin dibutuhkan oleh ibu hamil dalam menunjang kesehatannya.

Jika dokter curiga ibu hamil mengalami infeksi, maka dokter bisa langsung memberikan penanganan yang tepat.

Baca Juga: 3 Risiko Kesehatan Minum Air Tidak Bersih, Bisa Sebabkan Stunting

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya