Cegah Hearing Loss saat Konser, Ikuti Panduan Ini

Waspadai ancaman dari gangguan pendengaran akibat kebisingan

Pandemi telah bertansisi menjadi endemi, kehidupan pun mulai berjalan kembali normal. Hiburan pun mulai marak, salah satunya adalah konser. 

Di Tanah Air, deretan konser dan festival musik yang menanti antara lain We The Fest, David Foster & Friends, Synchronize Festival, aespa, Coldplay, dan lain-lain, termasuk konser skala nasional di kota-kota besar. Penikmatnya pun banyak, bahkan sampai terjadi fenomena "war" tiket.

Menikmati konser, apalagi dari penyanyi, grup, atau band kesayangan tentu membawa kepuasan. Namun, kita harus hati-hati karena ada ancaman hearing loss atau kehilangan pendengaran saat menikmati konser.

Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan dapat memengaruhi orang-orang segala usia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hampir 50 persen orang berusia 12–35 tahun bisa terpapar pada tingkat suara yang tidak aman dari penggunaan perangkat audio pribadi. Sekitar 40 persen orang dalam rentang usia tersebut dapat terpapar pada tingkat suara yang berpotensi merusak di tempat hiburan, misalnya saat menonton konser.

1. Apa yang terjadi pada telinga kita saat mendengarkan musik

Cegah Hearing Loss saat Konser, Ikuti Panduan Iniilustrasi penonton konser (pexels.com/wendy Wei)

Saat mendengarkan musik, suara mengalir ke saluran telinga kita menuju gendang telinga, kemudian harus melewati tulang kecil di dalam tengah telinga untuk sampai ke telinga bagian dalam (koklea).

Koklea ditutupi ribuan rambut kecil yang biasanya berdiri tegak, siap bergetar dan mengubah suara menjadi arus listrik untuk ditafsirkan oleh otak. Rambut bagian atas, yang disebut stereocilia, bisa bengkok dan patah, membuatnya tidak berfungsi. Saat mendengarkan musik dengan 85 dB atau lebih keras, kamu dapat merusak rambut kecil ini yang sayangnya tidak akan pernah tumbuh kembali.

National Institute on Deafness and Other Communication Disorders menyebut ini sebagai gangguan pendengaran akibat kebisingan atau atau noise-induced hearing loss. Banyak kasus gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan terjadi secara perlahan, seiring waktu, tetapi sering menghadiri acara dengan suara keras, seperti konser, bisa mempercepat prosesnya.

2. Mengenal gangguan pendengaran akibat kebisingan

Cegah Hearing Loss saat Konser, Ikuti Panduan Iniilustrasi gangguan pendengaran (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gangguan pendengaran akibat kebisingan terjadi saat kita mendengarkan suara keras. Suara ini bisa didengarkan dalam waktu lama seperti saat menonton konser, atau dalam waktu singkat seperti suara tembakan atau ledakan.

Menurut American Speech-Language-Hearing Association, tiga faktor ini membuat kita berisiko terkena gangguan pendengaran akibat kebisingan:

  • Seberapa keras suara.
  • Seberapa dekat jarak kita dengan sumber suara keras.
  • Berapa lama kita terpapar suara keras.

Pengukur tingkat suara mengukur tingkat kebisingan dalam desibel (dBA). Makin tinggi tingkat kebisingan, makin keras kebisingannya. Kita bisa mendengarkan suara pada 70 dBA atau lebih rendah selama yang kita inginkan. Suara pada 85 dBA dapat menyebabkan gangguan pendengaran jika didengar lebih dari 8 jam setiap kali.

Suara di atas 85 dBa dapat merusak pendengaran lebih cepat. Waktu mendengarkan yang aman dipotong setengahnya untuk setiap kenaikan 3-dB pada tingkat kebisingan di atas 85 dBA.

Misalnya, kita dapat mendengarkan suara pada 85 dBA hingga 8 jam. Jika suaranya mencapai 88 dBA, aman untuk mendengarkan suara yang sama selama 4 jam. Apabila suaranya mencapai 91 dBA, waktu mendengarkan yang aman turun menjadi 2 jam.

Dokumen WHO dan International Telecommunication Union 2019, yaitu WHO-ITU Global Standard on Safe Listening Devices and Systems, merekomendasikan agar produsen melengkapi perangkat seperti smartphone dan pemutar audio pribadi dengan informasi yang menjelaskan mendengarkan dengan aman (untuk orang dewasa, total 40 jam pemaparan mingguan ke tingkat volume yang direkomendasikan tidak lebih dari 80 dB; untuk anak-anak, tingkatnya adalah 75 dB); peringatan penggunaan dan informasi pelacakan; isyarat untuk mengambil tindakan mendengarkan yang aman; opsi untuk membatasi level volume; dan pembatas volume untuk digunakan orang tua.

Rekomendasi tersebut juga termasuk menampilkan informasi mendengarkan yang aman di kemasan eksternal produk dan iklan, serta di situs web produsen.

Baca Juga: 10 Penyebab Sakit Telinga saat Menelan, Ganggu Banget!

3. Seberapa keras suara bisa didengar tanpa merusak pendengaran?

Cegah Hearing Loss saat Konser, Ikuti Panduan Iniilustrasi menonton konser (pexels.com/Wolfgang)

Suara selalu ada di sekitar kita, tetapi volumenya sangat bervariasi. Percakapan normal biasanya pada 60 dB. Mesin bor sekitar 98 dB. Pesawat jet yang lepas landas mendarat pada 140 dB, dilansir Widex.

Secara keseluruhan, pada hari-hari normal hindari paparan suara lebih dari 85 dB, dan yang kamu dengarkan saat akhir pekan atau hari libur adalah urusanmu sendiri. Kalau kamu menonton konser, berhati-hatilah karena beberapa konser suaranya bisa melampaui 100 dB, dengan puncak hingga 117 dB. Konser selama 2 jam pasti dapat memberikan banyak tekanan pada telinga.

4. Tips mencegah hearing loss saat menghadiri konser

Cegah Hearing Loss saat Konser, Ikuti Panduan Iniilustrasi menggunakan pelindung telinga saat menghadiri konser (pexels.com/Martin Lopez)

Dirangkum dari Sound Relief Hearing, berikut ini tips untuk meminimalkan risiko gangguan pendengaran saat menghadiri konser:

  • Pakai penyumbat telinga (ear plug) adalah cara terbaik untuk melindungi telinga kita saat konser. Kalau kamu cukup sering menonton konser, pertimbangkan untuk membeli penyumbat telinga khusus yang sering dipakai oleh musisi dan tidak memengaruhi kualitas suara. Jangan menggunakan serbet atau kertas untuk menyumbat telinga karena mereka tidak mampu melindungi telinga dari desibel tinggi.
  • Jaga jarak yang lebih aman dari sumber pengeras suara, setidaknya 25 kaki atau 7,6 meter. Kamu bisa memilih tempat duduk lebih jauh dari pengeras suara atau panggung. Banyak arena konser besar memiliki tampilan video, jadi kamu tidak akan melewatkan apa pun.
  • Ambil jeda istirahat dari area yang suara musiknya paling keras. Makin lama terpapar musik keras, makin besar risikonya. Kamu bisa pergi area makan atau area mana pun yang suara musiknya lebih pelan untuk mengistirahatkan telinga. Ini akan mengurangi kemungkinan kerusakan pendengaran konduktif atau permanen.
  • Begitu kamu merasa suara terdistorsi, atau kamu mendengar suara berderak di telinga, segera menjauh dari suara tersebut atau segera pakai penyumbat telinga.

Sebagian besar penonton konser bisa mengalami beberapa efek jangka pendek pada pendengaran mereka tanpa pelindung telinga. Jika gejala seperti telinga berdenging (tinitis), nyeri telinga, penurunan pendengaran, atau masalah pendengarannya terus berlanjut selama 2–3 hari setelah konser, temui dokter spesialis THT atau audiolog.

Dengan mempraktikkan langkah-langkah pencegahan hearing loss saat konser seperti yang dipaparkan di atas, kamu bisa meminimalkan risiko mengalami gangguan pendengaran.

Baca Juga: 7 Penyebab Kehilangan Pendengaran Mendadak, Jangan Anggap Sepele

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya