Dokter Denta juga beruit bahwa untuk ibu menyusui yang bayinya sudah berusia di atas 6 bulan, trik oralit dan air putih saat sahur dan berbuka boleh dicoba. Akan tetapi, dr. Virly tidak membenarkannya karena kebutuhan metabolisme pasti meningkat, terlebih ibu hamil dan menyusui diperbolehkan tidak puasa untuk menjaga kesehatannya dan bayinya.
"Akan tetapi, kalau bisa, ya diperbolehkan berpuasa. Yang penting sahur cukup. Lagi-lagi menghitung kebutuhan metabolisme saat sahur dan berbuka ... Tidak disarankan ibu hamil dan menyusui sahur dan berbuka puasa dengan oralit dan air putih saja," kata dr. Virly.
Meski begitu, dr. Virly setuju dengan klaim "makan besar sebelum Isya" dan camilan bergizi sebagai selingan. Sebagai tambahan, ia tidak menganjurkan mereka yang memiliki masalah lambung dan pencernaan lainnya mengikuti saran ini dan kembali melihat ke kondisi tubuh masing-masing. Dokter Denta pun mengatakan hal yang sama.
"Kalo punya GERD, diabetes, penyakit kronis lain, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter dulu ya," cuit dr. Denta.
Pada cuitan pada Kamis (23/3), dokter Denta menampik risiko hipernatremia karena konsumsi oralit (kecuali jika minum oralit 2 liter, katanya). Menanggapi itu, dr. Virly mengatakan bahwa hipernatremia—yang dikhawatirkan jadi efek samping—memang tidak langsung terjadi, melainkan ada kondisi penyerta lain.
Mengandung 0,52 gram natrium klorida, pasti ada risiko hipernatremia bila oralit dikonsumsi dalam jumlah besar, atau jika seseorang hanya bergantung pada oralit saja. Namun, proses hipernatremia tidak langsung yang ditakutkan karena tubuh memiliki proses regulasi natrium sendiri.
"Keseimbangan natrium tubuh pun mengatur. Hipernatremia terjadi bukan hanya saat natrium berlebihan, melainkan bila tubuh tidak bisa meregulasi dengan benar," dr. Virly memaparkan.