ilustrasi polusi udara (unsplash.com/Amir Hosseini)
IQair tahun 2022 menyebut bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-26 dalam kategori polusi udara terburuk di dunia. Kemudian, pada 2023, Jakarta masuk 10 besar kota dengan polusi udara terburuk dengan AQI 15–20 kali lebih tinggi dari yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO memberi rekomendasi batas polusi udara harus kurang dari 5 µg/m3. Polusi di luar ruangan tentu akan berpengaruh di dalam ruangan. Selain itu ada faktor lain yang juga memengaruhi polusi udara di dalam ruangan.
WHO juga mengatakan bahwa polusi udara di dalam ruangan telah menyebabkan 3,2 juta kematian setiap tahunnya, termasuk 237.000 pada kelompok anak-anak.
Environmental Protection Agency (EPA) menyebut bahwa ini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan karena lebih berbahaya dari yang ada di luar ruangan, berpotensi lima kali lebih tinggi.
Indonesia sendiri memiliki angka kematian yang relatif tinggi dan belum mengalami perbaikan yang signifikan selama 30 tahun terakhir. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi karena sistem pernapasan mereka memerlukan udara yang lebih bersih.
Polusi udara di dalam ruangan terdiri dari particulate matter (PM) dan gas berbahaya seperti karbon monoksida dan nitrogen oksida, sedangkan yang paling umum adalah partikel kecil yang dapat terjebak di udara.
PM punya berbagai ukuran dan yang paling umum adalah PM2.5 (2,5 mikron), PM10 (10 mikron ke atas) dan partikel ultra halus yang berukuran 0,1 hingga1 mikron.
Partikel yang lebih besar dapat menembus sistem pernapasan bagian atas dan bisa saja tetap tersangkut di sana. Sementara itu, partikel yang lebih kecil dapat menembus lebih dalam ke paru-paru dan organ lainnya.
Partikel ultra halus punya kemampuan menembus ke dalam pembuluh darah.
Adapun efeknya untuk tubuh adalah sebagai berikut:
- Polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius, seperti penyakit jantung, kanker paru-paru dan gangguan neurologis, termasuk Alzheimer dan demesia.
- Menyebabkan penyakit lain seperti gangguan pernapasan, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), asma, alergi, migrain, kelelahan, dan lain sebagainya.
- Sirkulasi udara yang buruk juga bisa menyebarkan penyakit melalui udara, seperti COVID-19 dan influenza.
Oleh sebab itu, kita perlu memiliki sirkulasi udara yang baik. Namun, ini tidak mudah untuk ruangan ber-AC karena tidak memiliki sirkulasi udara. Pun untuk yang tidak memiliki AC, yang biasanya tidak memenuhi syarat jumlah ventilasi yang memadai.
Untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat dapat menggunakan filter HEPA, yang merupakan penyaring udara yang dirancang untuk menahan debu atau partikel lainnya yang ukurannya sekecil mikron. Ini biasanya terpasang di perangkat air purifier.
Namun, jika ingin yang lebih terjangkau, bisa dengan membuat CR Box sendiri di rumah yang modalnya sekitar Rp1.000.000.