Bicara tentang kesuburan, berat badan juga turut berperan. Misalnya, orang yang dianggap kelebihan berat badan atau yang mengalami obesitas mungkin lebih sulit mencoba untuk hamil.
Satu tinjauan dalam Canadian Medical Association Journal tahun 2018 menemukan bahwa risiko infertilitas meningkat sebesar 27 persen untuk perempuan dengan kelebihan berat badan dan 78 persen untuk perempuan dengan obesitas.
Penelitian dalam jurnal Human Reproduction tahun 2017 menggunakan indeks massa tubuh (IMT) sebagai bagian dari studi tentang pasangan lawan jenis, komposisi tubuh mereka, dan jalan menuju kehamilan. Mereka menemukan bahwa butuh hingga 59 persen lebih lama untuk hamil bagi pasangan yang kedua pasangannya dianggap obesitas, dibandingkan dengan mereka yang berat badannya berada dalam kisaran sehat.
Sama seperti kelebihan berat badan, kekurangan berat badan juga bisa menyebabkan masalah kesuburan.
Memiliki berat badan yang sangat rendah dapat menghentikan tubuh memproduksi estrogen, menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Dilansir Office on Women's Health, pergeseran siklus menstruasi ini dapat menyebabkan perempuan tidak menstruasi, yang berarti ovulasi tidak terjadi, yang mana ini adalah bagian penting untuk bisa hamil.
Salah satu alasan infertilitas pria mungkin karena jumlah dan volume sperma yang rendah. Dari segi berat badan, penelitian menunjukkan bahwa IMT yang rendah dikaitkan dengan jumlah dan volume sperma yang rendah.