Gejala gastrointestinal seperti diare, sembelit, dan kembung mungkin memerlukan asupan serat, tetapi kamu perlu memilih jenis serat yang tepat.
Kalau kamu sedang diare, kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi serat larut. Sementara kalau sedang sembelit, kamu perlu mengonsumsi serat tidak larut.
Pada orang dengan IBS, serat larut dapat membantu mengelola kesehatan usus dan mengurangi gejala. Serat larut seperti sekam psyllium telah terbukti memperbaiki kembung, gas, sembelit, dan diare yang berhubungan dengan IBS.
Apabila kamu ingin meningkatkan asupan serat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol, pilih lebih banyak makanan dengan serat larut.
Sementara itu, makanan dengan serat larut dan serat tidak larut menyeimbangkan gula darah dan membantu kamu merasa kenyang lebih lama.
Baik serat larut maupun serat tidak larut sangat penting untuk mendukung kesehatan usus, kesehatan jantung, dan keseimbangan gula darah. Mengonsumsi keduanya dalam jumlah yang tepat akan menjaga kesehatan tubuh.
Jika ingin meningkatkan asupan serat, lakukanlah secara perlahan dan bertahap serta minumlah cairan yang cukup. Terlalu banyak serat dalam waktu yang terlalu cepat dapat menyebabkan sembelit.
Apabila kamu merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan asupan serat lewat pola makan sehari-hari, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang spesifik untuk tujuan dan kebutuhan nutrisi kamu.
Referensi
"Soluble Fiber vs. Insoluble Fiber: What's the Difference?" Self. Diakses Juni 2024.
"What's the Difference Between Insoluble and Soluble Fiber, According to a Dietitian." EatingWell. Diakses Juni 2024.
"Types of Fiber: Soluble and Insoluble Fiber." WebMD. Diakses Juni 2024.
Dietary Guidelines for Americans, 2020-2025.
"What You Need to Know About Soluble vs. Insoluble Fiber." Verywell Fit. Diakses Juni 2024.
"Soluble vs. Insoluble Fiber: What’s the Difference?" GoodRx. Diakses Juni 2024.