Studi: Pola Makan Tinggi Lemak dan Gula Pengaruhi Kualitas Tidur

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan sehat memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan tidak sehat. Temuan tersebut merupakan hasil studi dari peneliti di Universitas Uppala, Swedia, yang diterbitkan dalam jurnal Obesity pada 28 Mei 2023.
Penelitian tersebut melibatkan 15 laki-laki muda dan sehat yang menjalani dua jenis pola makan yang berbeda secara acak. Mereka diberi makanan tinggi lemak dan gula atau makanan rendah lemak dan gula masing-masing selama satu minggu.
Para peneliti kemudian mencatat pola tidur peserta di laboratorium menggunakan metode yang disebut polisomnografi, sebuah teknik pemantauan tidur.
1. Mereka yang menjalani pola makan tinggi lemak dan gula kurang tidur nyenyak

Ketika membandingkan dua pola makan yang berbeda, para peneliti menemukan bahwa durasi tidur tidak berbeda secara signifikan. Namun, dibandingkan dengan pola makan rendah lemak dan gula, pola makan tinggi lemak dan gula ternyata menyebabkan berkurangnya daya delta, rasio delta terhadap beta, dan amplitudo gelombang lambat.
Semua perubahan tersebut menunjukkan bahwa kualitas tidur nyenyak berkurang pada orang-orang yang menjalani pola makan tinggi lemak dan gula.
Florencia Halperin, kepala petugas medis di Form Health, perusahan di Amerika Serikat yang menyediakan perawatan medis untuk obesitas dan kondisi metabolik terkait, mengatakan kepada Medical News Today bahwa sudah banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara tidur dan penyakit metabolik.
“Tidur yang buruk berdampak buruk pada parameter hormonal dan metabolisme serta meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan penyakit metabolik. Pada saat yang sama, penambahan berat badan meningkatkan risiko gangguan tidur seperti sleep apnea. Hubungannya sangat kompleks dan masih banyak yang belum dimengerti,” katanya.
2. Keterbatasan penelitian

Seperti banyak studi lainnya, studi ini juga memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah jumlah sampel yang sedikit dan terbatas, yaitu hanya laki-laki muda. Maka dari itu, butuh penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi temuan studi tersebut.
Selain itu, temuan studi juga dianggap tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsumsi gula dan pola makan tinggi lemak dapat memengaruhi kualitas tidur.
3. Faktor gaya hidup memengaruhi kualitas tidur

Walaupun masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi studi di Swedia tersebut dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara tidur dan kesehatan secara keseluruhan, misalnya dari pola makan, yang bisa memengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.
Selain pola makan, faktor gaya hidup juga bisa berkontribusi. Dilansir Centers for Disease Control and Prevention, kebiasaan tidur yang baik (sleep hygiene) bisa membantu kita untuk mendapatkan tidur nyenyak. Contohnya antara lain:
- Tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi, termasuk pada hari libur atau akhir pekan.
- Pastikan kamar tidur tenang, gelap, santai, dan pada suhu yang sejuk.
- Singkirkan perangkat elektronik seperti TV, HP, dan tablet dari kamar tidur.
- Hindari makan besar, kafein, dan alkohol sebelum tidur.
- Rutinlah berolahraga. Aktif secara fisik pada siang hari dapat membantu kita lebih mudah tertidur pada malam hari.