Cuaca panas dapat menyebabkan peningkatan gangguan pencernaan, seperti sembelit, kembung, dan diare. Hal ini sering kali disebabkan oleh dehidrasi dan perubahan pola makan atau tingkat aktivitas. Kafein, sebagai stimulan, dapat makin mengiritasi sistem pencernaan dan memperburuk gejala-gejala ini.
Orang dengan perut sensitif sangat rentan mengalami ketidaknyamanan saat mengonsumsi kafein dalam kondisi panas. Oleh sebab itu, penting untuk memantau asupan kafein selama cuaca panas untuk menghindari masalah pencernaan.
Meskipun minum kafein saat cuaca panas dapat meningkatkan risiko terkena kondisi-kondisi di atas, tetapi bukan berarti kamu harus menghindari asupan kafein sepenuhnya. Kamu bisa menghindari masalah ini dengan membatasi asupan kafein dan memperbanyak minum air putih.
Referensi
"5 Reasons to Avoid Caffeine in the Summer Heat." CNBCTV18. Diakses pada Mei 2025.
"This Summer, Beware of Energy Drinks!" CTEH. Diakses pada Mei 2025.
"Q&A: What Effect Does Caffeine Have on Your Heart?" UC Davis Health. Diakses pada Mei 2025.
"Archived Heat Advice: Alcohol and Caffeine." National Collaborating Centre for Environmental Health. Diakses pada Mei 2025.
"Drink Plenty of Fluids to Cope With the Heat – But There Is No Need to Avoid Caffeine." The Conversation. Diakses pada Mei 2025.
Winston, A. P., Hardwick, E., & Jaberi, N. (2005). "Neuropsychiatric effects of caffeine." Advances in Psychiatric Treatment, 11(6), 432–439. https://doi.org/10.1192/apt.11.6.432