Penyebab pasti runner's trot tidak sepenuhnya dipahami. Namun, sebagian besar ahli telah menetapkan beberapa penyebab berbeda yang mungkin berperan dalam timbulnya gejala.
Perubahan fisiologis saat berlari
Saat kamu berlari atau melakukan olahraga intensitas tinggi, aliran darah ke saluran pencernaan akan berkurang. Tubuh mengalihkan darah ke organ yang lebih membutuhkan, seperti jantung, paru-paru, dan otot yang sedang bekerja.
Akibatnya sel-sel di usus bisa jadi teriritasi. Usus mungkin tidak bisa menyerap air dan nutrisi dengan baik, sehingga bisa menyebabkan tinja encer. Aliran darah yang menurun juga bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, dan memicu toksin yang menyebabkan stres pada sistem pencernaan.
Selain itu, kalau kamu punya masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar, risiko mengalami diare saat lari bisa jadi lebih tinggi.
Perubahan mekanis
Cara tubuh bergerak saat berlari (mekanika lari) bisa memengaruhi kecepatan dan risiko cedera. Gerakan naik-turun saat berlari juga bisa meningkatkan tekanan pada perut. Tekanan tambahan ini dapat mengganggu sistem pencernaan.
Lingkungan tempat berlari
Berlari saat cuaca panas dapat membuat kamu berisiko mengalami hipertermia, yaitu kondisi yang menyebabkan suhu tubuh sangat tinggi. Kondisi ini terjadi saat tubuh terpapar panas dan tidak dapat mendinginkan diri dengan baik.
Intensitas dan durasi latihan
Melakukan latihan intensitas tinggi dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan. Ini mungkin disebabkan oleh latihan berat, seperti lari, yang dapat mengurangi waktu pengosongan lambung (waktu yang dibutuhkan untuk mencerna makanan).
Latihan intensitas tinggi melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Gejalanya antara lain peningkatan detak jantung, keringat, dan kegugupan sebelum perlombaan. Sebuah studi menunjukkan bahwa kecemasan dan stres dapat menyebabkan diare pada pelari.
Dehidrasi
Dehidrasi terjadi saat tubuh tidak memiliki cukup air untuk menjalankan fungsi normalnya. Suhu tubuh yang lebih tinggi saat berolahraga dan cairan yang hilang melalui keringat berperan dalam dehidrasi. Para peneliti percaya bahwa dehidrasi juga merupakan faktor runner's trot.
Pola makan
Makanan yang kamu konsumsi bisa menyebabkan atau memperburuk diare saat berlari. Beberapa jenis makanan bisa memicu masalah pencernaan. Jadi, kamu bisa mencegahnya dengan menghindari makanan-makanan ini:
Serat tinggi: Buah, sayur, dan gandum utuh memang sehat, tetapi jika dikonsumsi terlalu banyak sebelum olahraga bisa menyebabkan kram dan diare.
Lemak: Makanan berlemak seperti keju dan mentega lebih sulit dicerna dan bisa menyebabkan peradangan atau gangguan pencernaan.
FODMAP: Ini adalah jenis gula yang sulit diserap usus dan bisa menyebabkan perut kembung, kram, atau diare, terutama pada orang dengan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar.
Asupan protein terlalu banyak: Terlalu banyak protein bisa mengganggu keseimbangan bakteri usus dan menyebabkan masalah pencernaan.
Kafein: Minuman berkafein seperti kopi bisa merangsang usus dan mempercepat buang air besar.
Penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa makan makanan dengan karbohidrat kombinasi (MTC atau multiple transportable carbohydrates) bisa menyebabkan lebih sedikit gangguan pencernaan. MTC adalah makanan yang mengandung campuran beberapa jenis gula.
Menariknya, beberapa gula ini juga ada di FODMAP (yang bisa memicu masalah perut), tetapi saat digabungkan dengan cara tertentu, justru lebih mudah dicerna. Contoh kombinasi gula dalam MTC: glukosa dan fruktosa, atau maltodekstrin dan fruktosa. Beberapa minuman atau energy bar dibuat khusus dengan MTC.