Melansir WebMD, mengonsumsi nasi merah telah diyakini dapat membantu orang-orang dengan diabetes untuk mengendalikan kadar gula darah. Hal ini disebabkan indeks glikemik (IG) nasi merah yang lebih rendah (55), dibanding IG nasi putih (64).
Indeks glikemik dapat dijadikan indikator untuk mengetahui seberapa cepat makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi kadar gula darah. Makanan dengan IG tinggi merupakan jenis karbohidrat yang dicerna dengan cepat, sehingga mengakibatkan lonjakan kadar gula darah, dan ini tidak baik dampaknya bagi tubuh.
Sementara makanan dengan IG rendah dan sedang, proses pencernaannya lebih lambat, sehingga kadar gula darah akan naik secara bertahap, menyediakan energi yang lebih stabil.
Contoh makanan dengan IG tinggi antara lain: nasi putih, kentang, roti putih, gula, serta minuman dan makanan manis.
Sementara itu, makanan dengan IG rendah dan sedang di antaranya: buah-buahan (kecuali buah yang dikeringkan), sayuran, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh, misalnya roti gandum atau havermut.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine melibatkan hampir 200 ribu orang dewasa. Hasilnya, kebiasaan mengonsumsi nasi putih lebih berisiko terhadap diabetes tipe 2.
Sebaliknya, mengonsumsi nasi merah, setidaknya 2 porsi per minggu, dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2. Para peneliti meyakini, dengan mengganti nasi putih dengan nasi merah sebanyak 50 gram (sekitar 1/4 cangkir), dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 16 persen.
Para ahli menduga, kemampuan nasi merah dalam mencegah diabetes disebabkan kandungan serat yang ada di dalamnya. Dalam penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Chiropractic Medicine, diketahui bahwa asupan tinggi serat dapat mengurangi kemungkinan seseorang terkena diabetes tipe 2.
Sebagai tambahan, nasi merah juga tinggi akan magnesium, yang mana berhubungan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2. Mengutip My Food Data, dalam secangkir nasi merah sekitar 86 mg magnesium, setara dengan 20 persen kebutuhan magnesium harian.
Studi yang dilaporkan dalam jurnal Diabetic Medicine melibatkan 1.999 partisipan berusia 40-79 tahun yang tidak memiliki riwayat diabetes. Berdasarkan hasil pengamatan, tingginya asupan magnesium diketahui mampu menurunkan risiko diabetes lewat mekanisme peningkatan sensitivitas insulin dan penurunan tingkat inflamasi.