Diplopia (Penglihatan Ganda): Penyebab, Gejala, Pengobatan

Selain penglihatan ganda, apa lagi gejala diplopia lainnya?

Diplopia adalah kondisi ketika kamu melihat dua objek dari satu objek yang sama (ghost image). Kondisi ini juga dikenal sebagai penglihatan ganda. Kamu mungkin mengalami diplopia pada satu mata atau keduanya. Umumnya, penglihatan ganda pada kedua mata lebih serius daripada jika cuma terjadi pada satu mata.

Sementara diplopia bukanlah gangguan mata langka, tetapi jika dibiarkan ini bisa membahayakan penglihatan.

1. Jenis

Diplopia (Penglihatan Ganda): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi penglihatan ganda atau diplopia (allaboutvision.com)

Menurut Cleveland Clinic, diplopia pada dasarnya bisa dibagi menurut jumlah mata yang terdampak menjadi dua, yaitu binokular dan monokular.

  • Binokular: Diplopia kambuh saat menggunakan satu mata.
  • Monokular: Diplopia kambuh saat menggunakan dua mata.

Dibanding binokular, diplopia monokular jauh lebih umum dan tidak bersifat serius untuk penglihatan. Namun, jika kedua mata terdampak diplopia binokular, maka harus segera diperiksa untuk memastikan penyebabnya.

Diplopia juga dibagi berdasarkan arah ghost image yang dilihat seseorang, yaitu:

  • Horizontal: Ghost image muncul sisi ke sisi.
  • Vertikal: Ghost image muncul atas ke bawah.
  • Diagonal: Ghost image muncul terpisah secara horizontal dan vertikal satu sama lain.

2. Gejala

Selain penglihatan ganda, gejala fisik lain juga bisa terjadi. Diterangkan dalam laman WebMD, beberapa gejala yang dialami berbarengan dengan diplopia dapat meliputi:

  • Satu atau kedua mata tidak sejajar (juling/strabismus).
  • Rasa sakit saat menggerakan mata.
  • Rasa sakit di sekitar mata.
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Mual.
  • Kelemahan pada mata.
  • Kelopak mata turun.

Pada anak-anak, diplopia bisa sedikit menipu karena anak-anak tidak selalu bisa mengekspresikan apa yang mata mereka lihat. Beberapa tanda diplopia pada anak yang umum terlewat adalah:

  • Anak cenderung menyipitkan mata untuk melihat objek.
  • Anak cenderung menutup satu mata untuk melihat objek.
  • Anak cenderung menggerakkan kepala mereka secara tak wajar.
  • Anak cenderung melihat objek dari sisi, bukan dari depan.

3. Penyebab

Diplopia (Penglihatan Ganda): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi masalah penglihatan sebagai komplikasi dari diabetes tipe 1,5 (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berbeda jenis diplopianya, maka berbeda juga penyebabnya. Menurut Medical News Today, diplopia binokular disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  • Strabismus.
  • Gangguan tiroid seperti penyakit oftalmopati Graves yang memengaruhi otot mata.
  • Stroke.
  • Aneurisme pada mata yang memengaruhi saraf mata.
  • Convergence insufficiency (kinerja kedua mata tidak saling sinkron, terutama saat memandang objek dari jarak dekat).
  • Diabetes.
  • Miastenia gravis.
  • Tumor atau kanker otak.
  • Multiple sclerosis.
  • Cedera pada mata.
  • Trauma pada kepala.

Sementara, diplopia monokular disebabkan oleh:

  • Astigmatisme, kelainan lengkungan pada korena mata.
  • Mata kering.
  • Keratokonus, saat kornea mata menipis atau berbentuk kerucut.
  • Gangguan retina seperti degenerasi makula.
  • Katarak.
  • Kontak lensa atau kacamata yang tak dikoreksi.

Selain itu, diplopia juga bisa bersifat sementara. Diplopia temporer umumnya disebabkan oleh konsumsi alkohol dan obat-obatan serta kelelahan pada tubuh dan mata. Gegar otak juga bisa menyebabkan diplopia temporer.

4. Pertanyaan untuk diri sendiri

Sebelum berkonsultasi ke dokter mata mengenai diplopia, coba tanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada dirimu sendiri:

  • Kapan penglihatan ganda ini pertama kali terjadi.
  • Apakah kepalamu pernah terbentur, atau kamu pernah jatuh atau pingsan?
  • Apakah kamu pernah mengalami kecelakaan?
  • Apakah pengliahtan ganda tersebut memburuk di akhir hari atau saat sedang lelah?
  • Gejala lain apa yang kamu rasakan selain penglihatan ganda?
  • Apakah kamu cenderung memiringkan kepala ke satu sisi? (jika tak merasa, coba tanyakan orang sekitarmu)
  • Apakah penglihatan ganda tersebut terjadi pada dua belah mata?

Lalu, kamu bisa mencoba memusatkan perhatian mata ke objek yang tak bergerak seperti jendela atau tiang bendera. Jika penglihatan ganda terjadi, coba tanyakan ke dirimu sendiri:

  • Apakah ghost image terlihat horizontal, vertikal, atau diagonal? Apakah objek asli atau ghost image yang lebih tinggi atau rendah?
  • Apakah kedua objek terlihat jelas tetapi tak sejajar, atau apakah satunya kabur?
  • Tutup satu mata, apakah penglihatan ganda tersebut hilang?
  • Gerakkan mata mengikuti arah jarum jam, apakah penglihatan membaik atau memburuk saat posisi mata di arah jarum jam tertentu?
  • Miringkan kepala ke kiri dan ke kanan, apakah posisi tertentu membuat penglihatan membaik atau malah memburuk?

Baca Juga: Penglihatan Marc Marquez Teganggu Lagi Akibat Diplopia Baru

5. Diagnosis

Diplopia (Penglihatan Ganda): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi dokter mata (pixabay.com/newarta)

Untuk mendiagnosis diplopia, American Academy of Ophtalmology menyarankan untuk mengecek apakah diplopia yang dialami bersifat monokular atau binokular. Jika diplopia bersifat monokular, maka kamu bisa menjalani tes mata saja.

Dilansir Healthline, dokter mata akan meminta kamu untuk melihat satu gambar dan memastikan apakah penglihatan kamu ganda atau kabur. Lalu, kamu diminta untuk menutup satu mata dan dokter memastikan apakah gejala tersebut tetap terjadi.

Setelah tes tersebut, dokter akan mengecek kedua mata. Dengan ini, dokter bisa mengecek apakah katarak atau astigmatisme jadi penyebab diplopia.

Namun, jika diplopia bersifat binokular, kamu mungkin disarankan untuk menjalani beberapa tes untuk mencari tahu akar masalah pada tulang, otot, otak, atau tulang belakang. Tes-tes yang umumnya diberikan adalah:

  • MRI.
  • CT scan.
  • Tes darah.

6. Pengobatan

Pengobatan diplopia menyasar faktor penyebab diplopia itu sendiri. Jadi, beberapa opsi pengobatan yang bisa ditempuh oleh pasien diplopia adalah:

  • Kacamata atau kontak lensa khusus (untuk astigmatisme).
  • LASIK (umumnya untuk mengoreksi keratokonus).
  • Operasi (untuk mengangkat katarak, mengobati penyakit Graves, atau membetulkan posisi mata).
  • Tetes mata (untuk mata kering).
  • Intervensi obat (untuk miastenia gravis hingga diabetes).

Umumnya, diploplia bersifat sementara dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika diplopia terjadi lebih dari sekali atau datang dan pergi, kondisi ini dapat disebut sebagai diplopia intermiten, dan meskipun penglihatan membaik, segera hubungi dokter mata.

7. Latihan mata

Diplopia (Penglihatan Ganda): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi pemeriksaan mata (pixabay.com/Paul Diaconu)

Latihan mata bisa membantu dalam kasus diplopia. Walaupun tidak bisa menyembuhkan secara instan, tetapi latihan mata khusus bisa membantu meringankan diplopia yang disebabkan oleh convergence insufficiency, terutama pada orang-orang yang mengalami gangguan penglihatan akibat gegar otak.

Beberapa latihan mata yang bisa dicoba di antaranya:

Smooth convergence

  • Fokus pada objek seperti tusuk gigi atau teks kecil di koran atau majalah
  • Pegang objek sejauh lengan dan sejajar dengan mata.
  • Pusatkan penglihatan dan lihat objek tersebut sebagai satu kesatuan selama mungkin.
  • Gerakkan objek secara perlahan mendekati hidung.
  • Saat objek terpecah ke ghost image, ini tanda mata mengalami diplopia. Berhenti menggerakkan objek dan fokus untuk menyatukan pandangan. Jika sudah bersatu, kembali dekatkan objek ke hidung.
  • Jika pandangan tak menyatu, gerakkan kembali objek sejauh lengan dan ulangi latihan lagi.
  • Umumnya, dokter mata bisa membantu latihan ini dengan menggunakan dot card.

Jump convergence

  • Pilih objek serupa dengan smooth convergence.
  • Tempatkan objek sejauh 20 sentimeter (cm) dari hidung.
  • Pusatkan penglihatan pada objek selama 5–6 detik.
  • Alihkan pandangan ke objek lain sejauh 3 meter selama 2–3 detik.
  • Kembalikan pandangan ke objek semula.
  • Gerakkan objek hingga jarak 10 cm dari hidung (standar konvergensi mata) dan mata tak mengalami diplopia.
  •  

Latihan-latihan ini ditujukan untuk membantu meringankan converegence insufficiency yang bisa menyebabkan diplopia. Jika gejala tidak membaik atau malah memburuk, segera berkonsultasi dengan dokter mata untuk diagnosis lebih lanjut.

8. Pencegahan

Pada dasarnya, tidak ada cara spesifik untuk mencegah diplopia. Namun, kunci utama dari pencegahan diplopia adalah dengan menjaga kesehatan mata dan selalu rutin mengecek mata. Beberapa langkah pencegahan diplopia terbaik adalah:

  • Tidak merokok.
  • Istirahatkan mata dan hindari melihat layar gadget seharian.
  • Gunakan kacamata pelindung yang baik saat bekerja, berolahraga, atau beraktivitas lainnya.
  • Jadwalkan pemeriksaan mata setiap 1 hingga 2 tahun atau sesuai dengan rekomendasi dokter mata.

Diplopia bukanlah kondisi berbahaya dan umumnya bisa sembuh sendiri. Namun, jika diplopia membandel dan gejala makin memburuk, segera berkonsultasi dengan dokter mata untuk pemeriksaan secara menyeluruh.

Baca Juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kerusakan Mata

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya