Studi: Kopi Sebabkan Kematian Dini pada Pasien Hipertensi

Bisa berpotensi serius untuk pasien hipertensi parah

Untuk memulai hari, tidak sedikit dari kita yang memilih minum kopi. Minuman berkafein ini menjadi andalan untuk mengusir kantuk, meningkatan kewasapadan, dan berbagai manfaat kesehatan lainnya yang telah diteliti.

Apa pun yang berlebihan tidak baik, dan ini berlaku untuk kopi. Bagi orang-orang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi, kopi bisa berpotensi fatal. Studi terbaru menunjukkan dampak kopi yang bisa memicu kematian dini di kalangan pasien hipertensi. Bagaimana bisa?

Libatkan belasan ribu partisipan

Studi: Kopi Sebabkan Kematian Dini pada Pasien Hipertensiilustrasi konsumsi kopi atau teh hijau (unsplash.com/Nitish Meena)

Dimuat dalam Journal of American Heart Association (JAHA) pada 21 Desember 2022, para peneliti Jepang ingin mencari tahu dampak kopi dan teh hijau terhadap risiko mortalitas akibat penyakit kardiovaskular (CVD) di kalangan pasien hipertensi parah.

Para peneliti mengambil data dari Japan Collaborative Cohort Study for Evaluation of Cancer Risk (JACC), studi yang dimulai antara tahun 1988 dan 1990. Dari ratusan ribu data, para peneliti menyaring 18.609 partisipan (mayoritas perempuan) berusia 40–79 tahun.

"Studi ini bertujuan untuk memastikan apakah khasiat kopi dan teh hijau juga berlaku terhadap pasien hipertensi dengan keparahan berbeda," ujar peneliti senior dari Osaka University Graduate School of Medicine, Hiroyasu Iso, M.D., Ph.D., M.P.H., dilansir EurekAlert!.

Perhitungan konsumsi kopi dan teh hijau serta standar hipertensi

Berdasarkan tekanan darahnya, para peneliti membagi para partisipan ke dalam lima kategori:

  • Optimal dan normal: Tekanan darah histolik (SBP) <130 mmHg atau tekanan darah diastolik (DBP) <85 mmHg.
  • Normal ke tinggi: SBP 130–139 mmHg atau DBP 85–89 mm Hg.
  • Hipertensi kelas 1: SBP 140–159 mmHg atau DBP 90–99 mmHg.
  • Hipertensi kelas 2: SBP 160–179 mmHg atau DBP 100–109 mmHg.
  • Hipertensi kelas 3: SBP ≥180 mmHg atau DBP ≥110 mmHg.

Selain itu, para peneliti juga membagi para partisipan berdasarkan frekuensi minum kopi dan teh hijau, yaitu dari "hampir setiap hari", "3–4 cangkir per minggu", "1–2 cangkir per minggu", "1–2 cangkir per bulan", dan "hampir tidak pernah". Bagi yang "hampir setiap hari", para peneliti membagi para partisipan menurut cangkirnya, yaitu:

  • Kopi:
    • Jarang atau tidak pernah.
    • Kurang dari 1 cangkir per hari.
    • 1 cangkir per hari.
    • Lebih dari 2 cangkir per hari.
  • Teh:
    • Jarang atau tidak pernah.
    • Kurang dari 1 cangkir per hari.
    • 1–2 cangkir per hari.
    • 3–4 cangkir per hari.
    • 5–6 cangkir per hari.
    • Lebih dari 7 cangkir per hari.

Baca Juga: Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?

Hasil: Konsumsi kopi lebih dari dua cangkir per hari bisa fatal untuk pasien hipertensi parah

Studi: Kopi Sebabkan Kematian Dini pada Pasien Hipertensiilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi (pixabay.com/1643606)

Pada awal penelitian, para partisipan menjalani pemeriksaan gaya hidup, pola makan, kesehatan, dan mengisi kuesioner tentang riwayat medis. Para peneliti kemudian memantau para partisipan hingga 2009 atau hampir 20 tahun. Sepanjang periode tersebut, sebanyak 842 partisipan meninggal dunia akibat kejadian CVD.

Para peneliti menemukan bahwa pasien hipertensi kelas 2 atau lebih parah yang mengonsumsi lebih dari dua cangkir kopi per hari terancam risiko kematian akibat CVD hingga dua kali lipat, dibanding yang tidak minum kopi.

Dalam penelitian tersebut, mereka yang banyak minum kopi ternyata berusia lebih muda, perokok, konsumen minuman keras, dan kurang makan sayur. Bahkan, mereka memiliki kadar kolesterol total tinggi dan SBP rendah.

Meminum satu cangkir kopi per hari tidak meningkatkan risiko kematian akibat CVD di kalangan pasien hipertensi atau non hipertensi. Selain itu, para peneliti mencatat bahwa konsumsi teh hijau tidak memicu risiko kematian akibat CVD di kalangan pasien hipertensi maupun non-hipertensi.

Mengapa kopi berbahaya sedangkan teh hijau tidak?

Menurut Iso, temuan penelitian ini mendukung gagasan bahwa pasien hipertensi parah harus menghindari konsumsi kopi berlebihan. Mengapa pasien hipertensi lebih baik tidak meminum kopi berlebihan, atau lebih dari dua cangkir per hari?

"Karena pasien hipertensi parah lebih rentan terhadap efek kafein. Efek merugikan kafein melebihi efek protektifnya dan meningkatkan risiko kematian," kata Iso.

Di sisi lain, teh hijau memiliki epigallocatechin3‐gallate, polifenol yang terkenal sebagai antioksidan dan antiinflamasi, serta menurunkan tekanan darah. Terlepas dari fakta bahwa baik teh maupun kopi punya kafein, para peneliti mencatat bahwa senyawa ini adalah alasan mengapa teh hijau aman untuk pasien hipertensi.

Tidak sedikit riset yang menjabarkan manfaat kopi, seperti mencegah serangan jantung dan stroke. Selain itu, kopi juga membantu mengontrol nafsu makan, mencegah diabetes dan kanker, hingga bermanfaat untuk kesehatan mental. Akan tetapi, kopi berlebih justru mengakibatkan kecemasan, jantung berdebar, dan susah tidur.

"Sepengetahuan kami, inilah penelitian pertama yang menemukan hubungan antara meminum lebih dari dua cangkir kopi setiap hari dan kematian akibat CVD di antara pasien hipertensi parah," papar Iso.

Masih perlu studi lebih lanjut

Studi: Kopi Sebabkan Kematian Dini pada Pasien Hipertensiilustrasi konsumsi kopi berlebihan (pexels.com/Burst)

Hipertensi adalah kondisi saat gaya dorong darah terhadap dinding pembuluh darah terlalu tinggi sehingga mengakibatkan jantung memompa ekstra. AHA sendiri mematok definisi hipertensi yaitu 130/80 mmHg atau lebih. Meski begitu, studi ini menggunakan standar yang sedikit berbeda dibanding AHA.

Ada beberapa kekurangan yang dicatat oleh peneliti. Pertama, tekanan darah hanya diukur sekali, dan penelitian observasi ini tidak serta-merta menunjukkan kausalitas antara konsumsi kopi dan kematian akibat CVD di kalangan pasien hipertensi parah. Studi ini eksklusif di Jepang, sehingga hasil mungkin berbeda di negara-negara lainnya.

Lalu, jumlah kematian masih terlalu minim untuk memastikan efek kopi. Lalu, penelitian ini bergantung pada ingatan partisipan mengenai konsumsi kopi dan teh hijau sehingga rawan galat. Terakhir, penelitian ini tidak mencatat apakah kopi dan teh hijau tersebut dicampur gula dan/atau krimer atau tidak sama sekali.

"Perlu studi lebih lanjut untuk mempelajari efek kopi dan teh hijau terhadap pasien hipertensi. Selain itu, perlu studi untuk mengonfirmasi efek kopi dan teh hijau di masyarakat kawasan dunia lainnya," tulis para peneliti Jepang.

Baca Juga: 8 Tips Simpel agar Kopi yang Kamu Minum Lebih Sehat

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya