Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Booster

Jauh lebih ringan daripada tidak divaksin!

Sejak dinyatakan sebagai variant of concern (VOC) pada 26 November 2021 silam, varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 (Omicron) menjelajahi dunia. Bak menggantikan B.1.617.2 (Delta), Omicron memiliki mutasi terbanyak yang berarti kemampuan penularan dan pengelakan imunitas yang lebih tinggi.

Sementara vaksin tiga dosis atau lanjutan (booster) dikatakan tetap melindungi dari varian Omicron, tetap saja bisa terjadi breakthrough infection. Satu hal yang pasti, gejalanya berbeda dari yang belum divaksinasi. Inilah perbedaan infeksi varian Omicron pada yang sudah menerima vaksin booster.

1. Gejala intensitas ringan ke sedang hingga tak bergejala

Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Boosterilustrasi flu (freepik.com/diana.grytsku)

Dimuat dalam jurnal The Lancet pada 18 Januari 2022, studi di Afrika Selatan meneliti tujuh orang Jerman yang terinfeksi oleh varian Omicron pada akhir November hingga awal Desember 2021. Mereka menerima minimal dua dosis vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA) dan mayoritas menerima booster homolog (platform yang sama).

Dari tujuh orang tersebut, empat menunjukkan gejala COVID-19 ringan dan tiga menunjukkan gejala sedang (seperti sesak napas). Malah, dua orang tidak menunjukkan gejala. Para peneliti melihat bahwa kadar oksigen dalam darah (SPO2) tetap normal (di atas 94 persen) dan tak ada pasien yang dirawat inap.

Para peneliti lalu menjabarkan bahwa terlihat respons sel T CD4 dan CD8 yang andal terhadap protein spike, nukleokapsid, dan membran pada SARS-CoV-2. Hal ini terlihat sekitar 2 minggu setelah munculnya gejala.

"Gejala ringan hingga sedang menunjukkan bahwa vaksinasi komplet ditambah dosis booster masih memberikan perlindungan yang andal terhadap gejala parah dari varian Omicron," papar penelitian tersebut.

2. Gejala mirip flu

Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Boosterilustrasi sakit kepala (unsplash.com/Usman Yousaf)

Selain lebih ringan, gejala infeksi Omicron sering kali terlihat seperti gejala flu pada mereka yang sudah divaksinasi, baik dosis primer dan booster. Dilansir The New York Times, profesor di New York University Meyers College of Nursing Maya N. Clark-Cutaia mengonfirmasi gejala varian Omicron pada yang sudah divaksinasi "seperti flu parah".

Ia mengungkapkan beberapa gejala tersebut meliputi:

  • Sakit kepala
  • Nyeri tubuh
  • Demam

Bagaimana dengan gejala pada orang-orang yang tidak divaksinasi? Ia mengatakan bahwa pasien Omicron yang tidak divaksinasi menunjukkan gejala mirip flu ditambah sesak napas.

Baca Juga: Omicron Lebih Ringan dari Delta? Jangan Anggap Remeh!

3. Lebih sedikit demam

Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Boosterilustrasi demam (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dilansir The Philadelphia Inquirer, kepala divisi penyakit menular Penn Presbyterian Medical Center, Judith O'Donnell, membeberkan beberapa gejala khas Omicron bagi yang belum divaksinasi, sudah divaksinasi dua dosis, dan sudah mendapat booster.

Bagi yang belum divaksinasi, gejala Omicron serupa varian COVID-19 lainnya yang mirip pneumonia. Bahkan, Judith memperingatkan bahwa jika belum divaksinasi, Omicron tetap dapat menyebabkan rawat inap, masuk ke unit perawatan intensif (ICU), hingga meninggal dunia.

"Pada yang belum divaksinasi, Omicron mirip dengan Delta dan varian sebelumnya. Jika tidak divaksinasi, pasien bisa dirawat inap, masuk ICU, hingga meninggal dunia. Varian ini tidak bisa dianggap 'hanya pilek' karena memang tidak seperti itu," ujar Judith.

Ia juga mengatakan bahwa pada yang sudah divaksinasi, gejala Omicron lebih ringan dan terlihat seperti flu biasa, seperti hidung tersumbat dan meler, sakit tenggorokan, serta sakit kepala. Hanya saja, sebagian besar tidak mengeluhkan demam.

"Bagi yang sudah divaksinasi atau mendapat booster, kami tidak melihat begitu banyak demam dibanding pasien yang belum divaksinasi," ucap Judith.

4. Berita buruk untuk yang tidak divaksinasi

Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Boosterilustrasi pilek, flu, dan bersin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengutip NBC, Direktur Kesehatan Global untuk Pengobatan Darurat di Columbia University, Craig Spencer, MD, MPH, menjelaskan perbedaan gejala Omicron sesuai status vaksinasi secara lebih mendetail lewat utas Twitter-nya.

"Setiap pasien COVID-19 yang sudah mendapatkan dosis ketiga memiliki gejala ringan. Kebanyakan adalah sakit tenggorokan dengan kelelahan dan nyeri otot. Tidak ada sesak napas. Sedikit tidak nyaman, tetapi baik-baik saja," cuit Craig lewat akun @Craig_A_Spencer pada 27 Desember 2021 silam.

Sementara itu, mereka yang sudah divaksinasi dua dosis (terutama vaksin mRNA seperti Pfizer/BioNTech dan Moderna) memiliki gejala yang ringan juga, tetapi lebih banyak. Craig mengatakan bahwa mereka "lebih lelah dan lebih banyak mengeluhkan demam dan batuk", tetapi tidak ada sesak napas.

Sayangnya, hal  yang sama tidak berlaku pada mereka yang menerima vaksin dosis tunggal (seperti Janssen) dan tidak mendapatkan booster.

"Kebanyakan pasien COVID-19 yang sebelumnya disuntik J&J dosis tunggal lebih buruk. Mengalami deman beberapa hari, merasa lemah, lelah, sesak napas, dan batuk. Akan tetapi, tidak butuh rawat inap atau bantuan oksigen. Memang buruk, tetapi tidak mengancam nyawa," imbuhnya.

Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah BoosterSeorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Kemudian, Craig menjelaskan beda gejala varian Omicron pada yang tidak divaksinasi. Tentu saja gejalanya jauh lebih berat dibanding yang sudah divaksinasi dua dan tiga dosis, bahkan sampai butuh rawat inap.

"Dan, hampir setiap pasien COVID-19 yang dirawat inap ternyata belum divaksin. Mereka mengalami sesak napas, dan saat berjalan, kadar oksigen mereka menurun. Setiap pasien butuh bantuan oksigen untuk bisa bernapas," kata Craig sebagai peringatan.

Craig menyerukan bahwa tiap orang harus divaksinasi dan mendapatkan booster jika bisa. Menurutnya, gelombang Omicron akan jauh lebih baik jika orang-orang sudah divaksinasi.

5. CDC: booster tekan intensitas gejala Omicron hingga 90 persen

Perbedaan Gejala Infeksi COVID-19 Varian Omicron Jika Sudah Boosterilustrasi vaksin booster (IDN Times/Aditya Pratama)

Imbauan mendapatkan vaksin booster untuk menekan intensitas gejala COVID-19 varian Omicron juga didukung oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Dimuat pada laman CDC pada 28 Januari 2021, penelitian ini menunjukkan manfaat booster vaksin COVID-19 pada varian Omicron.

Meneliti 10 negara bagian dari Agustus 2021 sampai Januari 2022, para peneliti membandingkan efektivitas booster terhadap varian Delta dan Omicron. Hasilnya, booster secara signifikan menurunkan risiko perawatan gawat darurat dan rawat inap akibat kedua varian tersebut hingga di atas 90 persen.

  • Delta: Penurunan hingga 94 persen untuk perawatan darurat dan 94 persen untuk rawat inap.
  • Omicron: Penurunan hingga 82 persen untuk perawatan darurat dan 90 persen untuk rawat inap.

Pesan dari CDC pun cukup jelas. Bagi yang belum divaksinasi, segeralah mendapatkan vaksin, dan bagi yang sudah divaksinasi dua dosis, segera dapatkan dosis booster jika sudah tersedia.

Baca Juga: Perbedaan Gejala Varian Omicron pada yang Sudah dan Belum Divaksinasi

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya