Studi: Gak Menjaga Kesehatan Mulut Berisiko Merusak Otak

Gigi dan gusi sehat bukan cuma mendukung penampilan

Selain bau mulut, rutin sikat gigi juga mencegah masalah gigi, terutama gigi berlubang atau karies. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 2 miliar penduduk dunia memiliki gigi berlubang pada gigi dewasa, sementara sekitar 514 juta anak pada gigi susu.

"Jangan lupa sikat gigi dua kali sehari, ya!"

Mungkin ini yang kamu sering dengar dari dokter gigi atau dari orang tuamu. Bukan rahasia kalau kesehatan mulut bisa berdampak ke seluruh tubuh secara keseluruhan. Inilah yang ditemukan oleh sebuah studi terbaru, yang mana kesehatan mulut dan gigi ternyata bisa berdampak pada kesehatan otak.

Meneliti varian genetik yang mudah terkena gangguan gigi dan gusi

Studi: Gak Menjaga Kesehatan Mulut Berisiko Merusak Otakilustrasi sakit gigi (freepik.com/wayhomestudio)

Menjaga kesehatan gigi dan gusi bisa bukan hanya menguntungkan kesehatan mulut, tetapi juga kesehatan otak. Inilah hasil yang dipresentasikan oleh para peneliti Amerika Serikat (AS) dalam American Stroke Association’s International Stroke Conference 2023 pada 8–10 Februari 2023.

Pada 2014–2021, para peneliti AS meneliti hubungan antara kesehatan mulut dan otak antara 40.000 partisipan dewasa sehat dengan usia rata-rata 57 tahun. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menyeleksi partisipan yang memiliki 105 varian genetik yang membuat mereka lebih rentan mengalami karies, gigi palsu, atau ompong pada usia senja.

Hasil: Gangguan gigi dan gusi bisa picu gangguan otak

Para peneliti lalu menghubungkan antara faktor risiko genetik terhadap kesehatan oral yang buruk ini dengan kesehatan otak. Dengan pemindaian MRI, para peneliti memeriksa kerusakan di materi putih otak yang berarti gangguan memori, keseimbangan tubuh, dan mobilitas.

Selain itu, para peneliti juga meneliti kerusakan struktur mikro otak. Hasil ini bisa dilihat dari struktur otak yang berubah dibanding pindaian otak partisipan dewasa yang sehat. Apa yang ditemukan oleh para peneliti?

  • Mereka dengan varian genetik yang rentan mengalami gangguan gigi dan gusi memiliki risiko penyakit serebrovaskular terselubung. Ini terlihat dari kerusakan materi putih otak sebanyak 24 persen di hasil pindaian MRI.
  • Partisipan yang sama juga berisiko mengalami gangguan struktur otak, terlihat dari 43 persen kerusakan struktur mikro lewat pindaian MRI.

Baca Juga: Gigi Berlubang Jadi Penyebab Kesakitan Tertinggi di Indonesia  

Bisa sampai mengalami stroke?

Studi: Gak Menjaga Kesehatan Mulut Berisiko Merusak Otakilustrasi otak manusia (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia dan penyebab kematian kedua. Global Stroke Factsheet yang dirilis pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa risiko seumur hidup terkena stroke telah meningkat sebesar 50 persen selama 17 tahun terakhir, dan sekarang 1 dari 4 orang diperkirakan mengalami stroke seumur hidup mereka.

Berbagai studi juga menemukan bahwa penyakit gusi, ompong, dan masalah gigi dan mulut lainnya yang disebabkan oleh kebersihan gigi dan gusi yang tak terjaga bisa meningkatkan risiko stroke.

American Stroke Association menuliskan bahwa layaknya gaya hidup sehat bisa mencegah masalah kardiovaskular, otak juga bisa mendapat manfaat. 

Pemimpin studi dari Yale School of Medicine, Cyprien Rivier, M.D., M.S., mengatakan bahwa kesehatan mulut amat penting. Kesehatan mulut adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi dan bisa dicegah tanpa menghabiskan banyak waktu dan dana.

"Jika sebelumnya belum jelas adalah apakah kesehatan mulut yang buruk bisa berdampak ke fungsi otak, sekarang kita bisa lebih mengerti dengan sarana pemindaian saraf, seperti MRI," ujar Rivier dalam pernyataan resmi.

Kekurangan dalam penelitian tersebut

Beberapa studi terdahulu juga telah menunjukkan bahwa buruknya kesehatan mulut bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jantung hingga hipertensi. Pada 2019, sebuah penelitian dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa bakteri jahat di mulut, P. gingivalis, yang masuk ke otak dari gangguan gusi bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Anggota American Stroke Association dan direktur Neuroscience Institute di University of Cincinnati, Joseph P. Broderick, M.D., FAHA., memuji studi terbaru ini. Menurutnya, studi ini amat menarik dan bisa menjadi dasar dari penelitian di masa depan.

Sementara para peneliti AS meneliti faktor genetik, Broderick mengatakan bahwa faktor lingkungan dan komorbiditas juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan mulut. Selain itu, faktor genetik ini juga bisa terselubung faktor genetik lain yang lebih rentan terhadap diabetes, stroke, dan lainnya yang bisa berdampak ke otak.

"Karena orang dengan kesehatan otak buruk lebih cenderung abai terhadap kesehatan mulut ..., sulit untuk membuktikan hubungan kausalitas," tutur Broderick yang tidak terlibat dalam studi ini.

Halangan lain studi ini adalah bahwa para peneliti AS menggunakan data UK Biobank yang didominasi oleh bangsa Eropa dan yang tinggal di Britania Raya. Oleh sebab itu, diharapkan penelitian selanjutnya bisa melibatkan populasi dengan latar yang lebih beragam.

Pentingnya menjaga kesehatan gigi dan gusi setiap hari

Studi: Gak Menjaga Kesehatan Mulut Berisiko Merusak Otakilustrasi menyikat gigi (freepik.com/gpointstudio)

Tidak perlu takut sebenarnya. Semua ini tidak akan terjadi jika kamu mau menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jadi, apa saja yang bisa kamu lakukan? Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), langkah-langkah menjaga kesehatan gigi dan mulut mencakup:

  • Menyikat gigi dua kali sehari dan flossing setiap hari untuk menghilangkan plak.
  • Untuk para pengasuh lansia, bantu mereka menyikat gigi dua kali sehari dan flossing jika mereka tak mampu melakukannya sendiri.
  • Sikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluorida.
  • Berkonsultasi ke dokter gigi sekali setahun, meskipun tak ada masalah gigi.
  • Jangan merokok dan/atau mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Untuk pasien diabetes, terus kontrol kondisi karena diabetes bisa meningkatkan risiko komplikasi di gigi dan gusi. Jika ada komplikasi gusi, segera obati untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
  • Jika mengonsumsi obat yang membuat mulut kering, konsultasikan ke dokter untuk mengganti obat. Jika tidak memungkinkan, minum air putih atau kunyah permen karet bebas gula.
  • Segera ke dokter gigi jika kamu merasakan keanehan saat mengecap atau dari bau mulut.

Ingat, menjaga kesehatan gigi dan gusi bukan cuma sekadar penampilan. Kesehatan otak juga diuntungkan. Yuk, lebih waspada dengan kesehatan gigi!

Baca Juga: Kata Pakar, Ini Penyebab Anak Demam dan Rewel saat Tumbuh Gigi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya