Mengenal Diabetes Tipe 3 yang Mengganggu Fungsi Otak

Berkaitan dengan penyakit Alzheimer

Sebagian besar orang mengenal dua jenis diabetes, seperti diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas yang biasanya dipicu oleh autoimun, sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh menurunnya kepekaan tubuh terhadap insulin dan penurunan produksi insulin.

Namun, pernahkah kamu mendengar diabetes tipe 3? Diabetes tipe 3 pertama kali diperkenalkan oleh Suzanne de la Monte, seorang dokter yang meneliti dan melakukan bedah terhadap 45 otak mayat orang dengan penyakit Alzheimer.

Pada penelitian tersebut, ia menemukan bahwa ekspresi insulin makin menurun seiring memburuknya stadium penyakit Alzheimer. Suzanne juga melaporkan adanya penurunan jumlah reseptor insulin sebanyak 80 persen pada orang dengan penyakit Alzheimer jika dibandingkan dengan individu normal.

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit Alzheimer kerap disebut sebagai diabetes tipe 3 karena sejumlah peneliti menemukan bahwa insulin turut berperan terhadap fungsi kognitif dan memori, sementara pada orang dengan penyakit Alzheimer terjadi resistansi insulin pada sistem saraf pusat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer juga harus diklasifikasikan sebagai jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 3. Namun, diabetes tipe 3 saat ini belum menjadi istilah medis resmi. Hal ini tidak diakui oleh organisasi kesehatan besar.

Penyakit Alzheimer adalah kelainan otak yang makin memburuk seiring waktu. Penyakit ini ditandai dengan perubahan di otak yang menyebabkan penumpukan protein tertentu. Penyakit Alzheimer menyebabkan otak menyusut dan sel-sel otak akhirnya mati. Ini merupakan penyebab paling umum dari demensia, yaitu penurunan bertahap dalam ingatan, pemikiran, perilaku dan keterampilan sosial. Perubahan ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi.

1. Pengaruh insulin terhadap otak dan memori

Mengenal Diabetes Tipe 3 yang Mengganggu Fungsi Otakilustrasi gangguan memori diabetes tipe 3 (freepik.com/storyset)

Merujuk studi dalam jurnal Alternative Medicine Review tahun 2009 dan International Journal of Molecular Sciences tahun 2020, dijelaskan bahwa insulin berperan dalam aktivasi jalur sinyal yang terkait dengan pembelajaran dan ingatan jangka panjang. Pada otak yang sehat, insulin berikatan dengan reseptornya di otak sehingga terjadilah pembentukan memori. Sebagian besar reseptor insulin ada di beberapa bagian otak, terutama di bagian otak besar (korteks serebri) dan hipokampus (area penyimpanan memori).

Resistansi atau ketidakpekaan tubuh terhadap insulin menyebabkan penurunan sinyal insulin di sistem saraf pusat. Hal ini menyebabkan perubahan metabolisme otak. Perubahan metabolisme tersebut mengakibatkan peradangan saraf dan peningkatan toksisitas protein amyloidβ (Aβ). Amyloidβ inilah yang akan mengganggu fungsi insulin di otak dan menyebabkan otak menjadi resistan terhadap insulin.

Insulin juga berperan dalam fungsi neurologis dengan merangsang ekspresi ChAT (kolin asetiltransferase), suatu enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis asetilkolin.

Asetilkolin sendiri adalah senyawa yang penting dalam proses kognitif. Terjadinya diabetes tipe 3 juga dipengaruhi oleh faktor genetik, yang mana penyakit ini lebih rentan diidap oleh orang-orang yang memiliki gen apolipoprotein E4 (APOE4) dalam tubuhnya.

2. Gejala

Mengenal Diabetes Tipe 3 yang Mengganggu Fungsi Otakilustrasi gejala diabetes tipe 3 (freepik.com/pikisuperstar)

Sesuai dengan perjalanan penyakit, gejala penyakit Alzheimer berkaitan dengan gangguan fungsi berpikir. Beberapa gejala tersebut di antaranya:

1. Gangguan daya ingat

Hal ini disebabkan karena hipokampus adalah bagian otak yang pertama kali mengalami kerusakan pada orang dengan penyakit Alzheimer. Terjadi penurunan kemampuan untuk membentuk memori yang baru, sehingga penderita seringkali melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Oleh karena itu, penderita jadi sering membicarakan atau melakukan hal yang sama berulang kali.

2. Sulit berkonsentrasi

Orang dengan penyakit Alzheimer akan kesulitan memahami dan mengikuti suatu percakapan, serta memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan sesuatu.

3. Gangguan dalam berbicara dan berbahasa

Pasien penyakit Alzheimer akan kesulitan mengingat maupun menyusun kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan isi pikirannya.

4. Gangguan visuospasial

Akan terjadi kesulitan dalam beberapa kemampuan seperti mengenali warna, mengenali wajah sendiri, mengukur jarak, serta kesulitan membedakan dua benda yang mirip, contohnya sendok dan garpu.

5. Disorientasi tempat dan waktu

Orang dengan penyakit Alzheimer sering kali kebingungan perihal waktu dan tempat di mana mereka sedang berada. Mereka bisa berpikir bahwa mereka sedang berada dalam waktu yang berbeda pada hidupnya, seperti mengira mereka baru saja pergi berlibur ke suatu tempat, padahal kenyataannya mereka pergi ke tempat itu sudah beberapa tahun yang lalu.

6. Perubahan perilaku dan kepribadian

Penderita sering kali mengalami perubahan emosi yang drastis, menjadi cemas, curiga, depresi, ketakutan, dan bergantung secara berlebihan kepada anggota keluarga. Banyak yang kehilangan minat terhadap aktivitas dan hobi yang dulu mereka sukai. Seiring waktu, penderita makin menarik diri dari pergaulan sosial.

Sulit untuk dipastikan apakah perubahan suasana hati tersebut disebabkan oleh penyakit itu sendiri atau rasa frustrasi dalam diri karena kesulitan beraktivitas normal akibat gejala-gejala yang dialaminya.

Baca Juga: Diabetes Tipe 1,5: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Pengobatan

Mengenal Diabetes Tipe 3 yang Mengganggu Fungsi Otakilustrasi pasien demensia Alzheimer (freepik.com/jcomp)

Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan karena sel saraf orang dewasa memiliki kemampuan regenerasi yang buruk. Obat-obatan yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejala dan menghambat perburukan, sehingga memberikan kenyamanan untuk beraktivitas sehari-hari.

Obat-obatan yang digunakan meliputi penghambat kolinesterase, yang berfungsi mencegah pemecahan asetilkolin, salah satu bahan kimia otak yang penting bagi fungsi berpikir dan daya ingat.

Munculnya gagasan penyakit Alzheimer sebagai diabetes tipe 3 memberi kemungkinan pemberian terapi antidiabetes sebagai salah satu pendekatan dalam pengobatan penyakit ini. Namun, hingga saat ini efektivitas serta kebenaran dari penggunaan antidiabetes masih memerlukan studi lebih lanjut.

Mengupayakan pasien penyakit Alzheimer agar tetap aktif secara fisik maupun kognitif, tetap terlibat dalam pergaulan sosial, dan menerima dukungan moral sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghambat perburukan penyakit.

4. Pencegahan

Mengenal Diabetes Tipe 3 yang Mengganggu Fungsi Otakilustrasi lansia berolahraga (pexels.com/MarcusAurelius)

Olahraga dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan menghambat perburukan penyakit Alzheimer. Disarankan untuk melakukan olahraga aerobik intensitas sedang dengan durasi 30 menit, sebanyak 3 sampai 5 kali seminggu. 

Rutin menstimulasi otak dengan aktivitas yang positif, seperti mencoba hobi-hobi baru dan melakukan senam otak, juga sangat dianjurkan untuk memelihara fungsi otak. Pola makan tinggi serat, rendah lemak, rendah gula, dan rendah garam sangat dianjurkan untuk memperlambat perburukan penyakit, karena dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan menjaga kesehatan otak.

Diabetes tipe 3 adalah istilah yang digunakan oleh beberapa ahli untuk menggambarkan penyakit Alzheimer, tetapi organisasi kesehatan besar tidak mengenalinya sebagai jenis diabetes dalam klasifikasi mereka.

Para ilmuwan percaya bahwa resistansi insulin di otak dapat menyebabkan gejala khas penyakit Alzheimer, seperti plak amiloid, stres oksidatif, dan peradangan.

Meskipun para peneliti telah menyerukan penelitian lebih lanjut, tetapi mereka mengakui bahwa beberapa faktor tampaknya meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Ini termasuk kelebihan berat badan, minim aktivitas fisik, dan tekanan darah tinggi. Perubahan pola makan dan gaya hidup sehat untuk mengatur berat badan dan gula darah mungkin dapat berperan dalam mencegah penurunan kognitif.

Baca Juga: Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukan

Alicia Valentina Photo Writer Alicia Valentina

Medical student who enjoys to write.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya