Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer 

Jangan sampai tertukar memahami keduanya

Penuaan adalah aspek biologis yang tidak bisa dihindari oleh setiap makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Seiring berjalannya waktu, makhluk Tuhan paling sempurna ini terus mengalami pertumbuhan dan pergantian fase kehidupan. Dari mulai bayi, balita, anak-anak hingga lansia. Perubahan ini tentu bukan hanya soal umur dan fisik, tetapi juga terkait kualitas organ tubuh. 

Ketika kita memasuki usia 50 atau 60 tahun ke atas, kualitas dan fungsi organ tubuh makin berkurang. Meski teknologi sudah berkembang pesat, pada kenyataannya, tidak ada yang mampu menghentikan keniscayaan ini. Berbagai macam penyakit akibat penurunan fungsi organ tubuh pun bermunculan. Satu hal yang kerap terjadi adalah demensia dan penyakit Alzheimer.

Dua penyakit tersebut diakibatkan oleh penurunan kualitas otak dan sama-sama berdampak pada berkurangnya daya ingat. Kemiripan tersebut sering kali membuat banyak orang menganggap keduanya serupa dan menyebutnya sebagai pikun. Akan tetapi, dari sudut pandang medis terdapat perbedaan antara keduanya.

Agar dapat lebih memahami perbedaan demensia dan penyakit Alzheimer, mari simak uraian berikut!

1. Secara medis, keduanya beda definisi dan cakupan

Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer ilustrasi pasien dengan penyakit Alzheimer (pexels.com/Kindel Media)

Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), demensia adalah istilah umum untuk penurunan fungsi kognitif atau kemampuan berpikir, mengingat, dan berargumen, yang mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Penyebutan "istilah umum" ini karena demensia bukanlah satu penyakit tunggal.

Mengutip Alzheimer Association, demensia memiliki cakupan lebih luas akibat perubahan fungsi otak, di antaranya: demensia vaskular, demensia frontotemporal, demensia Lewy body, penyakit Alzheimer, dan sebagainya.

Berkaitan dengan itu, Alzheimer merujuk pada kelainan yang memengaruhi bagian otak terkait dengan pembelajaran, sehingga gejala awal sering kali terjadi perubahan daya ingat, kemampuan berpikir, dan nalar, seperti dilansir Mayo Clinic. Alzheimer adalah jenis paling umum dari demensia.

Jadi, ditinjau dari definisi, bisa disimpulkan bahwa demensia memiliki beberapa cakupan dan penyakit Alzheimer adalah salah satunya.

2. Memiliki perbedaan penyebab

Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer ilustrasi demensia (unsplash.com/Pawel Czerwinski)

Dilansir Keystone Health, pada umumnya demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak karena hal-hal berikut:

  • Penyalahgunaan obat.
  • Penyakit yang disebabkan oleh penuaan (degeneratif).
  • Depresi.
  • Infeksi.
  • Stroke.
  • Gangguan pembuluh darah.
  • Genetika keluarga.
  • Sindrom Down.
  • Cedera kepala.

Sementara itu, penyakit Alzheimer, menurut penelitian terbaru, disebabkan oleh pengendapan protein di otak otak yang menghambat asupan nutrisi hingga membuat sel-sel otak rusak dan paling parah membuatnya mati.

Baca Juga: Studi: Jalan Lambat Bisa Menandakan Demensia pada Lansia

3. Meski hampir sama, gejala demensia lebih banyak

Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer ilustrasi demensia (unsplash.com/Tessa Rampersad)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Alzheimer merupakan salah satu bagian dari demensia yang paling banyak ditemui. Secara statistik, WHO mencatat terdapat 60–70 persen kasus demensia berbentuk Alzheimer.

Biasanya, kemunculan gejala demensia pada tahap awal serupa dengan gejala Alzheimer, antara lain:

  • Mudah lupa, khususnya terkait informasi baru yang didapat.
  • Kesulitan untuk melakukan rancangan atau pemecahan masalah.
  • Merasa tidak mampu menyelesaikan tugas yang familier.
  • Tidak mampu memahami waktu dan tempat.
  • Bermasalah terhadap penglihatan.
  • Kesusahan mempelajari bahasa atau kata baru.
  • Kehilangan kemampuan navigasi.
  • Kerap mengalami naik turun suasana hati dan kepribadian.

Sementara itu, gejala demensia secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yakni:

  • Tahap awal: Gejala yang terjadi pada tahap ini adalah mudah lupa. Bisa terkait pengetahuan, waktu, dan nagivasi. 
  • Tahap menengah: Seseorang biasanya menderita kelupaan yang lebih parah, kebingungan saat di rumah, kesulitan berkomunikasi, dan mengalami perubahan perilaku. Jika muncul gejala ini, penderita sudah mulai membutuhkan pendampingan. 
  • Tahap lanjut: Tahap ini adalah akumulasi dari kedua gejala dan ada beberapa gejala tambahan, yakni sama sekali tidak sadar tentang waktu dan tempat, sulit mengenali kerabat atau teman, dan kesulitan berjalan.

Jika ada orang terdekat kamu mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

4. Pengobatan demensia dan Alzheimer

Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer ilustrasi pasien penyakit Alzheimer (pixabay.com/geralt)

Dilansir Healthline, perawatan untuk demensia akan tergantung pada penyebab pasti dan jenis demensia, tetapi banyak perawatan untuk demensia dan Alzheimer akan tumpang tindih.

Tidak ada obat untuk Alzheimer yang tersedia, tetapi ini ada beberapa pilihan untuk membantu mengelola gejala penyakit, yang meliputi:

  • Obat untuk perubahan perilaku, seperti antipsikotik.
  • Obat untuk kehilangan memori, yang meliputi inhibitor cholinesterase donepezil (Aricept) dan rivastigmine (Exelon), dan memantine (Namenda).
  • Pengobatan alternatif yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi otak atau kesehatan secara keseluruhan, seperti minyak kelapa atau minyak ikan.
  • Obat untuk perubahan pola tidur.
  • Obat depresi.

Sementara untuk pengobatan demensia, dalam beberapa kasus, mengobati kondisi penyebab demensia bisa membantu. Kondisi yang paling mungkin untuk merespons pengobatan termasuk demensia yang disebabkan oleh:

  • Obat-obatan.
  • Tumor.
  • Gangguan metabolisme.
  • Hipoglikemia.

Dalam kebanyakan kasus, demensia tidak reversibel. Namun, banyak jenis yang dapat diobati. Obat yang tepat dapat membantu mengelola demensia. Perawatan untuk demensia akan tergantung pada penyebabnya. Misalnya, dokter sering mengobati demensia yang disebabkan oleh penyakit Parkinson, Alzheimer, dan demensia Lewy body dengan cholinesterase inhibitor.

Perawatan untuk demensia vaskular akan fokus pada pencegahan kerusakan lebih lanjut pada pembuluh darah otak dan mencegah stroke.

Orang dengan demensia juga dapat memperoleh manfaat dari layanan pendukung dari pembantu kesehatan di rumah dan pengasuh lainnya. Fasilitas hidup berbantuan atau panti jompo mungkin diperlukan saat penyakit berkembang.

Itulah sekilas perbedaan antara demensia dan Alzheimer. Sekilas tampak serupa, tetapi tidak sama. Setelah membaca artikel semoga kamu tak lagi salah membedakannya, ya!

Penulis: Muhammad Fakhriansyah

Baca Juga: Studi: Gen MGMT Tingkatkan Risiko Alzheimer pada Perempuan

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya