TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Hasil Penelitian Terbaru COVID-19, Ada Spesimen Virus di Sperma?

Untuk antisipasi, karena ada penemuan yang akan dikaji ulang

bbmri-eric.eu

COVID-19 terus menerus menjadi perhatian masyarakat. Selain penyebarannya yang masih marak, banyak beredar kabar SARS-COV-2 tersebut masih terus bermutasi. Tidak salah jika sampai sekarang masih terus berkembang berbagai hasil penelitian terkait virus tersebut, dan beredar luas di internet.

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang telah didapat terkait COVID-19 hingga artikel ini diterbitkan. Bukan tidak mungkin di hari-hari ke depannya, penelitian lebih lanjut menguak hal baru.

1. COVID-19 masih terus bermutasi

wired.com

Sebelum adanya laporan tiga mutasi baru di Indonesia, peneliti di Tiongkok sudah terlebih dahulu menunjukkan hasil penelitian tersebut. Jurnal tersebut dimuat situs medrxiv.org dan dalam laporannya, peneliti Zhejiang University menemukan ada 33 mutasi di genom virus tersebut.

Sebanyak 19 di antaranya merupakan mutasi baru. Ini menjadi bukti akan teori mereka: SARS-CoV-2 ke depannya masih akan terus berevolusi.

2. Pria lebih berisiko untuk meninggal karena virus ini

france24.com

Frontiersin.org merilis jurnal yang menginformasikan bagaimana perbedaan jenis kelamin bisa mempengaruhi hasil infeksi COVID-19. Penelitian itu melihat bahwa pasien pria COVID-19 cenderung punya kondisi yang lebih parah daripada pasien perempuan.

Data yang didapatkan jurnal tersebut menunjukkan angka kematian pada pria mencapai 70 persen, Jumlahnya 2,4 kali lipat dari wanita. Sementara pria dan wanita memiliki kerentanan yang sama, pria lebih rentan terhadap kematian akibat COVID-19.

3. AC diperkirakan bisa menjadi medium penularan, masih dalam penelitian lebih lanjut

indiatribune.com

Sudah ada laporan COVID-19 dapat menempel di udara. Hal itu semakin didukung dengan satu fenomena yang terjadi di Guangzhou. Dituliskan IFLScience, pada 24 Januari 2020 ada sekelompok orang yang makan di sebuah restoran tertutup menggunakan AC dan salah satu keluarga yang makan baru pulang dari Wuhan.

Sore hari sepulang makan di restoran tersebut, salah seorang anggota keluarga yang pulang dari Wuhan merasa sakit dan ke rumah sakit. Lalu pada 5 Februari, sembilan orang lainnya yang makan di restoran yang sama juga terkena. Peneliti berhipotesis penularan tersebut disebabkan karena AC yang meniup cairan tubuh manusia dan berputar di dalam restoran.

Baca Juga: Penderita Obesitas Mudah Tertular dan Menularkan COVID-19

4. Obesitas mampu memperparah kondisi pasien COVID-19

the-sun.com

Terdapat data dari Hopkins Hospital, Amerika menunjukkan pasien-pasien COVID-19 muda bermunculan sejak Maret 2020. Bukan hanya muda, kebanyakan dari mereka juga merupakan penderita obesitas. Dalam analisis jurnal tersebut, obesitas dinilai mampu membatasi perputaran udara dalam sistem pernapasan hingga menyebabkan infeksi yang lebih parah.

5. Kesehatan mental mulai meningkat seiring pandemik

pinterest

Laporan dari VOA News menyebutkan adanya angka kenaikan permasalahan mental di Amerika. Dilansir dari data poling Kaiser Family Foundation yang mensurvei 1.226 warga Amerika pada 25 hingga 30 Maret 2020, setidaknya 45 persen orang dewasa melaporkan dirinya mengalami efek negatif akibat krisis ini.

Malahan 19 persennya mengatakan dampaknya sangat besar. Info tambahan datang Mental Health America (MHA) bahwa angka kecemasan dari Januari ke April meningkat hingga 70 persen dan depresi 64 persen.

6. Telah diakui ada gejala baru dari COVID-19

gotpainarizona.com

Masalah gejala COVID-19 yang berbeda telah banyak dilaporkan jurnal-jurnal kesehatan. Hanya saja Centers for Disease Control and Prevention (CDC) baru resmi menginformasikannya pada April 2020 lalu. Ada enam tambahan gejala baru yang bisa dirasakan penderita COVID-19, yaitu menggigil, gemetar, otot sakit, sakit kepala, sakit tenggorokan dan kehilangan indra perasa atau penciuman.

7. Spesimen virus Corona ditemukan di sperma

medscape.com

Dilaporkan oleh Forbes pada 11 Mei, dikatakan para peneliti kesehatan menemukan adanya spesimen SARS-COV-2 pada sperma pria. Penelitian kecil tersebut mendapatkan enam pasien di Shangqiu atau sekitar 15,8 persen dari 38 pasien COVID-19 yang diperiksa mengalami hal tersebut.

Empat pria berada dalam tahap infeksi akut, sedangkan dua lainnya sudah sembuh. Tidak diketahui apakah penemuan ini mengindikasikan COVID-19 bisa ditularkan secara seksual atau tidak, ada kemungkinan tapi belum tentu.

Para peneliti mengatakan bahwa ini masih berupa penemuan awal, dan hanya berdasarkan pada sejumlah kecil pria yang terinfeksi, diperlukan lebih banyak penelitian untuk melihat apakah penularan seksual mungkin ada andil dalam pandemik Covid-19.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui informasi lebih rinci terkait pelepasan virus, waktu bertahan hidup, dan konsentrasi dalam air mani,” tulis tim peneliti dalam sebuah riset yang diterbitkan di Journal of American Medical Association.

8. WHO melihat bahwa rokok mampu memperparah infeksi COVID-19

freepik.com

World Health Organization (WHO) memberikan pernyataan baru pada 11 Mei 2020. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa merokok memungkinkan adanya infeksi yang lebih parah kepada penderita COVID-19.

Data itu didapat lewat laporan penelitian WHO sendiri yang dilakukan pada 29 April 2020. Lebih lanjut lagi, para perokok punya risiko besar untuk meninggal akibat komplikasi penyakit yang didapat dari merokok dan infeksi COVID-19.

Baca Juga: Kuatkan Tubuhmu, Ini Cara Kerja Sistem Imun Lawan Infeksi Virus Corona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya