TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kandungan Berbahaya Polusi Udara Paling Umum, Sering Kita Hirup!

Dampaknya perlahan, tetapi pasti

ilustrasi polusi udara karena asap kendaraan bermotor (unsplash.com/Adrian Pranata)

Buat kamu yang tinggal di perkotaan, menikmati udara segar merupakan kemewahan tersendiri. Asap dari lalu-lalang kendaraan bermotor membuat oksigen yang dihirup tak sepenuhnya aman. Malah ada banyak kandungan atau materi berbahaya yang bila terus dihirup bakal berimbas pada kesehatan kamu.

Inilah beberapa kandungan polusi udara berbahaya yang paling umum dan tanpa disadari sering kita hirup!

1. Materi partikulat (PM10 dan PM2.5)

ilustrasi grafis partikel polusi (epa.gov)

Materi partikulat (particulate matter) atau polusi partikel merupakan partikel super kecil yang biasanya berbentuk tetesan cairan yang ada di udara. Secara kandungannya, bahan berbahaya ini bisa mengandung nitrat, sulfat, besi, partikel debu, dan alergen.

Dilansir berbagai sumber, polusi partikel memiliki dua tipe berdasarkan ukurannya, yaitu PM10 dan PM2.5. Angka 10 dan 2.5 itu merupakan ukuran partikel tersebut. PM10 artinya partikel polusinya berukuran 10 mikrometer, sedangkan PM2.5 partikelnya berukuran 2,5 mikrometer.

Dilansir NSW Government, dampak negatif partikel polusi ini bergantung dari seberapa lama kamu terpapar polusi tersebut. Dalam jangka waktu pendek, kamu bisa mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Orang-orang dengan asma dan penyakit paru pun bisa mengalami kekambuhan atau perburukan.

Untuk dampak jangka panjang, polusi partikel bisa menyebabkan penurunan fungsi paru, memicu penyakit pernapasan, meningkatkan laju perkembangan penyakit, serta bisa mengurangi harapan hidup. Sudah ada banyak penelitian yang mengaitkan polusi partikel dengan kondisi penyakit paru-paru dan jantung.

Baca Juga: Studi: Terpapar Polusi Udara Sejak Dini Ancam Kesehatan Mental

2. Ozon (O3)

ilustrasi ozon (air.plumelabs.com)

Ozon adalah gabungan komposisi tiga atom oksigen. Jangan samakan dengan oksigen yang biasa kita hirup (O2). Penambahan atom ketiga menyebabkan udara tidak stabil, menjadikannya bisa setara dengan gas beracun.

Benar bahwa ozon ditemukan di lapisan langit dan berkat ozon pula, kita terlindungi dari paparan langsung ultraviolet. Akan tetapi, ketika ozon itu berada di permukaan darat dan terkumpul hingga menciptakan konsentrasi yang tinggi, beragam gangguan kesehatan bisa terjadi, seperti:

  • Iritasi pada mata, tenggorokan, hidung, dan saluran pernapasan. Umumnya ditunjukkan dengan gejala batuk, tenggorokan gatal, hingga rasa tidak nyaman di dada
  • Berkurangnya fungsi paru. Kamu menjadi susah menghirup udara dalam-dalam
  • Kambuhnya asma dan penyakit paru
  • Meningkatnya kemungkinan infeksi pernapasan
  • Kerusakan paru-paru walau gejala telah hilang

Menurut keterangan dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), ozon darat tidak terbentuk alami seperti yang ada di stratosfer. Ozon darat terbentuk melalui emisi buatan dari senyawa organik yang mudah menguap dan nitrogen oksida, serta ditambah panas dan sinar matahari. Beberapa contoh objek yang menimbulkan ozon darat adalah bensin, cat, insektisida, pembersih, hingga manufaktur kimia.

3. Nitrogen dioksida (NO2)

ilustrasi polusi udara nitrogen dioksida (ionscience.com)

Nitrogen dioksida datang dari emisi gas kendaraan bermotor, limbah industri, hingga segala macam gas. Laporan berjudul "Dampak NOx terhadap Lingkungan" dalam Jurnal Ilmiah Kurva Teknik tahun 2013 menyebutkan bahwa tingkat NO2 seketika meningkat saat memasuki jam kerja yang mana kendaraan bermotor lalu-lalang.

Sedikit banyak, NO2 mendukung terjadinya ozon darat. Itu berarti ada kemungkinan kamu mendapatkan masalah ganda ketika berada di lingkungan yang banyak kandungan NO2-nya. Secara umum, dampak negatif NO2 akan banyak memengaruhi masalah pernapasan, yaitu meningkatkan kemungkinan kambuh dan infeksi paru bagi penderita asma, lebih seringnya terjadi serangan asma, sampai peradangan.

Salah satu kasus kesehatan paparan NO2 yang cukup mengerikan belakangan ini adalah ledakan di Beirut, Lebanon, pada Agustus 2020 silam. Ledakan tersebut tak hanya menyebabkan kerusakan parah, tetapi juga banyaknya laporan kasus orang-orang yang mengalami kesulitan bernapas.

4. Karbon monoksida (CO)

ilustrasi polusi udara karbon monoksida (health.clevelandclinic.org)

CO dianggap sebagai salah satu gas paling berbahaya mengingat ia tak berbau dan tak berwarna. Mereka yang mengalami gejala keracunan CO tidak menyadari mereka sedang terpapar. Seringnya gas ini datang saat karbon di bahan bakar tidak sepenuhnya terbakar dan bocor, lalu mengarah ke korbannya.

Yang menjadikan CO berbahaya adalah kemampuannya dalam mengurangi kadar oksigen pada seluruh organ dan jaringan. Penderitanya menjadi seperti mengalami gejala flu: sakit kepala, pusing, kebingungan, mual, dan lemas. Mereka yang punya komorbid jantung juga akan merasakan sesak di dada.

Dalam kadar yang lebih tinggi, CO membuat orang-orang yang menghirupnya akan mengalami masalah penglihatan dan koordinasi. Tak jarang beberapa orang seakan mengalami ilusi.

Jika terlalu tinggi, bukan tidak mungkin CO dapat menyebabkan kematian. Perlu diketahui, pada bayi baru lahir, paparan CO bisa memberikan efek kesehatan jangka panjang di kemudian hari.

Baca Juga: 7 Dampak Fatal Polusi untuk Kesehatan, dari Alzheimer hingga Diabetes

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya